Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Temukan Mikroplastik dalam ASI, Apakah Aman Tetap Menyusui?

Baca di App
Lihat Foto
Genbest
Menyusui sedini mungkin dan memberikan ASI eksklusif kepada bayi dapat menurunkan risiko stunting pada bayi.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Mikroplastik terdeteksi dalam ASI manusia untuk pertama kalinya menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Polymers.

Mikroplastik adalah potongan plastik yang sangat kecil dan dapat mencemari lingkungan. Meskipun ada berbagai pendapat mengenai ukurannya, mikroplastik didefinisikan memiliki diameter yang kurang dari 5 mm.

Terkait penelitian tersebut, bayi bisa sangat rentan terhadap kontaminan kimia meskipun para ilmuwan mengatakan penelitian lebih lanjut masih sangat dibutuhkan.

Peneliti juga masih menekankan bahwa menyusui tetap menjadi cara terbaik untuk memberi makan bayi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan mikroplastik pada ibu melahirkan

Dilansir The Guardian, 7 Oktober 2022, para peneliti mengambil sampel ASI dari 34 ibu sehat, seminggu setelah melahirkan di Roma, Italia. Mikroplastik terdeteksi pada 75 persen di antara mereka.

Plastik sering mengandung bahan kimia berbahaya, seperti ftalat, yang telah ditemukan dalam ASI sebelumnya.

Penelitian menemukan mikroplastik yang terdiri dari polietilen, PVC, dan polipropilen.

Para peneliti tidak dapat menganalisis partikel yang lebih kecil dari 2 mikron dan partikel plastik yang lebih kecil kemungkinan ada.

Sampel ASI dikumpulkan, disimpan dan dianalisis tanpa menggunakan plastik dan sampel kontrol juga diproses untuk menyingkirkan kontaminasi.

Dipengaruhi makanan?

Para ilmuwan mencatat makanan dan minuman yang dikonsumsi ibu hamil dalam kemasan plastik dan makanan laut, serta penggunaan produk kebersihan pribadi yang mengandung plastik.

Akan tetapi mereka tidak menemukan korelasi dengan keberadaan mikroplastik. Menurut para peneliti ini menunjukkan bahwa mikroplastik ada di mana-mana.

“Jadi bukti keberadaan mikroplastik dalam ASI meningkatkan kepedulian kami terhadap populasi bayi yang sangat rentan,” kata Dr Valentina Notarstefano, dari Università Politecnica delle Marche, di Ancona, Italia.

Sementara itu faktor risiko mikroplastik spesifik tidak diidentifikasi dalam penelitian kecil ini.

“Kami ingin menyarankan wanita hamil untuk lebih memperhatikan menghindari makanan dan minuman yang dikemas dalam plastik, kosmetik dan pasta gigi yang mengandung mikroplastik, dan pakaian yang terbuat dari kain sintetis," kata Notarstefano.

Baca juga: Tim UAD Teliti Air Hujan di Yogya yang Sudah Tercemar Mikroplastik

 

Penelitian soal mikroplastik

Dilansir WebMD, 10 Oktober 2022, menurut para peneliti sangat penting untuk menilai cara mengurangi paparan kontaminan ini selama kehamilan dan menyusui.

Meski begitu mereka menekankan bahwa manfaat menyusui jauh lebih besar daripada kerugian yang disebabkan oleh mikroplastik yang mencemari.

“Studi seperti kami tidak boleh mengurangi pemberian ASI pada anak-anak, tetapi sebaliknya, meningkatkan kesadaran publik untuk menekan politisi untuk mempromosikan undang-undang yang mengurangi polusi,” kata Notarstefano.

Penelitian sebelumnya telah menunjukkan efek toksik mikroplastik pada garis sel manusia, hewan laboratorium, dan satwa liar laut, tetapi dampaknya pada manusia yang masih hidup masih belum diketahui.

Selain itu pada 2020, tim peneliti Italia juga mengidentifikasi mikroplastik dalam plasenta manusia.

Penelitian lain menemukan mikroplastik dalam darah manusia, susu sapi, dan botol polipropilen yang sering digunakan untuk memberi susu botol pada bayi.

KOMPAS.com/AKbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara mendapatakan BLT PKH untuk Ibu Hamil

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi