Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Kehidupan di Sealand, Negara Terkecil di Dunia

Baca di App
Lihat Foto
Alamy/Robert Harding
Sealand.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Pernahkah Anda terpikir hidup dalam suatu negara yang seluruh batas tepian daratannya bisa terlihat jelas dengan mata telanjang?

Jika diakui kedaulatannya, negara yang hanya memiliki luas daratan 4000 meter persegi ini bukan berupa pulau, namun mirip sebuah kilang minyak yang berdiri di lepas pantai.

Dilansir dari akun Twitter resminya, @SealandGov, negara ini memiliki luas 100 km persegi, dengan luas daratan hanya sekitar 4000 meter persegi dan sisanya adalah wilayah lautan. 

Adalah Sealand, negara terkecil di dunia yang tidak diakui secara internasional dan terletak 10 kilometer dari pantai Inggris.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti namanya, Sealand berbentuk anjungan yang dikelilingi oleh laut di semua sisi.

Sealand juga menjadi satu-satunya negara yang tidak memiliki kasus Covid-19 sama sekali, hingga saat ini.

Baca juga: Apakah Paspor Indonesia Sah Dipakai Bepergian ke Seluruh Negara di Dunia?

Sejarah Sealand

Dikutip dari laman resmi pemerintah Sealand, wilayah negara ini mulanya adalah salah satu benteng laut yang dibangun oleh pemerintah Inggris untuk mempertahankan kekuasaannya dari Jerman selama selama Perang Dunia II.

Namun, beberapa benteng ini dibangun secara ilegal di perairan internasional.

Salah satu benteng ilegal ini yang terdiri dari konstruksi beton dan baja, adalah Fort Roughs Tower yang terletak sedikit di utara wilayah muara Sungai Thames, di pantai timur Inggris.

Berbeda dengan rencana awal untuk menempatkan menara di dalam wilayah kedaulatan Inggris, benteng ini terletak pada jarak sekitar 7 mil laut dari pantai.

Ini lebih dari dua kali lipat jangkauan 3 mil perairan teritorial yang berlaku. Singkatnya, pulau ini terletak di perairan internasional Laut Utara.

Baca juga: 10 Negara Paling Kecanduan Internet dan Medsos di Dunia, Indonesia?


Benteng-benteng tersebut ditinggalkan pada awal 1950-an.

Pada awal 60-an, seorang mayor tentara Inggris bernama Roy Bates mendirikan sebuah stasiun radio, terletak di lepas pantai di bekas benteng angkatan laut yang ditinggalkan bernama "Knock John".

Teori di balik stasiun ini adalah upaya untuk melewati pembatasan penyiaran yang kejam pada waktu itu, yang hanya mengizinkan siaran resmi oleh BBC.

Stasiun Roy, "Radio Essex", dikenal oleh media sebagai stasiun radio "Bajak Laut" dan sangat dicintai oleh publik Inggris, karena mereka menyediakan segala sesuatu yang BBC tidak sediakan pada saat itu, seperti musik pop dan pembawa acara yang lucu.

Pada tahun-tahun berikutnya, Roy gagal melawan tuntutan hukum pemerintah Inggris yang mempertanyakan legalitas pendudukannya atas benteng tersebut. Diputuskan bahwa "Knock John" berada di bawah yurisdiksi Inggris.

Roy kembali melanjutkan untuk menduduki Roughs Tower pada malam Natal 1966, dengan tujuan untuk menghidupkan kembali stasiun radionya yang tidak aktif.

Setelah berkonsultasi dengan pengacaranya, Roy memutuskan untuk mendeklarasikan pulau benteng ini sebagai negara merdeka bernama "Sealand".

Pada tanggal 2 September 1967, ditemani oleh istrinya Joan, dua anak, dan beberapa temannya, Roy mendeklarasikan Kerajaan Sealand.

Berdirinya negara ini ditandai dengan pengibaran bendera yang baru dirancang. Roy juga memberi gelar baru untuk istri tercintanya dengan sebutan "Putri Joan".

Baca juga: Daftar 10 Negara Paling Kompetitif di Dunia, Indonesia Peringkat Berapa?

Kehidupan selanjutnya

Ketika mengembangkan reputasi Sealand, mereka mulai mengeluarkan mata uang, perangko, dan bahkan paspor mereka sendiri, dikutip dari History of Yesterday.

Hanya 300 paspor yang telah dikeluarkan sejauh ini selama bertahun-tahun dan hanya untuk orang-orang yang dapat dipercaya oleh Kerajaan Sealand.

Negara baru ini pun menarik perhatian banyak orang. Beberapa dari mereka ingin mengklaim dan akhirnya memulai perang kecil.

Pada 1978, platform angkatan laut Sealand dibakar dan keluarga itu disandera oleh seorang pengacara Jerman bernama Achenbach yang berpura-pura menjadi Perdana Menteri Sealand.

Dia menyewa beberapa tentara bayaran dan mengambil alih Sealand.

Peristiwa itu cukup penting sehingga pemerintah Inggris dan Jerman terlibat untuk meredakan seluruh situasi.

Pada titik tertentu, Roy Bates bisa mengambil alih platform angkatan laut, serta menyandera Achenbach dan anak buahnya.

Hal ini membuat pemerintah Jerman mengirim seorang diplomat untuk berunding dengan Roy dan membebaskan Achenbach.

Namun, Roy Bates menganggap bahwa mengirim diplomat ke Sealand berarti Jerman mengakui Sealand sebagai negara yang sebenarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi