KOMPAS.com - Belakangan, media sosial Twitter ramai dengan kabar seorang anak harus menjalani cuci darah karena kerap mengonsumsi minuman serbuk saset aneka rasa.
Dokter sekaligus Direktur RSU PKU Muhammadiyah Prambanan Dien Kalbu Ady membenarkan informasi tersebut, seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (10/10/2022).
Menurut Dien, mengonsumsi minuman serbuk saset berlebihan dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal.
Apabila sampai pada tahap gagal ginjal, maka pasien harus menjalani cuci darah secara rutin.
"Kandungan kafein, taurin, ekstrak ginseng, dan gula yang berlebihan dapat mengakibatkan naiknya tekanan darah dan gangguan aliran darah pada ginjal," ujar dia, Sabtu (8/10/2022).
Lantas, apa itu cuci darah?
Baca juga: Penjelasan Dokter soal Twit Konsumsi Minuman Serbuk Saset Bisa Sebabkan Cuci Darah
Gagal ginjal berimbas pada cuci darah
Dokter dari Puskesmas Sibela Kota Surakarta, Dessy Tri Pratiwi menjelaskan, hemodialisis atau cuci darah adalah prosedur untuk menggantikan fungsi ginjal yang sudah tidak dapat bekerja dengan baik.
Menurut dia, menurunnya fungsi tersebut akibat kerusakan yang terjadi pada organ ginjal.
"Cuci darah diperlukan bagi seseorang yang menderita kerusakan ginjal berat, di mana fungsi-fungsi ginjalnya sudah tidak dapat lagi berjalan dengan baik," jelas Dessy saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/10/2022).
Ginjal sendiri merupakan sepasang organ di bawah tulang rusuk belakang.
Dessy menjelaskan, organ ini memiliki fungsi beragam, seperti mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh, menyaring zat sisa metabolisme, melepas hormon pengatur tekanan darah, serta mengendalikan produksi sel darah merah.
Bagi penderita gagal ginjal, prosedur cuci darah memberikan kesempatan untuk tetap bisa menjalani aktivitas sehari-hari dengan normal.
"Cuci darah dilakukan pada penderita gagal ginjal, baik gagal ginjal akut maupun gagal ginjal kronis," ungkap dia.
Baca juga: 4 Makanan Penyebab Gagal Ginjal yang Harus Dihindari
Adapun secara umum, gejala gagal ginjal antara lain:
- Munculnya gejala uremia, seperti gatal-gatal, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, dan kelelahan.
- Tingginya kadar asam dalam darah (asidosis).
- Terjadinya pembengkakan pada bagian-bagian tubuh akibat ginjal tidak dapat membuang kelebihan cairan.
- Tingginya kadar kalium dalam darah (hiperkalemia).
Lebih lanjut Dessy memaparkan, gagal ginjal kronis umumnya disebabkan oleh beberapa kondisi, seperti:
- Hipertensi
- Diabetes
- Peradangan pada ginjal (glomerulonefritis)
- Peradangan pada pembuluh darah (vaskulitis)
- Penyakit ginjal polikistik.
Sementara itu, gagal ginjal akut dapat terjadi akibat komplikasi setelah pembedahan, serangan jantung, dan dehidrasi.
Baca juga: Ramai Twit Konsumsi Minuman Serbuk Saset Bisa Sebabkan Cuci Darah, Ini Kata Dokter
Kapan pasien bisa berhenti cuci darah?
Di sisi lain, sebagian orang beranggapan bahwa sekali menjalani prosedur cuci darah, maka akan terus-terusan cuci darah.
Dessy pun membantah anggapan tersebut. Menurut dia, prosedur cuci darah akan dihentikan apabila ginjal tidak lagi mengalami kerusakan dan sudah bisa bekerja dengan baik.
Namun demikian, hal tersebut tidak berlaku bagi pasien gagal ginjal kronis.
Pasalnya, kerusakan yang terjadi pada pasien gagal ginjal kronis sangat jarang bisa sembuh sepenuhnya.
"Untuk gagal ginjal kronis, kerusakan pada ginjal sangat jarang bisa disembuhkan sepenuhnya, sehingga penderitanya perlu melakukan cuci darah dalam waktu yang lama bahkan seumur hidupnya," ungkap Dessy.
Baca juga: 10 Tanda Ginjal Bermasalah dan Penyebabnya
Adapun dikutip dari laman Kidney, cuci darah bukan merupakan hukuman mati bagi seseorang.
Justru, prosedur ini membantu pasien gagal ginjal untuk menjalani hidup dan merasa lebih baik dibanding sebelumnya.
Hemodialisis juga hanya terasa sakit dan tidak nyaman saat jarum masuk. Sementara selama perawatan, umumnya tidak menimbulkan rasa sakit.
Kendati demikian, beberapa pasien mungkin mengalami penurunan tekanan darah yang menyebabkan mual, muntah, sakit kepala, atau kram.
Kondisi tersebut dapat diatasi dengan mengikuti diet ginjal dan pembatasan cairan secara tertib.
Baca juga: 10 Tanda Ginjal Bermasalah dan Penyebabnya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.