Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Unggahan Mata Merah Korban Kanjuruhan akibat Gas Air Mata, Apakah Bisa Sembuh?

Baca di App
Lihat Foto
tangkapan layar akun twitter @nataliamwijanto
korban kanjuruhan alami luka di bagian mata, apakah bisa sembuh?
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Sejumlah korban tragedi Kanjuruhan membagikan kondisi mata yang memerah akibat terpapar gas air mata yang ditembakkan aparat pada Sabtu (1/10/2022) malam.

Dalam media sosial Twitter, akun ini membagikan kondisi matanya yang mengalami luka akibat gas air mata.

"Sudah seminggu, kondisi mata korban gas air mata di Kanjuruhan masih merah seperti ini," tulis akun ini.

Dalam twit itu, korban tragedi Kanjuruhan mengalami luka di bagian mata. Kedua mata mereka tampak kemerahan.

Dilansir dari Kompas TV, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) juga mencatat, hampir semua korban tragedi Kanjuruhan mengalami luka di bagian mata pasca penembakan gas air mata oleh petugas keamanan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mereka di antaranya Fabianca Cheendy Chairun Nisa (14), Rafi Atta Dzia'ul Hamdi (14 tahun), Yuspita Nuraini (25), M. Iqbal (16), dan Ahmad Afiq Aqli.

Semua korban itu sama-sama mengalami pendarahan dalam mata akibat gas air mata.

Lantas, apakah mata para korban karena gas air mata ini dapat pulih? Ini penjelasan dokter.

Baca juga: Update Tragedi Kanjuruhan: Pemberi Perintah Gas Air Mata Bisa Jadi Tersangka | Saat Kejadian, Pintu 12 dan 13 Stadion Tertutup

Penjelasan dokter

Spesialis mata anak dari Jakarta Eye Center (JEC) Dr. Florence M. Manurung mengatakan, luka di bagian mata para korban tragedi Kanjuruhan itu disebut subkonjungtiva bleeding atau perdarahan pembuluh darah kecil sekitar bola mata.

Kondisi itu bisa terjadi karena dua faktor, yakni pasien menggosok mata atau mata terkena trauma tumpul.

Dilansir dari Mayo Clinic, jaringan konjungtiva yang merupakan lapisan transparan di mata itu tidak dapat menyerap darah dengan sangat cepat sehingga darah terperangkap.

Seseorang bahwa mungkin tidak menyadari bahwa mereka mengalami subkonjungtiva bleeding sampai melihatnya ke cermin dan memperhatikan bahwa bagian putih mata itu berwarna merah.

Menurut Florence, subkonjungtiva bleeding ini bisa saja terjadi ketika seseorang yang terpapar gas air mata tidak segera membasuh matanya dengan air.

Sebab, hal itu dapat memicu orang tersebut untuk menggosok mata sehingga menyebabkan mata terluka.

"Gas air mata tidak menyebabkan kebutaan. Namun harus segera disiram air bersih yang mengalir agar pasien tidak mengucek mata akibat nyeri," ucapnya, saat dihubungi oleh Kompas.com, Minggu (9/10/2022).

Kucek mata, menurut Florence, akan memyebabkan luka di permukaan mata (kornea) yang dikenal dengan erosi kornea.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan dan Kemungkinan Adanya Tersangka Baru

Dapat sembuh, tapi...

Subkonjungtiva bleeding bisa ditangani dengan memberikan tetes mata antibiotik oleh dokter mata dan akan sembuh dalam beberapa hari.

"Umumnya (subkonjungtiva bleeding) tidak berbahaya dan tidak menyebabkan kerusakan mata atau tidak menyebabkan gangguan penglihatan," terang Florence.

Subkonjungtiva bleeding dapat hilang dan sembuh dengan sendirinya.

Menurut Healthline, subkonjungtiva bleeding akan berangsur-angsur sembuh dengan sendirinya dalam 7 sampai 14 hari.

Namun, Florence mengatakan, jika subkonjungtiva bleeding disertai gangguan penglihatan dan nyeri yang hebat di area mata, maka harus segera ke dokter.

Baca juga: Bisakah Keluarga Korban Tragedi Kanjuruhan Menggugat Panitia dan Pihak Keamanan? Ini Kata Pakar Hukum

Penyebab subkonjungtiva bleeding

Masih dilansir dari laman yang sama, subkonjungtiva bleeding bisa disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya:

  1. Cedera tidak disengaja
  2. Operasi
  3. Ketegangan mata
  4. Batuk
  5. Bersin kuat
  6. Mengangkat benda berat
  7. Menggosok mata
  8. Tekanan darah tinggi
  9. Gangguan perdarahan
  10. Obat-obatan tertentu, termasuk aspirin (Bufferin) dan steroid
  11. Infeksi mata
  12. Infeksi yang berhubungan dengan demam, seperti influenza dan malaria
  13. Penyakit tertentu, termasuk diabetes dan lupus eritematosus sistemik
  14. Parasit
  15. Kekurangan vitamin C.

Di beberapa kasus, bayi yang baru lahir juga kadang-kadang dapat mengalami subkonjungtiva bleeding.

Gejala subkonjungtiva bleeding

Subkonjungtiva bleeding biasanya ditandai dengan gejala kemerahan di area mata Anda.

Selain itu, tidak ada gejala lain. Begitupun dengan pengelihatan Anda.

Anda seharusnya tidak mengalami perubahan kemampuan penglihatan, sakit mata, hingga keluarnya cairan.

Subkonjungtiva bleeding hanya ditandai dengan adanya bercak merah cerah pada mata saja. Sementara bagian mata lainnya terlihat normal.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi