KOMPAS.com - Semarang, Bandung, dan beberapa kota lainnya di Pulau Jawa akan mengalami hari tanpa bayangan pada hari ini, Selasa (11/10/2022) siang.
Hari tanpa bayangan adalah saat Matahari berada di atas, tidak ada bayangan yang terbentuk oleh benda tegak tidak berongga saat tengah hari.
Fenomena tersebut juga disebut dengan hari tanpa bayangan Matahari.
Pada 2022, sejatinya fenomena hari tanpa bayangan berlangsung mulai 7 September hingga 21 Oktober.
Fenomena ini dapat diamati dari berbagai wilayah di Indonesia dalam waktu yang berbeda tergantung dari letak geografisnya.
Diberitakan Kompas.com, 7 September 2022, berikut sejumlah kota yang mengalami hari tanpa bayangan pada 11 Oktober 2022.
Kota yang alami hari tanpa bayangan 11 Oktober 2022
- Sumenep: 11 Oktober, pukul 11.11.23 WIB
- Bangkalan: 11 Oktober, pukul 11.15.52 WIB
- Tuban: 11 Oktober, pukul 11.18.33 WIB
- Semarang: 11 Oktober, pukul 11.25.08 WIB
- Tegal: 11 Oktober, pukul 11.30.15 WIB
- Bandung: 11 Oktober, pukul 11.36.23 WIB
- Pelabuhanratu: 11 Oktober, pukul 11.40.37 WIB
- Kepulauan Kangean: 11 Oktober, pukul 11.05.29 WIB.
Baca juga: Fenomena Hari Tanpa Bayangan Mulai Hari Ini, Cek Daftar Wilayah yang Mengalaminya!
Cara saksikan hari tanpa bayangan
Untuk menyaksikan fenomena hari tanpa bayangan, peneliti dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang memberikan tipsnya.
- Siapkan benda tegak seperti tongkat atau spidol atau benda lain yang dapat ditegakkan
- Letakkan di permukaan yang rata
- Amati bayangan pada waktu yang sudah ditentukan
- Anda dapat mengabadikan fenomena ini melalui potret foto maupun rekaman video sebagai bukti kalau pada saat tersebut bayangan benda benar-benar tidak ada
- Jika cuaca berawan, dapat disaksikan paling cepat lima menit sebelum atau paling lambat lima menit setelah waktu yang ditentukan. Hal ini dikarenakan di luar rentang waktu lima menit, bayangan Matahari sudah muncul kembali.
Baca juga: Jawa Barat Berpotensi Cuaca Ekstrem 9-15 Oktober, Ini Peringatan BMKG
Hari tanpa bayangan terjadi dua kali setahun
Dilansir dari laman brin, dijelaskan bahwa hari tanpa bayangan terjadi dua kali setahun untuk daerah yang terletak di antara garis balik utara dan garis balik selatan atau di sekitar garis khatulistiwa.
Sementara, untuk daerah yang terletak di garis balik utara dan garis balik selatan akan mengalami hari tanpa bayangan hanya sekali setahun.
Sedangkan di luar wilayah tersebut, Matahari tidak akan berada di atas kepala (zenit) ketika tengah hari sepanjang tahun.
Di Indonesia, nilai deklinasi Matahari bervariasi antara +6 hingga -11 derajat (6 derajat LU hingga 11 derajat LS) sejak pekan kedua September hingga pekan ketiga Oktober.
"Deklinasi merupakan sudut apit antara lintasan semu Matahari dengan proyeksi ekuator Bumi pada bola langit atau disebut juga dengan ekuator langit," terang Andi.
Baca juga: Heboh Asteroid Akan Tabrak Bumi dan Sebabkan Ledakan pada 22 Oktober 2022, Ini Kata BRIN
Hati-hati hoaks soal hari tanpa bayangan
Saat sinar Matahari datang tegak lurus dengan permukaan Bumi, intensitas sinar atau radiasi akan maksimum.
Akan tetapi, dikatakan Andi, intensitas ini tidak serta merta memengaruhi kenaikan suhu di permukaan Bumi saat siang hari di wilayah yang mengalami hari tanpa bayangan.
Hal ini dikarenakan kenaikan suhu tidak hanya dipengaruhi oleh sudut penyinaran, melainkan juga oleh tutupan awan, kelembaban, dan jumlah bibit awan hujan.
Semakin kecil tiga faktor tersebut, maka suhu permukaan Bumi akan semakin tinggi saat tengah hari.
"Jarak Bumi-Matahari juga sedikit berperan dalam kenaikan dan penurunan suhu rata-rata global permukaan Bumi, meskipun hanya kurang lebih 2,4 derajat celsius," katanya.
Baca juga: Viral, Unggahan Pelangi Melingkari Awan, Ini Penjelasan BRIN
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.