Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai soal Warganet Laporkan Pergeseran Tanah dan Keretakan Turap di Pinggiran Rel Kereta Api, KAI Menanggapi

Baca di App
Lihat Foto
TWITTER/@_Radiatorr
Tangkapan layar twit soal pergeseran tanah dan keretakan turap di pinggiran rel kereta api Bogor-Sukabumi.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Twit berisi laporan dari warganet soal pergeseran tanah dan keretakan turap di pinggiran rel kereta api Bogor-Sukabumi ramai di media sosial.

Informasi itu berasal dari twit akun Twitter @_Radiatorr, Kamis (13/10/2022).

Dituliskan bahwa pergeseran tanah dan keretakan turap tepatnya di petak antara Stasiun Batutulis dan Stasiun Maseng.

Dalam twitnya, pemilik akun mengunggah sejumlah foto dan video yang menampilkan kondisi terkini di lokasi tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Selamat pagi, Izin melaporkan terkait hujan kemarin yang mengguyur Kota Bogor. Telah terjadi pergeseran tanah dan keretakan turap di pinggiran Rel Kereta Api
@KAI121 di petak antara St.Batutulis-St.Maseng dg. titik koordinat 6°38'38"S 106°48'44"E. Pergeseran tanah tsb ±70cm," tulis pengunggah.

Baca juga: Unggahan Viral Penumpang Tandai Kursi Kosong KRL untuk Temannya, Ini Kata KAI Commuter

Lantas, seperti apa cerita pengunggah dan penjelasan KAI?

Penjelasan pengunggah

Pengunggah yang bernama Rama Handika menjelaskan awal mula dirinya mendapati adanya pergeseran tanah di pinggiran rel kereta api tersebut.

Rama bercerita, pada Kamis (13/10/2022), ia melihat ada seperti pergeseran tanah di area rel.

"Saya sengaja melihat ke bawah area rel karena rumah saya memang berdekatan dengan DPT (dinding penahan tanah) tersebut, dari atas terlihat ada pergeseran," ujarnya, saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (14/10/2022).

Secara administrasi, lanjut dia, lokasi pergeseran tanah berada di Kampung Legok Muncang, Kelurahan Cipaku, namun lebih dekat ke Kampung Genteng, Kelurahan Genteng, Bogor Selatan.

Bersama orangtuanya, Rama pun memberanikan diri untuk melihat lebih dekat kondisi pergeseran tanah tersebut.

"Nah, di situ baru terlihat jelas ada pergeseran dan keretakan, saya berasumsi jika kejadian ini akibat dari hujan yang sangat deras hari Rabu (12/10/2022) lalu," imbuhnya.

Ia kemudian membuat twit berisi laporan kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) agar segera ditindaklanjuti.

Pihak KAI, beber Rama, langsung merespons laporannya satu jam setelah twit itu dibuat.

"Kemarin Alhamdulillah KAI sudah menghubungi saya dan memberikan saya apresiasi terkait laporan ini," tutupnya.

Baca juga: Ramai Unggahan Penumpang Kereta Api Tertahan Berjam-jam, Ini Kata KAI

Penjelasan KAI

Kepala Humas KAI Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta Eva Chairunisa memastikan bahwa jalur rel aman untuk dilintasi kereta api.

Kepastian itu menanggapi informasi terjadinya pergerakan tanah di kilometer 6+6/7 petak jalan Stasiun Batutulis-Stasiun Maseng.

Ia menjelaskan, dalam sehari, terdapat 3 perjalanan pergi-pulang (PP) atau 6 perjalanan Kereta Api (KA) Pangrango di lintas tersebut.

"KAI Daop 1 Jakarta menyampaikan bahwa perjalanan KA Pangrango relasi Bogor-Sukabumi PP tetap berjalan normal sesuai jadwal," ujarnya kepada Kompas.com, Jumat.

Sejak terdapat informasi pergerakan tanah, hingga Jumat (14/10/2022) tim prasarana Daop 1 Jakarta terus melakukan pengecekan di lintas tersebut.

Dari hasil pengecekan, seluruh kondisi prasarana jalur rel dinyatakan aman dan tidak ada kendala untuk operasional kereta api.

Baca juga: Cara Akses Entertainment On Board di Kereta, Bisa Nonton Film Gratis!

"Hingga kini pemantauan terus dilakukan, tim prasarana Daop 1 Jakarta juga telah menempatkan petugas khusus pada pos penjagaan daerah rawan untuk melakukan pemantauan secara berkala," kata Eva.

Daop 1, kata Eva, juga terus melakukan koordinasi bersama Balai Teknik Perkeretaapian Kelas 1 Wilayah Jawa Bagian Barat, Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (DJKA Kemenhub).

Pada lokasi tersebut juga telah dibangun penahan longsor oleh Satker BTP Jabar DJKA Kemenhub.

"Seluruh tim yang berkaitan masih terus melakukan pemantau serta melakukan analisa dampak dari pergerakan tanah tersebut," bebernya.

Baca juga: Penjelasan KAI Commuter soal Unggahan Viral Penumpang Tandai Kursi Kosong KRL untuk Temannya

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi