Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Video Marshanda Buat Batik dengan Pola Brainwave, Apa Itu?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/VINCENTIUS MARIO
Aktris Marshanda saat ditemui di Menara Kompas, Palmerah, Jakarta Barat, Kamis (8/9/2022).
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Tanda pagar "Video Marshanda" menjadi trending topik di media sosial Indonesia, khususnya Twitter pada Senin (10/10/2022). 

Dalam video itu, Mashanda menyambut Hari Kesehatan Mental Sedunia dengan membuat sebuah pola batik yang disebutnya merupakan bentuk dari brainwave miliknya.

Artis sekaligus pemain film Indonesia ini mengakui bahwa dirinya mengidap bipolar disorder. Pola batik brainwave miliknya itu menunjukkan brainwave penderita bipolar disorder.

"Lewat batik ini aku bisa tunjukkan kalau isi pikiran aku itu enggak menakutkan dan bisa jadi indah," tuturnya.

Lantas, apa itu brainwave yang menjadi inspirasi polaa batik dalam video Marshanda?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Gejala dan Cara Cek Tumor Payudara, Penyakit yang Diidap Marshanda

Apa itu brainwave?

Dilansir dari Science Direct, brainwave atau gelombang otak adalah tegangan listrik yang berosilasi di otak yang berukuran sepersejuta volt.

Kecepatan gelombang otak diukur dalam Hertz (siklus per detik) dan dibagi menjadi pita yang menggambarkan gelombang lambat, sedang, dan cepat.

Ada lima gelombang otak yang dikenal luas, dan frekuensi utama gelombang EEG manusia sebagai berikut:

  1. Gama, frekuensi 35 Hz: keadaan konsentrasi
  2. Beta, frekuensi 12–35 Hz: keadaan kecemasan dominan, aktif, perhatian eksternal, santai
  3. Alfa, frekuensi 8–12 Hz: keadaan sangat santai dan perhatian pasif
  4. Theta, frekuensi 4–8 Hz: keadaan sangat santai dan fokus yang mendalam
  5. Delta, frekuensi 0,5–4 Hz: keadaan sedang tidur.

Gelombang otak pada penderita mental disorder akan berbeda dengan orang pada umumnya.

Sebab, ketika mengalami depresi, gelombang otak dan pola aktivitas listrik di otak akan terganggu.

Baca juga: Hati-hati, Studi Sebut Gaji Kecil Bikin Otak Kita Menua Lebih Cepat

 

Deteksi gelombang otak

Dikutip dari Brain Works, gelombang otak dideteksi menggunakan sensor yang ditempatkan di kulit kepala.

Gelombang otak bisa berubah sesuai dengan apa yang kita lakukan dan rasakan.

Ketika gelombang otak yang lebih lambat dominan, seseorang bisa merasa lelah, lamban, atau melamun.

Frekuensi yang lebih tinggi dominan ketika kita merasa terhubung, atau sangat waspada.

Baca juga: Tumor Otak: Pengertian, Gejala, Diagnosis, hingga Penyembuhannya

Arti gelombang otak

Bentuk gelombang otak dan pengalaman sehari-hari yang Anda rasakan tidak dapat dipisahkan.

Ketika gelombang otak kita tidak seimbang, akan ada masalah terkait dalam kesehatan emosional atau neuro-fisik.

Hal itu bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan kecemasan, masalah tidur, mimpi buruk, kewaspadaan berlebihan, perilaku impulsif, kemarahan/agresi, depresi gelisah, hingga nyeri saraf kronis.

Baca juga: Hari Otak Sedunia 22 Juli, Ini Sejarah dan Tema Peringatannya

Apakah gelombang otak bisa diubah?

Secara umum, setiap proses yang mengubah persepsi Anda bisa mengubah gelombang otak Anda.

Intervensi kimia seperti obat-obatan atau obat-obatan rekreasional adalah metode yang paling umum untuk mengubah fungsi otak.

Namun, metode lain yang bisa digunakan adalah terapi gelombang otak.

Cara lain bisa dilakukan dengan melakukan metode tradisional timur, seperti meditasi dan yoga.

Kedua olah raga itu dapat melatih gelombang otak Anda menjadi seimbang.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi