KOMPAS.com - Wabah superbug baru-baru ini menjadi sorotan dunia karena telah terdeteksi di berbagai negara seperti India hingga AS.
Superbug dinilai sebagai penyakit misterius yang bersifat kebal terhadap antibiotik.
Padahal, antibiotik merupakan salah satu penanganan saat tubuh kita terinfeksi virus atau bakteri.
Baca juga: WHO Peringatkan Penggunaan Antibiotik pada Pasien Covid-19
Berikut 7 hal yang perlu diketahui soal superbug:
Dikutip dari MayoClinic (22/3/2022), superbug adalah strain bakteri, virus, parasit, dan jamur yang resisten terhadap sebagian besar antibiotik dan obat lain yang biasa digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkannya.
Beberapa contoh superbug termasuk bakteri resisten yang dapat menyebabkan pneumonia, infeksi saluran kemih, dan infeksi kulit.
Baca juga: Antibiotik Kadang Memicu Mual, Ini Cara Mengatasinya
Diketahui, resistensi obat (resistensi antimikroba) adalah fenomena alami yang dapat diperlambat, tetapi tidak dihentikan.
Seiring waktu, kuman seperti bakteri, virus, parasit dan jamur beradaptasi dengan obat yang dirancang untuk membunuh mereka dan berubah untuk memastikan kelangsungan hidup mereka.
Hal ini membuat pengobatan standar sebelumnya untuk beberapa infeksi menjadi kurang efektif, dan terkadang tidak efektif.
Para peneliti terus mengevaluasi bagaimana kuman ini mengembangkan resistensi. Mereka juga mempelajari cara mendiagnosis, mengobati, dan mencegah resistensi antimikroba.
Baca juga: 3 Fakta Seputar Penggunaan Antibiotik yang Harus Anda Ketahui
2. Jenis superbug yang mengancamDikutip dari Healthline (28/4/2020), Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan, ada 18 jenis bakteri dan jamur yang membahayakan kesehatan manusia.
Berikut rinciannya:
- Acinetobacter: resisten karbapenem
- Candida auris
- Clostridioides difficile
- Enterobacteriaceae: resisten karbapenem
- Neisseria gonorrhoeae: resisten obat
- Campylobacter: resisten obat
- Candida: resisten obat
- Enterobacteriaceae: penghasil ESBL
- Vancomycin (VRE): resisten Enterococci
- Pseudomonas aeruginosa: resisten terhadap banyak obat
- Salmonella: nontifoid yang resisten terhadap obat
- Salmonella serotype Typhi: resisten terhadap obat
- Shigella: resisten terhadap obat
- Methicillin (MRSA): resisten terhadap Staphylococcus aureus
- Streptococcus pneumoniae: resisten terhadap obat
- Tuberculosis: resisten terhadap obat
- Streptococcus grup A: resisten eritromisin
- Streptococcus grup B: resisten klindamisin
Baca juga: INFOGRAFIK: Mengenal 6 Jenis Antibiotik yang Umum Digunakan dan Fungsinya
3. Hal yang bisa meningkatkan kemampuan resistensi obat pada superbugPenting untuk diketahui, ada beberapa tindakan tertentu yang dapat meningkatkan muncul dan merebaknya kuman yang resisten obat.
Beberapa tindakan yang dimaksud, antara lain:
- Menggunakan atau menyalahgunakan antibiotik
- Memiliki praktik pencegahan dan pengendalian infeksi yang buruk
- Hidup atau bekerja dalam kondisi yang tidak bersih
- Salah menangani makanan
Perlu diketahui, saat infeksi superbug menunjukkan gejala, mereka sangat bervariasi tergantung pada organisme mana yang menyerang Anda.
Gejala umum penyakit menular meliputi:
- Demam
- Kelelahan
- Diare
- Batuk
- Pegal-pegal
Gejala infeksi superbug terlihat sama dengan gejala infeksi lainnya. Perbedaannya adalah gejalanya tidak merespons terhadap antibiotik dan obat antijamur.
Baca juga: Serba-serbi Jamur, Manfaat Kesehatan dan Cara Aman Mengonsumsinya
5. Cara mencegah infeksi superbugUntuk melindungi diri Anda dari kuman berbahaya dan menurunkan risiko penyakit:
- Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air, atau gunakan pembersih tangan berbasis alkohol
- Tangani makanan dengan benar, seperti memisahkan makanan mentah dan matang, memasak makanan hingga matang, dan menggunakan air bersih
- Hindari kontak dekat dengan orang yang sedang sakit
- Pastikan vaksinasi Anda mutakhir
Selain itu, Anda juga dapat membantu mengatasi resistensi antibiotik dengan:
- Menggunakan antibiotik sesuai petunjuk dan hanya jika diperlukan
- Menyelesaikan kursus perawatan lengkap, bahkan jika Anda merasa lebih baik
- Tidak berbagi antibiotik dengan orang lain
- Tidak menggunakan sisa resepBaca juga: Tanaman Hias yang Bisa Digunakan sebagai Obat
-