KOMPAS.com - Sejumlah pemberitaan menghiasi laman Tren sepanjang Senin (17/10/2022).
Informasi seputar tanda bulat atau lingkaran putus di WhatsApp mendominasi pemberitaan.
Beberapa pengguna WhatsApp diketahui mempertanyakan soal munculnya tanda bulatan atau lingkaran putus-putus di kolom percakapan mereka.
Berita populer TrenSelain terkait dengan tanda bulat atau lingkaran putus di WhatsApp, informasi seputar 2 zat yang dilarang BPOM dalam produk obat sirup, kutu kucing yang disebut bisa menular ke manusia, hingga apa itu omicron XBB juga menarik perhatian publik.
Berikut berita terpopuler di laman Tren sepanjang Senin (17/10/2022) hingga Selasa (18/10/2022) pagi:
1. Arti tanda bulat atau lingkaran putus di WhatsApp
Sejumlah pengguna WhatsApp mempertanyakan perihal kemunculan tanda bulatan atau lingkaran putus-putus di kolom percakapan mereka.
WhatsApp diketahui memang terus melakukan update atau pembaruan di sejumlah fitur apliaski percakapan atau berbagi pesan tersebut.
Update terbaru yakni munculnya tanda bulat atau lingkaran putus-putus di kolom percakapan.
Lantas, apa arti tanda bulat atau lingkaran putus di WhatsApp tersebut?
Informasi selengkapnya soal penjelasan apa itu tanda bulat atau lingkaran putus di WhatsApp dapat disimak pada berita berikut:
Melihat Tanda Bulat atau Lingkaran Putus di WhatsApp? Ini Artinya
2. Ramai soal kabel listrik Batam ditanam di dalam tanah
Unggahan video kumpulan foto langit di Kota Batam ramai di media sosial.
Tampak dalam video tersebut kondisi langit Kota Batam tanpa gangguan kabel listrik satu pun.
Selain memamerkan langit Batam, pengunggah juga menunjukkan kondisi jaringan kabel listrik yang berada di dalam gorong-gorong.
"Siapa bilang di Batam nggak ada kabel. Kabelnya di got dong," tulis pengunggah.
Lantas, apa alasan jaringan kabel Batam ditanam?
Informasi lebih lengkapnya dapat disimak pada berita berikut:
Ramai soal Kabel Listrik Batam Ditanam di Dalam Tanah, Ini Penjelasan PLN
3. Zat yang dilarang dalam produk obat sirup
Lihat Foto
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melarang dua zat dalam produk sirup untuk anak maupun dewasa imbas temuan penyakit gagal ginjal akut misterius di Gambia, Afrika.
Dua zat yang dilarang BPOM itu di antaranya dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG).
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Penny K Lukito mengatakan, larangan itu dimaksudkan untuk memberikan perlindungan terhadap masyarakat di Indonesia.
"Untuk memberikan perlindungan terhadap masyarakat, BPOM telah menetapkan persyaratan pada saat registrasi bahwa semua produk obat sirup untuk anak maupun dewasa, tidak diperbolehkan menggunakan dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG)," ujarnya, dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (17/10/2022).
Berdasarkan penelusuran yang sudah dilakukan, kedua zat tersebut diduga menjadi pemicu kasus gagal ginjal akut misterius di Gambia, Afrika Barat.
Setidaknya ada 4 macam obat sirup obat batuk yang diproduksi oleh India dan dilaporkan terkontaminasi dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG).
Informasi lebih lengkap terkait produk sirup obat yang dilarang BPOM tersebut dapat disimak pada berita berikut:
BPOM Larang 2 Zat dalam Produk Obat Sirup Imbas Penyakit Gagal Ginjal Akut Misterius
4. Kutu kucing bisa menular ke manusia?
Unggahan bernarasi tentang apakah kutu kucing bisa menular ke manusia ramai di media sosial.
Jawaban pun bermunculan dari warganet terkait penularan kutu kucing ke manusia tersebut.
Lantas, benarkah kutu kucing bisa menular ke manusia?
Informasi lebih lengkap terkait apakah kutu kucing bisa menular ke manusia dapat disimak pada berita berikut:
Apakah Kutu Kucing Bisa Menular ke Manusia? Ini Kata Dokter
5. Mengenal apa itu omicron XBB
Singapura menghadapi lonjakan baru kasus Covid-19 akibat kemunculan sub-varian Omicron XBB.
Pada Jumat (14/10/2022), negara itu melaporkan lebih dari 9.000 kasus Covid-19 dalam sehari, dikutip dari Yahoo News.
Varian ini menyumbang 54 persen dari kasus lokal selama minggu 3-9 Oktober.
Ini merupakan peningkatan dari minggu sebelumnya, ketika kasus XBB mencapai 22 persen dari kasus Covid-19 lokal.
Sub-varian yang sebelumnya dominan, BA.5, kini diperkirakan menyumbang 21 persen kasus lokal, sementara sub-varian lain BA.2.75, diperkirakan menyumbang 24 persen kasus.
Lantas, apa itu omicron XBB?
Informasi lebih lengkap terkait omicron XBB dapat disimak pada berita berikut:
Apa Itu Omicron XBB? Penyebab Lonjakan Kasus Covid-19 di Singapura