Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Foto Mata Merah Disebut akibat Terkena Gas Air Mata, Ini Kata Dokter

Baca di App
Lihat Foto
Twitter: @nataliamwijanto
Tangkapan layar twit soal kondisi mata merah karena terkena gas air mata.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Unggahan berisi informasi mengenai adanya kondisi mata merah yang disebut akibat terkena gas air mata pada tragedi Kanjuruhan viral di media sosial, Minggu (9/10/2022).

Sebagai informasi, penembakan gas air mata terjadi usai laga Arema FC vs Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10/2022) malam.

"Sudah seminggu, kondisi mata korban gas air mata di Kanjuruhan masih merah seperti ini. Sumber : Save Our Soccer," tulis pengunggah dalam twit.

Baca juga: ACAB dan 1312 Ramai Disebut sejak Tragedi Kanjuruhan, Apa Artinya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengenal Apa Itu Gas Air Mata, Efek, dan Cara Mengurangi Dampaknya...

Dalam twit juga memperlihatkan tiga foto mata yang mengalami kemerahan pekat.

Hingga Minggu (9/10/2022), twit itu sudah diretwit sebanyak 4.455 kali dan disukai sebanyak 23.500 kali oleh pengguna Twitter lainnya.

Lalu, apa nama kondisi mata merah yang viral di medsos tersebut, dan bagaimana cara penyembuhannya?

Penjelasan dokter

Dokter spesialis mata bidang retina di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Grimaldi Ihsan mengatakan, kondisi mata yang terlihat pada twit viral itu dinamakan perdarahan subkonjungtiva.

"Itu perdarahan subkonjungtiva namanya," ujar Grimaldi kepada Kompas.com, Minggu (9/10/2022).

Ia menduga, orang yang mengalami perdarahan subkonjungtiva setelah terkena gas air mata kemungkinan mengalami iritasi.

"Tampaknya akibat iritasi dan mungkin dikucek sehingga pembuluh darah pecah," lanjut dia.

Baca juga: Imbas Tragedi Kanjuruhan, Ini Sederet Sanksi untuk Arema FC

Menurut dia, perdarahan subkonjungtiva umumnya disebabkan oleh benturan, atau tekanan pada pembuluh darah mata yang tinggi atau konsumsi obat-obat pengencer darah, termasuk terkena gas air mata.

Grimaldi menambahkan, kondisi itu tidak berbahaya dan dapat sembuh sendiri.

"Biasanya tidak berbahaya dan dapat sembuh sendiri dalam waktu 1-2 minggu," lanjut dia.

Namun, jika mengalami perdarahan subkonjungtiva, ada baiknya memeriksakan hal itu terlebih dulu ke dokter mata.

Dengan konsultasi ke dokter mata, maka pasien akan mengetahui apakah perlu penanganan lebih lanjut atau tidak.

Baca juga: Viral, Unggahan Mata Merah seperti Berdarah, Ini Penjelasan Dokter

Rasa mengganjal pada mata

Sementara itu, Grimaldi menyampaikan, orang yang mengalami perdarahan pada mata terkadang mengalami sensasi sakit atau mengganjal pada mata.

Tetapi sensasi itu akan terasa bergantung seberapa banyak perdarahan yang dialami.

"Tergantung banyak perdarahannya, kalau sedikit biasanya enggak kerasa apa-apa," kata dia.

"Tapi kalau banyak, bisa ada sensasi mengganjal pada mata, nanti akan berangsur-angsur berkurang seiring waktu," lanjut dia.

Baca juga: Kerusuhan Kanjuruhan dan Efek Gas Air Mata

Alasan tidak boleh mengucek mata saat terkena gas air mata

Di samping itu, Grimaldi menjelaskan alasan mata yang terkena gas air mata sebaiknya tidak dikucek.

"Iya (tidak dikucek), karena gas air mata itu kan mengandung zat kimia aktif yang mengiritasi. Jangan dikucek karena dapat memperburuk keadaan," kata Grimaldi.

Ia menjelaskan, jika gas air mata mengenai mata, segera cari air bersih yang mengalir untuk menghilangkan efek gas air mata.

"Kalau kena mata, baiknya segera dibilas dengan air bersih yang mengalir selama 10-15 menit," lanjut dia.

Baca juga: Viral, Unggahan Mata Merah seperti Berdarah, Ini Penjelasan Dokter

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi