Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Dimulainya Serangan AS ke Afghanistan

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi tentara Amerika Serikat yang bergerak ketika terjadi invasi.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Hari ini 21 tahun lalu, tepatnya 7 Oktober 2001, koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) memulai serangan terhadap Afghanistan yang dikuasai Taliban.

Invasi ini merupakan awal mula serangan panjang AS ke Afghanistan dengan tujuan "perang melawan teroris" dan tanggapan atas peristwa 11 September 2001.

Konflik di Afghanistan berlangsung hingga dua dekade dan menjadi perang terpanjang dalam sejarah AS.

Dilansir dari History, invasi ke Afghanistan dimaksudkan untuk menargetkan pimpinan organisasi al-Qaeda, Osama bin Laden, yang berbasis di negara itu.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Osama bin Laden diyakini berlindung di bawah pemerintahan Taliban yang telah menguasai Afghanistan sejak 1996.

Baca juga: Militer Rusia Kerahkan Puluhan Kapal Perang ke Laut Jepang, Ada Apa?

Masa-masa invasi AS

Pada minggu-minggu sebelum invasi, baik AS dan Dewan Keamanan PBB telah menuntut agar Taliban menyerahkan Osama bin Laden untuk diadili.

Namun, tawaran yang diberikan Taliban untuk mengadili Osama bin Laden di pengadilan Islam, tidak memuaskan AS.

Invasi AS dimulai dengan pengeboman udara terhadap instalasi Taliban dan al-Qaeda di Kabul, Kandahar, Jalalabad, Konduz, dan Mazar-e-Sharif.

Pesawat koalisi lainnya menerbangkan pasokan kemanusiaan untuk warga sipil Afghanistan.

Setelah serangan udara melemahkan pertahanan Taliban, AS memulai invasi darat, dengan dukungan dari negara-negara lain.

Baca juga: Amerika Serikat Peringatkan Warganya soal Balas Dendam Kelompok Teroris Setelah Kematian Pemimpin Al Qaeda Ayman Al Zawahiri

Sebulan invasi AS

Sebulan invansi, tepatnya pada 12 November 2001, para pejabat Taliban dan pasukan mereka mundur dari ibu kota Kabul.

Pada awal Desember 2001, Kandahar, benteng terakhir Taliban, telah jatuh dan pemimpin Taliban Mullah Mohammed Omar bersembunyi.

Pejuang Al-Qaeda terus bersembunyi di wilayah pegunungan Tora Bora Afghanistan.

Mereka juga terlibat pertempuran dengan pasukan anti-Taliban yang didukung oleh pasukan khusus AS.

Al-Qaeda pun segera memprakarsai gencatan senjata yang diyakini sebagai taktik untuk memberi waktu kepada Osama bin Laden dan anggota kunci al-Qaeda lainnya untuk melarikan diri ke negara tetangga Pakistan.

Baca juga: Hubungan China dan AS Memanas, Hikmahanto: AS Sebaiknya Meminta Maaf

Perang gerilya pasukan al-Qaeda dan Taliban dengan AS

Pada pertengahan Desember, bunker dan kompleks gua yang digunakan oleh al-Qaeda di Tora Bora telah direbut, tetapi tidak ada tanda-tanda keberadaan bin Laden.

Setelah Tora Bora direbut, dewan agung pemimpin suku Afghanistan Hamid Karzai ditunjuk sebagai pemimpin sementara, sebelum akhirnya terpilih menjadi Presiden Afghanistan pertama yang dipilih secara demokratis pada 7 Desember 2004.

Bahkan, saat Afghanistan mulai mengambil alih langkah pertama menuju demokrasi, pasukan al-Qaeda dan Taliban mulai berkumpul kembali di wilayah perbatasan pegunungan antara Afghanistan dan Pakistan.

Selama dekade berikutnya, mereka terus melakukan perang gerilya dengan pasukan AS dan bertanggung jawab atas banyak serangan yang menewaskan pejabat pemerintah Afghanistan dan penculikan orang asing.

Meskipun perjanjian damai ditandatangani antara pasukan Taliban dan AS pada Februari 2020, namun permusuhan di kedua belah pihak terus berlanjut.

Baca juga: Lebih dari 200 Kasus pada 2022, Mengapa Penembakan Massal Kerap Terjadi di AS?

Perang di Afghanistan berakhir

Kini AS telah menarik penuh seluruh pasukannya, sebagai bagian dari janji Presiden Joe Biden untuk mengakhiri perang di Afghanistan.

Selama 20 tahun konflik, lebih dari 3.500 tentara koalisi AS tewas, dengan lebih dari 20.000 tentara terluka.

Sekitar 69.000 pasukan keamanan Afghanistan tewas, serta 51.000 warga sipil, dan 51.000 militan.

Menurut PBB, sekitar 5 juta warga Afghanistan telah mengungsi akibat perang sejak 2012, menjadikan negara itu sebagai populasi pengungsi terbesar ketiga di dunia.

Baca juga: 10 Negara dengan Militer Terkuat di Dunia 2022, AS Nomor 1

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi