Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merasa Tiba-tiba Jatuh saat Tidur, Benarkah Tanda Akan Meninggal?

Baca di App
Lihat Foto
tangkapan layar akun twitter @Otomatis
unggahan soal merasa jatuh saat tidur disebut tanda hampir mati
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Unggahan soal tiba-tiba merasa jatuh saat tidur, viral di media sosial Twitter. Twit itu diunggah oleh akun ini pada Jumat (14/10/2022).

Dalam twit tersebut, disebutkan bahwa ketika seseorang merasa jatuh pada saat sedang tidur itu merupakan tanda bahwa orang tersebut hampir mati. Hal itu lantaran aliran darah dan napasnya mendadak berhenti.

"Ketika kamu anda jatuh saat tidur, itu karena otakmu membuat kejutan. Mengapa? Itu karena darah dan nafasmu berhenti. Jadi kalau kamu terbangun dan berpikir kamu jatuh, berarti kamu hampir mati dan otakmu menyelamatkanmu," tulis narasi unggahan tersebut.

Dialami oleh warganet lain

Sensasi merasa jatuh saat tidur adalah hal yang kerap dialami oleh sebagian besar orang. Oleh karena itu, tidak heran jika unggahan tersebut mendapat perhatian warganet twitter.

"Berarti aku sering hampir mati dong ya," tulis salah seorang pengunggah.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Sabtu (15/10/2022), unggahan tersebut telah dikomentari oleh lebih dari 700 warganet, dibagikan kepada 2.728 akun, dan disukai oleh 26.300 pengguna Twitter.

Lantas, benarkah merasa jatuh saat tidur tanda hampir mati karena berhentinya aliran darah dan napas?

Baca juga: Viral, Video Orang Tidur Pulas dan Sulit Dibangunkan, Apa Penyebabnya?

Penjelasan dokter

Dokter sekaligus Praktisi Kesehatan Tidur dan Konsultan Utama Snoring & Sleep Disorder Clinic RS Mitra Kemayoran, Andreas Prasadja membantah keabsahan unggahan tersebut.

"Tidak benar," ujarnya, saat dihubungi oleh Kompas.com, Sabtu (15/10/2022).

Menurut Andreas, sensasi ketika merasa jatuh saat tidur itu adalah hypnic jerk yang terjadi karena gerakan kaki.

"Namanya hypnic jerk. Kaki bergerak kaget karena lompatan pada syaraf reticular di batang otak," jelas Andreas.

Sensasi ketika merasa jatuh saat tidur itu juga bukan disebabkan karena berhentinya aliran darah dan napas.

"Jika nafas terhenti, bangun dengan tersedak karena sesak, itu sleep apnea. Ngorok," kata dia.

Sementara sleep apnea dan hypnic jerk menurut Andreas adalah dua hal yang berbeda meskipun keduanya sama-sama merupakan jenis dari gangguan tidur.

Baca juga: Penjelasan Dokter soal Utas yang Menyebut Posisi Tidur Bisa Meringankan Rasa Sakit

Apa itu hypnic jerk?

Dilansir dari Sleep Foundation, hypnic jerk adalah gerakan otot yang terjadi secara tidak disengaja dan tiba-tiba saat Anda sedang tidur.

Gerakan ini terjadi secara acak dan mempengaruhi salah satu sisi tubuh, seperti lengan kiri dan kaki kiri.

Umumnya, hypnic jerk terjadi ketika transisi antara terjaga menuju ke tidur.

Selain gerakan otot yang bisa membuat Anda tersentak saat tidur, hypnic jerk juga memberikan sensasi atau gambaran halusinasi atau mimpi di mana Anda seolah-olah merasa terjatuh.

Tak hanya merasa seolah-olah terjatuh, halusinasi itu juga bisa berbentuj silau lampu yang mendadak menyala, mendengar suara benturan, derak, atau gertakan.

Bagi sebagian besar, hypnic jerk tidak menimbulkan rasa sakit meskipun beberapa orang lainnya melaporkan sensasi kesemutan atau nyeri.

Hypnic jerk bisa terasa berbeda pada waktu yang berbeda. Terkadang gangguan tidur dini terasa cukup kuat sehingga membangunkan tidur Anda.

Sensasi ini bisa terjadi pada usia berapa pun. Namun, lebih sering terjadi pada orang dewasa.

Baca juga: Mengapa Kita Bangun Tidur dengan Wajah Jelek? Ini Penjelasan Ilmiahnya

 

Penyebab hypnic jerk

Para peneliti belum mengetahui alasan pasti penyebab terjadinya hypnic jerk.

Kendati demikian, hypnic jerk dan jenis mioklonus lainnya diyakini dimulai di bagian otak yang mengontrol respons kejutan.

Ketika Anda tertidur, para peneliti menduga bahwa kadang-kadang terjadi gangguan antara saraf di batang otak retikuler menciptakan reaksi yang mengarah ke hypnic jerk.

Meskipun penyebabknya belum diketahui secara pasti, terdapat faktor risiko tertentu yang meningkatkan kemungkinan Anda mengalami hypnic jerk.

Misalnya, konsumsi kafein dan stimulan yang berlebihan, olahraga berat sebelum tidur, stres emosional, dan kurang tidur.

Baca juga: Sering Terbangun Tengah Malam? Kenali Waktu Minum Terakhir Sebelum Tidur

Apakah hypnic jerk berbahaya?

Andreas Prasadja mengatakan bahwa hypnic jerks merupakan hal yang wajar terjadi.

"Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, wajar kok sesekali," ungkapnya.

Dengan kata lain, hypnic jerks tidak cukup membahayakan. Bahkan 70 persen orang pernah mengalami hypnic jerks saat tidur.

Gerakan akibat hypnic jerks bisa saja membuat hentakan yang sangat keras sehingga menyebabkan cedera ringan. Namun, itu tidak umum terjadi.

Akan tetapi, Andreas mengatakan bahwa hypnic jerks perlu diperiksakan jika kerap terjadi.

"Jika sering terjadi, baru perlu diperiksakan," tandasnya.

Baca juga: Tak Gosok Gigi Sebelum Tidur Bisa Membahayakan Jantung, Kok Bisa?

Cara mencegah hypnic jerks

Hypnic jerks adalah bagian yang normal dalam tidur Anda. Oleh karena itu, kecil kemungkinan untuk terhindar dari hypnic jerks

Namun, Anda bisa mengurangi frekuensi dan intensitasnya dengan cara meningkatkan kualitas tidur.

Berikut cara mencegah hypnic jerks:

1. Memperbaiki kualitas tidur

Anda bisa memperbaiki kualitas tidur untuk mengurangi frekuensi hypnic jerks, caranya adalah sebagai berikut:

  • Buat jadwal kapan Anda harus tidur dan bangun
  • Atur suhu kamar dengan tepat, jangan terlalu dingin atau terlalu panas
  • Matikan lampu saat tidur untuk memberikan suasan tenang
  • Kurangi penggunakan elektronik setidaknya satu jam sebelum tidur.
2. Mengelola stres

Anda bisa mengelola stres dengan cara berolahraga, yoga, hingga meditasi. Atau, Anda juga bisa menenangkan diri dengan mandi air hangat atau membaca buku.

3. Kurangi kafein

Mengonsumsi kafein terlalu banyak, terutama di sore hari, dapat mengganggu kemampuan Anda untuk tidur nyenyak.

4. Hindari nikotin dan alkohol

Nikotin adalah stimulan yang dapat mengganggu kemampuan otak Anda untuk beristirahat di malam hari. Di sisi lain, nikotin juga bisa mengganggu kualitas tidur Anda.

Sementara alkohol dapat mengganggu siklus tidur sehingga menyebabkan Anda kurang tidur yang meningkatkan risiko terjadinya hypnic jerks.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi