Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah 155 Anak Alami Gagal Ginjal Akut, tapi Penyebab Belum Diketahui

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/sumroeng chinnapan
Ilustrasi gagal ginjal akut misterius pada anak. Perawatan gagal ginjal akut misterius pada anak, dilakukan dengan pemberian terapi obat dan cairan, agar anak bisa mengeluarkan urine atau buang air kecil. Namun, pada kondisi yang parah, beberapa anak juga harus dirawat dengan terapi cuci darah.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kasus gagal ginjal akut misterius yang menyerang ratusan anak masih menjadi perhatian masyarakat.

Sekretaris Direktorat Jenderal (Ditjen) Kesehatan Masyarakat Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hingga Selasa (18/10/2022) jumlah anak yang mengalami gagal ginjal akut mencapai 155 kasus secara nasional. 

Jumlah ini meningkat dari catatan sepekan lalu yang totalnya mencapai 131 kasus. 

Nadia menyebut wilayah DKI Jakarta adalah daerah yang memiliki paling banyak kasus gagal ginjal akut.

Menurut laporan, Dinkes DKI menyebutkan ada 49 anak di Jakarta yang menglami gagal ginjal akut misterius

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara terkait penyebabnya, sementara ini belum ada kesimpulan yang pasti terkait dengan penyebab kasus gagal ginjal akut pada ratusan anak ini.

Baca juga: Dinkes DKI Ungkap 49 Anak di Jakarta Alami Gagal Ginjal Akut Misterius

Kasus gagal ginjal akut

Sebelumnya, data IDAI mencatat hingga 10 Oktober 2022, ada 131 kasus gagal ginjal akut misterius pada anak.

Data tersebut adalah akumulasi untuk periode Januari hingga September 2022.

Dikutip dari Kompas.com 13 Oktober 2022 Ketua Pengurus Pusat IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA (K), mengungkapkan puncak kasus gagal ginjal akut pada anak yang penyebabnya masih misterius ini, terjadi pada bulan September 2022 dengan angka kasus mencapai 71 kasus.

Sementara di bulan Oktober ini menurutnya kasus cenderung mengalami penurunan.

Gejala gagal ginjal

Sementara itu, Sekretaris Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nefrologi IDAI, dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) mengatakan, gejala gagal ginjal akut pada anak ini biasanya adalah adanya keluhan sedikit buang air kecil.

"Umumnya, volume (buang) air kecil sangat sedikit, atau sama sekali tidak buang air kecil," kata Eka.

Menurut Eka, gagal ginjal akut adalah kondisi saat organ ginjal sama sekali tidak memproduksi urin sehingga menyebabkan penderitanya tidak dapat buang air kecil, atau volume buang air kecil sangat sedikit.

"Dalam wawancara dengan orangtua (pasien), riwayat penyakitnya tidak jelas, namun anak tiba-tiba mengalami penurunan jumlah urine. Sejauh ini, kami sudah mencari tahu, namun data yang ada belum mengarah pada satu titik (penyebab gagal ginjal akut misterius pada anak) tertentu," jelas dr Eka.

Ia menambahkan bahwa gejala awal gagal ginjal akut misterius yang dialami anak di rumah sakit pada umumnya sama, yakni diawali dengan batuk, pilek, diare, muntah dan infeksi yang cenderung tidak berat.

Sementara menurut Eka, gejala-gejala tersebut secara teori bukan jenis gejala yang mengarah pada kondisi gagal ginjal akut.

"Inilah yang membuat kami heran. Anak dengan AKI (Acute Kidney Injury) hanya timbul (gejala) batuk pilek, diare atau muntah selama beberapa hari. Dalam tiga sampai lima hari mendadak tidak ada urine, tidak bisa buang air kecil, betul-betul hilang sama sekali," ungkap dr Eka.

Baca juga: 10 Kasus Gagal Ginjal Akut Misterius Ditemukan di Jabar, KPAI Buka Layanan Pengaduan

 

BPOM

Terkait dengan adanya kasus gagal ginjal akut di RI ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memastikan empat sirup obat batuk asal India tidak terdaftar di Indonesia.

Sebagai informasi, sebelumnya Gambia juga dihebohkan dengan adanya kasus gagal ginjal akut misterius yang menyebabkan 66 anak meninggal.

Kasus di Gambia diduga terjadi akibat penggunaan empat sirup obat batuk dan flu dari India yang diduga tercemar etilen glikol.

Keempat sirup ini yakni Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup. Keempatnya diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited, India.

"Berdasarkan penelusuran BPOM, keempat produk yang ditarik di Gambia tersebut tidak terdaftar di Indonesia dan hingga saat ini produk dari produsen Maiden Pharmaceutical Ltd, India tidak ada yang terdaftar di BPOM," kata BPOM dikutip dari Kompas.com, Senin (17/10/2022).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi