Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hujan Mengguyur Banyak Daerah, Apakah Sudah Masuk Musim Penghujan?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/M. Elgana Mubarokah
Memasuki musim penghujan BPBD Kabupaten Bandung menyiapkan pelbagai langkah strategis antisipasi dampak yang terjadi, pasalnya wilayah Kabupaten Bandung tergolong daerah yang rawan bencana
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Hujan lebat akhir-akhir ini dilaporkan mengguyur beberapa daerah di Indonesia.

Tak sedikit di antaranya bahkan menyebabkan banjir dan tanah longsor.

Di Bengkulu, lima kabupaten terdampak banjir akibat hujan deras yang mengguyur pada Kamis (6/10/2022) hingga Jumat (7/10/2022).

Seorang warga dari Kabupaten Rejang Lebong dilaporkan meninggal dunia setelah terseret arus banjir.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi banjir juga dilaporkan di sejumlah wilayah di Jawa.

Di Jakarta Selatan, tiga siswa MTsN 19 Pondok Labu, Cilandak meninggal dunia akibat tertimpa tembok sekolah yang rubuh setelah diterjang banjir.

Baca juga: BMKG: Cuaca Ekstrem di Jabodetabek Diprediksi Masih Terjadi 5 Hari ke Depan

Dengan banyaknya wilayah yang diguyur hujan, apakah saat ini Indonesia sudah memasuki musim penghujan?

Periode peralihan musim kemarau ke musim hujan

Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Maming Saepudin mengatakan, beberapa wilayah di Indonesia pada periode Oktober ini masih memasuki periode peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.

"Awal musim hujan di sebagian wilayah Indonesia mulai masuk di November 2022 termasuk wilayah Jabodetabek," kata Maming kepada Kompas.com, Sabtu (8/10/2022).

Menurutnya, terdapat peningkatan aktivitas dinamika atmosfer hingga sepekan ke depan.

Peningkatan dinamika atmosfer tersebut, misalnya aktifitas low pressure yang berdampak pada terbentuknya pola pertemuan dan perlambatan angin.

Baca juga: Apa Penyebab Hujan Lebat Belakangan? Ini Penjelasan BMKG


Tak hanya itu, aktivitas gelombang atmosfer Madden-Julian Oscillation (MJO), Kelvin Wave, dan Rossby Wave juga secara umum dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan, khususnya di Indonesia bagian barat dan tengah.

"Kondisi tersebut yang saat ini menjadi pemicu meningkatnya potensi hujan dan cuaca ekstrem di beberapa wilayah Indonesia dalam sepekan ke depan," jelas dia.

Selain bencana hidrologi, aktivitas atmosfer tersebut juga dapat menyebabkan gelombang tinggi dengan kisaran lebih dari 2,5 meter di sejumlah perairan Indonesia.

Baca juga: Melihat Cara Belanda Mengatasi Banjir...

Waspada gelombang tinggi

Perairan yang akan mengalami gelombang tinggi adalah wilayah perairan Utara Sabang, perairan Barat Sumatera, Samudera Hindia Barat Sumatera, serta Selat Sunda bagin barat dan selatan.

Kemudian perairan selatan Jawa hingga Bali, perairan selatan selaran Lombok hingga Sumba, Samudera Hindia selatan Jawa hingga Nusa Tenggara, dan Laut Natuna.

Maming pun mengimbau kepada masyarakat agar selalu waspada terhadap kondisi cuaca yang tidak menentu.

Baca juga: Sederet Fakta Robohnya Tembok MTsN 19 Jakarta

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara membersihkan rumah setelah banjir

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi