Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Dokter soal Apakah Mata Merah Korban Kanjuruhan akibat Gas Air Mata Bisa Sembuh?

Baca di App
Lihat Foto
Twitter: @nataliamwijanto
Tangkapan layar twit soal kondisi mata merah karena terkena gas air mata.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Dokter spesialis mata dari Jakarta Eye Center (JEC) Dr Florence M Manurung memberikan penjelasan perihal unggahan foto mata merah korban tragedi Kanjuruhan yang ramai di media sosial.

Menurutnya, luka di bagian mata para korban tragedi Kanjuruhan di Malang tersebut disebut dengan subkonjungtivita bleeding atau perdarahan pembuluh darah kecil di sekitar bola mata.

Kondisi tersebut bisa terjadi karena sejumlah faktor, di antaranya yakni pasien menggosok mata atau mata terkena trauma tumpul.

Baca juga: Tagar Kanjuruhan Trending di Twitter, Apa yang Terjadi?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Florence menambahkan, subkonjungtiva bleeding ini juga bisa saja terjadi ketika seseorang yang terpapar gas air mata tidak segera membasuh matanya dengan air.

Sebab, hal itu dapat memicu orang tersebut untuk menggosok mata sehingga menyebabkan mata terluka.

"Gas air mata tidak menyebabkan kebutaan. Namun (mata) harus segera disiram air bersih yang mengalir agar pasien tidak mengucek mata akibat nyeri," ujarnya kepada Kompas.com, Minggu (9/10/2022).

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan dan Kemungkinan Adanya Tersangka Baru


Larangan mengucek mata

Dengan mengucek mata, menurut Florence akan menyebabkan luka di permukaan mata (kornea) yang dikenal dengan erosi kornea.

Subkonjungtiva bleeding imbuhnya, bisa ditangani dengan memberikan tetes mata antibiotik oleh dokter mata dan akan sembuh dalam beberapa hari.

"Umumnya (subkonjungtiva bleeding) tidak berbahaya dan tidak menyebabkan kerusakan mata atau tidak menyebabkan gangguan penglihatan," kata dia.

Subkonjungtiva bleeding dapat hilang dan sembuh dengan sendirinya.

Bahkan menurut Healthline, subkonjungtiva bleeding akan berangsur sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7-14 hari.

Kendati demikian, Florence mengatakan apabila subkonjungtiva bleeding disertai gangguan penglihatan dan nyeri yang hebat di area mata, maka harus segera ke dokter.

Baca juga: Beragam Cara untuk Mengatasi Mata Merah, Apa Saja?

Terpisah, dokter spesialis mata bidang retina di Pusat Mata Nasional Rumah Sakit Mata Cicendo Bandung Grimaldi Ihsan menambahkan, perdarahan subkonjungtiva umumnya disebabkan oleh benturan, atau tekanan pada pembuluh darah mata yang tinggi atau konsumsi obat-obat pengencer darah, termasuk terkena gas air mata.

Grimaldi menambahkan, kondisi itu tidak berbahaya dan dapat sembuh sendiri.

"Biasanya tidak berbahaya dan dapat sembuh sendiri dalam waktu 1-2 minggu," ujarnya, Minggu (8/10/2022).

Baca juga: Bahaya Gas Air Mata dan Cara Mengatasinya

Penanganan pertama pada mata merah

Namun, jika mengalami perdarahan subkonjungtiva, ada baiknya memeriksakan hal itu terlebih dulu ke dokter mata.

Dengan konsultasi ke dokter mata, maka pasien akan mengetahui apakah perlu penanganan lebih lanjut atau tidak.

Grimaldi menambahkan, orang yang mengalami perdarahan pada mata terkadang mengalami sensasi sakit atau mengganjal pada mata.

Tetapi, sensasi itu akan terasa bergantung seberapa banyak perdarahan yang dialami.

"Kalau sedikit biasanya enggak kerasa apa-apa. Tetapi kalau banyak, bisa ada sensasi mengganjal pada mata, nanti akan berangsur-angsur berkurang seiring waktu," kata dia.

Baca juga: Kerusuhan Kanjuruhan dan Efek Gas Air Mata

Grimaldi menambahkan, mata yang terkena gas air mata sebaiknya tidak dikucek. Pasalnya hal itu dampak memperburuk keadaan.

"Gas air mata itu mengandung zat kimia aktif yang mengiritasi. Jangan dikucek karena dapat memperburuk keadaan," ucap dia.

Apabila terkena mata, pihaknya menyarankan untuk segera mencari air bersih yang mengalir untuk menghilangkan efek gas air mata.

"Kalau kena mata baiknya segera dibilas dengan air bersih yang mengalir selama 10-15 menit," pungkasnya.

Lebih lengkap terkait cara mengatasi mata merah dapat disimak di sini.

Baca juga: Gas Air Mata di Stadion Kanjuruhan Kedaluwarsa, Apa Dampaknya?

Viral di medsos

Diberitakan sebelumnya, sejumlah korban tragedi Kanjuruhan membagikan kondisi mata yang memerah akibat gas air mata yang ditembakkan aparat pada Sabtu (1/10/2022) malam.

Kondisi mata merah diduga korban tragedi Kanjuruhan tersebut ramai di media sosial.

Beragam pernyataan, hingga keluhan diutarakan mereka lantaran melihat kondisi matanya yang mengalami luka akibat gas air mata.

"Sudah seminggu, kondisi mata korban gas air mata di Kanjuruhan masih merah seperti ini," tulis akun ini.

Baca juga: Akhir Pandemi di Depan Mata, Masih Perlukah Pakai Masker?

 

Dalam twit itu, korban tragedi Kanjuruhan mengalami luka di bagian mata.

Kedua mata mereka tampak kemerahan.

Dilansir dari Kompas TV, Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) juga mencatat, hampir semua korban tragedi Kanjuruhan mengalami luka di bagian mata pascapenembakan gas air mata oleh petugas keamanan.

Mereka di antaranya Fabianca Cheendy Chairun Nisa (14), Rafi Atta Dzia'ul Hamdi (14 tahun), Yuspita Nuraini (25), M. Iqbal (16), dan Ahmad Afiq Aqli.

Semua korban itu sama-sama mengalami pendarahan dalam mata akibat gas air mata.

Baca juga: Viral, Video Seorang Pria Tiba-tiba Angkat Satu Kaki Saat Tidur, Ini Kata Dokter

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 5 Tragedi Terkelam dalam Sejarah Sepak Bola

(Sumber: Kompas.com/Retia Kartika Dewi, Alinda Hardiantoro | Editor: Rendika Ferri Kurniawan, Sari Hardiyanto)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi