Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadwal Libur Maulid Nabi Muhammad SAW 2022 dan Sejarahnya

Baca di App
Lihat Foto
ROSYID A AZHAR
Warga Desa Bongo membawa kue kolombengi yang menghias tolangga (usungan) dari rumah ke masjid tua. Atraksi wisata ini dilakukan saat perayaan walima (Maulid Nabi Muhammad). Warga juga menghias desa dengan janur, dan membaca dikili (zikir) di masjid semalam suntuk,
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Maulid Nabi Muhammad SAW adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriah.

Pada 2022, 12 Rabiul Awal jatuh pada 8 Oktober 2022 sebagaimana tertulis dalam Surat Keputusan Bersama 3 Menteri (SKB 3 Menteri).

Berdasarkan SKB tersebut, hari Maulid Nabi Muhammad SAW diperingati sebagai hari libur nasional.

Baca juga: Menjelajahi Salah Satu Museum Islam Terbesar di Dunia Secara Virtual

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Dirjen Bimas) Kemenag, Kamaruddin Amin menegaskan bahwa pemerintah tidak mengubah jadwal libur Maulid Nabi 2022.

"Maulid Nabi tanggal 12 Rabiul Awal jatuh pada tanggal 8 atau 7 malam," ujarnya, dilansir dari Kompas.com, Selasa (4/10/2022).

Menurutnya, Indonesia sudah memasuki tanggal 12 Rabiul Awal 1444 H pada Jumat, (7/10/2022) malam.

Artinya, jadwal libur Maulid Nabi 2022 tidak mengalami perubahan dan dirayakan pada Sabtu, 8 Oktober 2022.

Baca juga: Libur Maulid Nabi 2022 Tanggal Berapa? Ini Kata Kemenag dan BRIN


Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW 2022

Dilansir dari Jabar NU, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW sudah dilakukan oleh umat Islam sejak tahun kedua hijriah.

Hal ini sebagaimana tertulis dalam buku Sejarah Maulid Nabi (2015) yang dicatat oleh Ahmad Sauri. Catatan itu merujuk pada Nuruddin Ali dalam kitabnya Wafa’ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa.

Tak hanya itu, dalam literatur yang sama, dijelaskan pula bahwa seseorang bernama Khaizuran (170 H/786 M) yang merupakan ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid datang ke Madinah untuk memerintahkan penduduk mengadakan perayaan kelahiran Nabi Muhammad di Masjid Nabawi.

Baca juga: Syarat Lowongan Pendamping Proses Produk Halal Kemenag 2022, Apa Saja?

Dari Madinah, Khaizuran juga menyambangi Mekkah dan melakukan perintah yang sama kepada penduduk Mekkah untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad.

Di Indonesia, umat Islam memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dengan beragam acara.

Misalnya, merayakan Maulid dengan membaca Manakib Nabi Muhammad dalam Kitab Maulid Barzanji, Maulid Simtud Dhurar, Diba’, Saroful Anam, Burdah, dan lain-lain.

Setelah itu, masyarakat biasanya akan menyantap makanan bersama-sama yang disediakan oleh warga secara gotong royong.

Baca juga: Kapan Maulid Nabi 2022? Ini Penjelasan Kemenag dan BRIN

Sejarah singkat kelahiran Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad SAW diyakini lahir pada 12 Rabiul Awal, Tahun Gajah.

Nabi Muhammad SAW lahir dari rahim Aminah binti Wahab bin Abdu Manaf sebagai anak yatim.

Ayahnya, Abdullah bin Abdul Muthalib meninggal dalam perjalanan niaga dari Syam ketika singgah ke tempat saudara ibunya di Yatsrib.

Kelahiran Nabi juga disebut sebagai tahun Gajah lantaran saat itu Abrahah, penguasa Yaman berniat menghancurkan Kabah sebagaimana tertulis dalam Surah al-Fil (105).

Dilansir dari NU Online, pada saat peristiwa itulah, Muhammad SAW lahir, tepatnya pada 571 M.

Baca juga: Sejarah Madinah, Kota Peristirahatan Terakhir Nabi Muhammad SAW

Saat itu, pasukan gajah Abrahah gagal menghancurkan Kabah setelah kawanan burung Ababil dari berbagai penjuru dengan membawa batu-batu dari tanah terbakar.

Batu-batu itu ditimpakan ke kepala bala tentara Abrahah untuk menghancurkan pasukan Abrahah yang hendak menyerang Kabah.

Tak hanya itu, kelahiran Nabi Nabi Muhammad SAW juga berbarengan dengan beberapa peristiwa lainnya, seperti terhimpitnya jazirah Arab oleh dua imperium besar, yakni Romawi dan Persia.

Keduanya memperebutkan wilayah Hijaz di Timur Tengah yang waktu itu belum terkuasai.

Di momen kelahiran Nabi Muhammad SAW, istana Kisra berguncang hingga 14 ruangannya runtuh dan api di negeri Persia yang selalu disembah kaum Majusi padam seketika.

Padahal, api itu telah menyala selama 1.000 tahun. Hal itu diyakini bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW telah "memadamkan api" penganut Majusi dan menandai kemunculan penyampai pesan "ketuhanan" di tengah impitan imperium Romawi dan Persia.

Baca juga: Sejarah dan Asal-Usul Nama Mekkah, Kota Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi