Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Fenomena Superbug di India yang Kebal Antibiotik, Ini Kata Dokter

Baca di App
Lihat Foto
NIH Image Gallery/Methicillin-resistant Staph bacteria
Hasil pemindaian mikrograf elektron dari bakteri Staphylococcus aureus yang resisten atau kebal antibiotik jenis methicillin (kuning) dan sel darah putih manusia yang mati (berwarna merah). Resistensi antimikroba menjadi ancaman kesehatan dunia dan penyebab kematian global pada tahun 2019.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof. dr. Zubairi Djoerban menyampaikan, India tengah mengalami fenomena Superbug yang tak mempan dilawan antibiotik.

"Kabar mengkhawatirkan datang dari India baru-baru ini. Di sana sedang mengalami pandemic superbugs, yaitu bakteri luar biasa hebat yang tidak mempan dengan antibiotik. Jadi telah terjadi pandemic of antibiotics-resistant superbugs. Bagaimana ceritanya?" tulis Zubairi dalam akun Twitternya, @ProfesorZubairi pada Rabu (12/10/2022).

Hingga Kamis (13/10/2022), twit itu sudah ditwit ulang sebanyak 14.700 kali dan disukai sebanyak 51.000 kali oleh pengguna twitter lainnya.

Apa itu Superbug?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Wabah Ebola di Uganda: Kematian Pertama Dilaporkan di Ibu Kota Kampala

Asal mula superbugs merebak di India

Dalam twitnya, Zubairi menceritakan, penyakit tersebut bermula dari India sebelah barat, di mana terjadi infeksi di sebuah rumah sakit di Maharashtra.

Para dokter di sana berjibaku dengan ruam infeksi superbug yang kebal antibiotik.

Bahkan, di Kolkata, 6 dari 10 pasien yang dirawat di ICU sudah tidak mempan antibiotik.

"Kumannya macam-macam. Ada yang disebut Staphylococcus aureus dan Acinetobacter baumannii yang keduanya ini menyebabkan pneumonia. Efeknya terhadap pasien ya harus dipasang ventilator dan berisiko meninggal," tulis Zubairi.

Selain itu, bakteri atau kuman yang terkandung ada E. coli (Escherichia coli) maupun Klebsiella pneumoniae, yang juga menyebabkan penderitanya harus dipasang ventilator.

Zubairi menambahkan, di beberapa kasus di India didapati bahwa ada juga yang resistan terhadap antibiotik yang kuat dan yang baru bernama Carbapenem.

"Data menunjukkan kalau setahun terakhir telah terjadi kenaikan 10 persen yang resisten dan ini masalah berat banget di dunia, khususnya di India," kata dia.

Baca juga: Peneliti Sebut Anjing Bisa Menularkan Superbug, Bakteri Resisten Antibiotik

Infeksi juga terjadi di AS

Saat dikonfirmasi, Zubairi menyampaikan bahwa superbug sudah terdeteksi sampai AS.

"Setiap 15 menit, satu orang meninggal di Amerika, akibat infeksi superbug," ujar Zubairi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (13/10/2022).

Angka itu didapatkannya berdasarkan laporan terbaru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.

CDC juga menjelaskan, ada lebih dari 2,8 juta infeksi yang resisten terhadap obat setiap tahun di AS dan lebih dari 35.000 di antaranya berakibat fatal.

Perjuangan melawan resistensi antibiotik ini mengalami kemunduran berat selama pandemi Covid-19, menurut Zubairi, hal itu dikarenakan banyak sekali pasien mendapat antibiotik macam-macam, yang menyebabkan perubahan dalam resistansi kuman.

"Dampaknya, pasien menjadi lebih lama saat dirawat di rumah sakit akibat resistan ini. Karena lama di rumah sakit, biaya untuk pasien menjadi bertambah, dan angka kematian juga menjadi lebih tinggi," ujar Zubairi.

Baca juga: Senyawa Ganja Senjata Ampuh Lawan Bakteri Superbug, Ilmuwan Jelaskan

Gejala Superbug

Dikutip dari Healthline, (28/4/2020), superbug adalah nama lain untuk bakteri atau jamur yang telah mengembangkan kemampuan untuk melawan obat yang biasa diresepkan.

Bagi sebagian orang, terinfeksi superbug tidak menimbulkan gejala sama sekali. Ketika orang sehat membawa kuman tanpa gejala, mereka dapat menginfeksi orang yang rentan tanpa menyadarinya.

Misalnya, N. gonorrhoeae atau bakteri menular seksual yang sering tidak terdeteksi karena tidak langsung menunjukkan gejala.

Namun, jika tidak diobati, gonore dapat merusak sistem saraf dan jantung Anda. Ini dapat menyebabkan infertilitas dan kehamilan ektopik yang dapat mengancam jiwa.

Perlu diketahui, saat infeksi superbug menunjukkan gejala, mereka sangat bervariasi tergantung pada organisme mana yang menyerang Anda.

Gejala umum penyakit menular meliputi:

  1. Demam
  2. Kelelahan
  3. Diare
  4. Batuk
  5. Pegal-pegal

Gejala infeksi superbug terlihat sama dengan gejala infeksi lainnya. Perbedaannya adalah gejalanya tidak merespons terhadap antibiotik dan obat antijamur.

Cara mencegah superbug

Meskipun superbug terdengar mengancam, ada beberapa cara untuk melindungi diri Anda dan keluarga Anda agar tidak terinfeksi.

CDC merekomendasikan beberapa tindakan pencegahan agar tidak terinfeksi superbug, yakni:

  1. Cuci tangan dengan bersih
  2. Vaksinasi
  3. Gunakan antibiotik dengan bijak
  4. Ambil tindakan pencegahan khusus di sekitar hewan
  5. Terapkan persiapan makanan yang aman
  6. Gunakan kondom atau metode penghalang lainnya saat berhubungan badan
  7. Segera cari perawatan medis jika Anda mencurigai adanya infeksi
  8. Menjaga luka tetap bersih
  9. Jaga kesehatan diri baik-baik jika Anda memiliki penyakit kronis

Cara mengobati superbug

Jika Anda memiliki infeksi superbug, pengobatan yang akan Anda jalani tergantung pada bakteri atau jamur yang menyebabkan infeksi.

Dokter Anda mungkin mengirim spesimen dari tubuh Anda ke laboratorium untuk menentukan obat antibiotik atau antijamur mana yang efektif melawan superbug.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi