Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Digunakan, Apa Arti Emoji Kepala Batu?

Baca di App
Lihat Foto
Freepik
Apa arti emoji kepala batu?
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Emoji kepala batu belakangan sering membanjiri kolom komentar berbagai media sosial.

Emoji ini digambarkan berbentuk kepala manusia dengan dahi dan hidung agak menonjol, berwarna abu-abu atau coklat.

Seperti fungsi emoji pada umumnya, kepala batu menjadi sebuah simbol untuk menggambarkan ekspresi tertentu.

Biasanya, emoji menunjukkan ekspresi si pengirim pesan seperti tertawa, tersenyum, marah, sedih, kecewa, dan sebagainya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa arti emoji kepala batu?

Baca juga: Kisah Haru di Balik Foto Ikonik The Kiss of Life

Arti emoji kepala batu

Dikutip dari laman Emoji Guide, emoji kepala batu menggambarkan karakteristik seperti batu, yakni terpaku, tidak bergerak, dan tidak bisa berubah.

Misalnya, saat terjebak dalam antrean panjang kasir minimarket dan tidak dapat bergerak, Anda bisa membagikan emoji kepala batu ini untuk menggambarkan suasana.

Selain terpaku dan tidak dapat bergerak seperti batu, emoji ini juga menggambarkan ekspresi ketabahan, ketidakputusasaan, tekad, muka datar, atau muka konyol.

Contohnya, "Aku akan bekerja keras agar dapat banyak uang! (emoji kepala batu)".

Bentuk emoji kepala batu berbeda-beda menyesuaikan platform. Perbedaan terletak pada warna, bentuk, dan arah posisi kepala batu.

Seperti pada platform WhatsApp, emoji kepala batu berwarna abu-abu dan menghadap ke arah kanan.

Sementara Twitter, tampak berbeda dengan emoji kepala batu menghadap ke depan.

Baca juga: Kisah Harriet, Kucing Hilang yang Ditemukan 9 Tahun Kemudian 1.000 Mil Jauhnya dari Rumah

Berikut gambaran emoji batu di masing-masing platform:

Adapun emoji ini, juga dikenal dengan sebutan Easter Island, Human Rock Carving, Moai, dan Moyai.

Asal usul emoji kepala batu

Emoji kepala batu terinspirasi dari patung raksasa Moai di Rapa Nuai atau Pulau Paskah, Chile. Moai sendiri merupakan patung batu yang diukir seperti wajah manusia.

Dilansir dari Britannica, sosok Moai diduga menjadi representasi nenek moyang yang masih hidup.

Patung ini terkadang digunakan saat upacara kesuburan, tetapi lebih sering digunakan untuk perayaan panen.

Saat perayaan panen, pemetikan buah pertama dikumpulkan di sekitar Moai sebagai persembahan.

Selain Moai di Pulau Paskah, emoji kepala batu juga disebut mirip dengan Moyai, patung di dekat Stasiun Shibuya, Tokyo, Jepang.

Baca juga: Gocap, Gopek, dan Goceng Berapa? Ini Arti dan Asal-usulnya

Dikutip dari Live Japan, Moyai merupakan patung batu dengan tampilan mirip Moai.

Perbedaan mencolok terletak pada bibir Moyai yang terlihat lebih membentuk, serta gambaran rambut pada patung ini.

Moyai menjadi landmark kawasan Shibuya selain patung Hachiko, anjing ras Akita yang setia menunggu majikannya.

Patung ini disumbangkan oleh Desa Niijima yang terletak di salah satu Kepulauan Izu, Pulau Niijima, Tokyo.

Pemberian patung ini ke Shibuya guna ajang promosi pariwisata, serta menunjukkan kekuatan persatuan, kerja sama, dan kebaikan.

Hal ini sesuai dengan arti Moyai dalam dialek lokal, yakni bekerja sama dalam usaha.

Adapun dilansir dari Emojipedia, emoji kepala batu telah disetujui sebagai emoji dalam Unicode 6.0 pada 2010 dengan nama Moyai.

Namun begitu, belum diketahui secara pasti kapan kepala batu dikenal sebagai emoji Moai.

Baca juga: Okto Artinya Delapan, Mengapa Oktober Jadi Bulan Ke-10?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi