KOMPAS.com - Sejumlah berita menghiasi laman Tren sepanjang Rabu (19/10/2022) hingga Kamis (20/10/2022).
Informasi seputar jenis obat sirup yang disetop Kemenkes RI, banyak mendapat perhatian khalayak.
Penyetopan peredaran obat sirup tersebut terkait dengan kasus gagal ginjal akut misterius belakangan ini.
Selanjutnya, ada pula berita soal Etilen Glikol dan Dietilen Glikol yang masih terkait dengan kasus gagal ginjal yang dialami ratusan anak-anak.
Berita populer Tren
Selengkapnya, berikut berita terpopuler di laman Tren sepanjang Minggu (16/10/2022) hingga Senin (17/10/2022) pagi.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menginstruksikan seluruh apotek agar menghentikan penjualan obat bebas ataupun obat sirup untuk sementara waktu.
Instruksi ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor SR.01.05/III/3461/2022.
Edaran tersebut terkait Kewajiban Penyelidikan Epidemiologi dan Pelaporan Kasus Gangguan Ginjal Akut Atipikal (Atypical Progressive Acute Kidney Injury) pada Anak menyusul merebaknya kasus gagal ginjal akut yang mayoritas menimpa anak-anak usia 1-5 tahun di Indonesia.
"Seluruh apotek untuk sementara tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk sirup kepada masyarakat sampai dilakukan pengumuman resmi dari Pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan," bunyi instruksi itu, dikutip dari laman Kompas.com, Rabu (19/10/2022).
Selengkapnya bisa disimak di sini:
Jenis Obat Sirup yang Disetop oleh Kemenkes
2. Mengenal Etilen Glikol dan Dietilen GlikolBadan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) melarang etilen glikol dan dietilen glikol dalam produk sirup untuk anak maupun dewasa.
Larangan ini merupakan imbas dari temuan kasus gagal ginjal akut atau acute kidney injury (AKI) yang masih belum diketahui penyebabnya.
Kepala BPOM Penny K Lukito menuturkan, larangan dua zat ini untuk memberikan perlindungan terhadap masyarakat Indonesia.
"BPOM telah menetapkan persyaratan pada saat registrasi bahwa semua produk obat sirup untuk anak maupun dewasa tidak diperbolehkan menggunakan dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG)," ujar Penny dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (17/10/2022).
Selengkapnya bisa disimak di sini:
Etilen Glikol dan Dietilen Glikol Dilarang dalam Obat Sirup, Ini Bahayanya
3. Obat penurun panas selain ParasetamolGangguan ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak di Indonesia menjadi perhatian masyarakat belakangan ini.
Sebelumnya di Gambia terdapat kasus serupa, tetapi penyebabnya karena obat sirup parasetamol yang mengandung dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG).
Padahal di Indonesia, banyak orang tua menggunakan parasetamol sirup pada anaknya yang demam.
Lantas, apa alternatif obat penurun panas atau demam pada anak selain parasetamol? Selengkapnya bisa disimak di sini:
Apa Obat Penurun Panas untuk Anak Selain Parasetamol? Ini Kata Ahli
4. Obat sirup dilarang, apa solusinya?
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk sementara meminta tenaga kesehatan untuk tidak meresepkan obat-obat dalam bentuk sediaan cair atau sirup.
Larangan ini berkaitan dengan munculnya kasus gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak.
Selain meminta tenaga kesehatan agar tidak meresepkan obat dalam bentuk sirup, Kemenkes juga meminta apotek untuk sementara juga tidak menjual obat sirup.
Lantas jika obat sirup untuk sementara tidak direkomendasikan, obat apa yang sebaiknya diberikan kepada anak-anak jika mereka sakit? Selengkapnya bisa disimak di sini:
Obat Sirup Dilarang, Apa yang Harus Diberikan pada Anak ketika Sakit?
5. Kanker pembuluh darah, gejala dan penyebabnyaDilansir dari Mayo Clinic, angiosarkoma atau kanker pembuluh darah adalah jenis kanker langka yang terbentuk di lapisan pembuluh darah dan pembuluh getah bening.
Pembuluh getah bening sendiri sangat mirip dengan pembuluh darah, hanya saja mengangkut cairan bening bernama getah bening.
Pembuluh ini bagian dari sistem kekebalan tubuh dan berguna mengumpulkan bakteri, virus, dan "limbah" dari tubuh untuk dibuang. Kanker pembuluh darah dapat terjadi di mana saja di dalam tubuh.
Namun, paling sering terjadi pada kulit kepala dan leher, payudara, hati, dan limpa.
Apa Itu Kanker Pembuluh Darah? Ini Gejala dan Penyebabnya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.