Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Menapak Tilas Asal Usul Bahasa

Baca di App
Lihat Foto
PIXABAY/Tumisu
Ilustrasi bahasa
Editor: Egidius Patnistik

MASIH ada yang yakin bahwa asal usul bahasa yang kini de facto beranekaragam adalah dari menara Babel. Suatu keyakinan yang labil sebab menurut Alkitab jauh sebelum menara Babel didirikan, yaitu ketika Adam dan Hawa diciptakan Tuhan di Taman Firdaus, pastinya mereka berdua sudah menggunakan bahasa.

Mustahil ular merayu Hawa untuk makan buah terlarang tanpa menggunakan bahasa yang dimengerti sang ular maupun sang Hawa.

Juga, sebelum Hawa berhasil merayu Adam pasti menggunakan bahasa untuk saling berpolemik tentang baik-tidaknya mereka makan buah terlarang. Maka secara logika, kronologis segenap fakta itu langsung mematahkan keyakinan bahwa bahasa berasal-muasal dari Menara Babel.

Baca juga: 11 Bahasa Daerah di NTT Disebut Terancam Punah

Saya bukan linguis tetapi berminat mempelajari bahasa. Saya pribadi mencoba menemukan teori bikinan saya sendiri tentang asal usul bahasa berdasar pengamatan organoleptik terhadap perkembangan berbahasa putri anak-angkat saya, Osmar yang bernama Elsa.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejak lahir, Elsa langsung menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan lingkungannya yaitu bahasa tangis o’ek-o’ek. Orang-orang terdekat Elsa, yaitu ayah-ibu dan nenek serta suster, langsung berupaya berkomunikasi dengan Elsa dengan menggunakan bahasa Indonesia di samping bahasa musik untuk meninabobokan Elsa.

Juga ada bahasa mimik seperti senyum sampai menyeringai serta bahasa tubuh seperti menggendong sambil mengayun-ayun dan lembut menepuk-nepuk Elsa agar berhenti menangis.

Semula, sebelum menguasai bahasa untuk memberitahu bahwa dirinya buang air besar Elsa menggunakan bahasa aroma alias bau untuk memberitahu bahwa dirinya sudah buang air besar.

Kemudian Elsa berkomunikasi dengan lingkungannya dengan bahasa primordial seperti blrblrb atau mmmmm atau tanpa kejelasan lafal berpekik melengking untuk menuntut sesuatu yang diinginkan.

Melalui proses trial and error kemudian Elsa menyesuaikan diri dengan bahasa yang digunakan, ayah, ibu, suster dan nenek sambil tidak peduli bahasa yang digunakan saya. Mungkin akibat lafal saya kurang jelas karena lidah saya memang cadel maka tidak bisa melafal “r’’ secara jelas.

Namun fakta membuktikan bahwa akhirnya Elsa menggunakan bahasa Indonesia logat Betawi di mana Elsa dilahirkan, bukan Swaheli atau Urdu atau Inuit.

Tampaknya asal usul bahasa juga tidak lepas dari mashab di mana bumi dipijak di sana langit dijunjung. Di mana manusia dilahirkan kemudian ditumbuhkembangkan di sana dirinya menggunakan bahasa yang digunakan oleh masyarakat lingkungannya.

Ketika Osmar studi di Australia maka mau tak mau dirinya harus belajar menggunakan bahasa Inggris-Australia sementara saya yang studi di Jerman mau tak mau menggunakan bahasa Jerman.

Maka, saya berhipotesa bahwa asal usul bahasa pada hakikatnya berakar pada kesepakatan sekelompok masyarakat yang hidup bersama di suatu lokasi yang sama serta pada masa yang sama di mana setiap insan yang dilahirkan di sana menyesuaikan diri untuk berbicara dengan bahasa yang disepakati oleh orangtuanya serta masyarakat lingkungannya.

Andaikata saya dilahirkan di Tierra Del Fuego maka saya menggunakan bahasa Spanyol yang disepakati oleh masyarakat Argentina sebagai bahasa nasional mereka. Sementara Brasil yang bertetangga dengan Argentina menggunakan bahasa Portugis.

Baca juga: 3 Kata Terpanjang dalam Bahasa Indonesia, Kamu Bisa Mengucapkannya?

Andaikata saya dilahirkan di Shiraz maka saya menggunakan bahasa Farsi seperti yang digunakan oleh Hafez.

Namun sayang, hipotesa saya bersifat subyektif terbatas pada diri saya pribadi saya tanpa menjawab pertanyaan tentang asal usul bahasa pada umumnya secara obyektif.

Justru untuk menjawab pertanyaan itu para ilmuwan lingusitik masih belum berhasil mencapai kesepakatan yang bulat disetujui oleh segenap pihak akibat bahasa memang kompleks bahkan multi kompleks meliputi fonetik, fonologi, morfologi, sintaks, semantika, pragmatika, gramatika, dan lain sebagainya.

Para arkeolinguis juga belum sepakat mengenai apakah bahasa memiliki asal-usul yang sama yaitu di kawasan Afrika Timur sekitar 60.000 tahun yang lalu sesuai fosil manusia yang ditemukan di sana atau bahasa muncul secara acak saling terpisah lokasi maupun waktu.

Jika tidak puas terhadap hipotesa para ahli bahasa apalagi teori bikinan saya tentang asal-usul bahasa, silakan Anda bikin sendiri sampai berhasil memuaskan perasaan diri anda sendiri.

Sementara belum puas, pada hakikatnya anda tetap berhak menggunakan bahasa sesuai pilihan kehendak diri anda sendiri tanpa perlu tahu asal usul bahasa yang Anda gunakan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi