Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Video Cara Cek Risiko Stroke dengan Jari, Ini Kata Dokter

Baca di App
Lihat Foto
tangkapan layar akun instagram @coachcitrariza
video viral cara cek risiko stroke dengan jari
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Video yang menampilkan cara cek risiko stroke menggunakan jari viral di media sosial, Instagram.

Video viral itu diunggah oleh akun ini.

Dalam video tersebut, dijelaskan bahwa Anda dapat mengecek apakah diri Anda berpotensi terkena stroke hanya dengan menggunakan tangan.

"Buka tangan, jari telunjuk ke atas jari tengah. Jari manis tekan ke ibu jari," terang video tersebut.

"Masa ini tengok jari kelingking boleh bergerak atau tidak. (Saat ini, lihat jari kelingking bisa bergerak atau tidak)," jelas video itu lagi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika jari kelingking dapat bergerak bebas, disebutkan bahwa hal itu menunjukkan jika otak Anda tidak memiliki masalah sehingga tidak memiliki risiko stroke.

Hingga Senin (17/10/2022), video itu telah ditonton oleh 2,5 juta warganet, dikomentari oleh lebih dari 500 akun, serta disukai oleh sebanyak 41.400 pengguna Instagram.

Lantas, benarkah cara itu bisa digunakan untuk mengecek risiko stroke?

Baca juga: Kebiasaan Minum Teh Hitam Bisa Turunkan Risiko Stroke, Serangan Jantung, dan Kematian Dini


Penjelasan dokter

Dokter spesialis saraf dari Rumah Sakit Royal dan National Hospital Surabaya Bambang Kusnardi mengatakan, cara cek risiko stroke menggunakan jari tersebut kurang tepat untuk dilakukan.

Sebab, kedua hal itu tidak saling berhubungan.

"Tidak ada hubungan sama sekali," tuturnya, saat dikonfirmasi oleh Kompas.com, Senin (17/10/2022).

Menurutnya, cara cek apakah seseorang berpotensi terkena penyakit stroke dengan menggunakan jari tangan itu kurang tepat untuk mengetahui apakah seseorang berpotensi terkena stroke atau tidak.

"Kalau untuk mengetahui risiko stroke, ya kurang tepat," tandas dia.

Baca juga: Mengenal Penyakit Stroke, dari Gejala hingga Pencegahannya

Alih-alih menggunakan jari, dr Bambang mengatakan bahwa ada 2 hal yang bisa digunakan untuk memastikan apakah seseorang itu berpotensi terkena stroke atau tidak.

"Ada 2 (cara untuk mengetahui risiko stroke). Pertama tidak bisa di apa-apakan, kedua bisa dikendalikan," kata Bambang.

Adapun risiko stroke yang tidak bisa dikendalikan itu di antaranya usia, jenis kelamin, dan ras.

Dilansir dari Kompas.com (2020), mereka yang memiliki risiko lebih tinggi terkena stroke adalah mereka yang berusia 55 tahun lebih, ras berupa orang Afrika-Amerika, dan berjenis kelamin pria.

Sementara risiko stroke yang bisa dikendalikan yaitu sederet penyakit yang memicu terjadinya stoke, seperti hipertensi, diabetes melitus, dyslioidemi, asam urat, gaya hidup, dan sebagainya.

Baca juga: Penyebab dan Gejala Stroke Perdarahan seperti yang Diidap Reza Gunawan

Penyebab penyakit stroke

Stroke adalah penyakit yang terjadi ketika suplai darah ke bagian otak terganggu atau berkurang.

Akibatnya, otak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi dan sel-sel otak akan mati dalam beberapa menit.

Masih dilansir dari sumber yang sama, penyebab penyakit stroke adalah penyumbatan arteri (stroke iskemik) dan pecah atau bocornya pembuluh darah (stroke hemoragik).

Stroke iskemik adalah jenis stroke yang paling umum dijumpai. Hal ini terjadi ketika pembuluh darah ke otak menyempit atau tersumbat sehingga menyebabkan aliran darah berkurang.

Penyumbatan pembuluh darah itu bisa disebabkan oleh timbunan lemak yang menumpuk di pembuluh darah, gumpalan darah, atau kotoran lain yang mengalir melalui aliran darah dan masuk ke dalam pembuluh darah di otak.

Sementara itu, stroke hemoragik adalah penyakit yang terjadi ketika pembuluh darah di otak bocor atau pecah atau pendarahan otak.

Pendarahan otak terjadi karena berbagai kondisi, seperti tekanan darah tinggi yang tak terkontrol, pengobatan berlebihan dengan pengencer darah (antikoagulan), dan trauma.

Baca juga: Golongan Darah yang Berisiko Terkena Stroke di Usia Muda, Anda Salah Satunya?

Gejala penyakit stroke

Dilansir dari Mayo Clinic, terdapat beberapa gejala yang timbul akibat penyakit stroke, di antaranya:

1. Kesulitan berbicara

Seseorang yang terkena stroke akan mengalami kesulitan berbicara dan memahami apa yang dikatakan orang lain.

2. Kelumpuhan atau mati rasa pada wajah, lengan atau kaki

Seseorang yang terkena stroke akan mengalami mati rasa tiba-tiba, kelemahan atau kelumpuhan di wajah hingga lengan atau kaki.

Biasanya ini sering hanya terjadi pada satu sisi tubuh saja.

Baca juga: Gejala Awal Stroke, Ketahui Sebelum Terlambat!

3. Masalah pengelihatan di satu atau kedua mata

Gejala stroke selanjutnya adalah mengalami penglihatan kabur atau menghitam di satu atau kedua mata. Bahkan, bisa juga gejala itu berupa pengelihatan yang menjadi ganda.

4. Mengalami sakit kepala

Sakit kepala parah yang tiba-tiba, yang mungkin disertai dengan muntah, pusing, atau kesadaran yang berubah, juga dapat mengindikasikan bahwa Anda mengalami stroke.

5. Kesulitan berjalan

Gejala lainnya dari penyakit stroke adalah kesulitan berjalan. Misalnya kerap tersandung atau kehilangan keseimbangan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi