Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warganet Berhasil Turunkan Berat Badan Hanya dengan Jalan Kaki, Ini Kisahnya!

Baca di App
Lihat Foto
Twitter/@cudble
Tangkapan layar twit perbandingan penurunan berat badan hanya dengan jalan kaki
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Unggahan berisi foto perbandingan tubuh warganet dari gendut menjadi kurus, ramai menjadi perbincangan di media sosial Twitter.

Diunggah melalui akun @cudble pada Kamis (20/10/2022) sore, pengunggah membagikan dua foto dirinya yang diambil pada Februari 2022 dan Oktober 2022.

Pada Februari 2022, tubuhnya tampak agak lebar dengan lengan atas terlihat besar.

Namun dalam foto yang diambil pada Oktober 2022, terlihat perubahan tubuhnya menjadi lebih kecil dan ramping.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Februari 2022 vs Oktober 2022. Tipsnya cuma jalan kaki rutin++, no gym no heavy workout makan tetap normal," tulis dia.

Baca juga: Cara Ampuh Turunkan Berat Badan Tanpa Bersusah Payah Diet, Apa Saja?

Cerita pengunggah

Melalui utasnya, pengunggah bernama Gesya ini mengaku tak pernah berniat menurunkan berat badan.

Kegiatan jalan kaki yang dijalani semula bertujuan agar pikirannya jauh lebih sehat.

"Aku jalan kaki awalnya nggak berniat untuk turunin berat badan tapi untuk healthier mind, ketenangan jiwa, dan practicing mindfulness," tulis Gesya.

Namun ternyata, dia mendapatkan bonus penurunan berat badan. Bahkan, dirinya tidak memfokuskan pada area tertentu untuk dikecilkan.

"Ternyata bonus bb (berat badan) turun. Nggak fokus pada area tertentu tiba-tiba mengecil sendiri," imbuh dia.

Saat dikonfirmasi, pengunggah mengaku memang memiliki hobi jalan kaki sejak 2017.

Baca juga: Bolehkah Mandi Setelah Olahraga Malam? Ini Penjelasan Dokter


Namun, dirinya sempat mengalami kelebihan berat badan atau overweight pada 2021. Sejak saat itu, Gesya pun kembali merutinkan jalan kaki hingga saat ini.

"Aku hobi jalan kaki dari 2017, tapi aku overweight 2021 dan mulai intens jalan kaki sampai saat ini," kata dia saat dihubungi Kompas.com, Jumat (21/10/2022).

Gesya menuturkan, dia tidak memiliki target durasi berapa lama harus berjalan setiap hari. Kendati begitu, dirinya mengaku biasa berjalan kaki sekitar 1-5 kilometer.

"Sehari aku jalan 1-5 kilometer. Dibawa happy (senang) saja tanpa pressure (tekanan) karena memang hobi," ujarnya.

Ia juga tidak melakukan olahraga tambahan, maupun membatasi asupan makanan seperti orang menurunkan berat badan pada umumnya.

"Betul, porsi makanan normal dan tidak ada olahraga tambahan," ucap Gesya.

Baca juga: Olahraga yang Ampuh Membakar Lemak, Bukan Cuma Berlari

Lantas, bisakah menurunkan berat badan hanya dengan berjalan kaki?

Jalan kaki bisa menurunkan berat badan

Terkait hal ini, Kompas.com menghubungi spesialis kedokteran olahraga dari Slim + Health, Sports Therapy, Rumah Sakit Mitra Keluarga Kemayoran, Jakarta Pusat, dr Michael Triangto.

Michael menjelaskan, dibutuhkan ketidakseimbangan antara makanan yang masuk (intake) dengan energi keluar (output) untuk menurunkan berat badan.

Untuk itu, apabila seseorang berhasil menurunkan berat badan tanpa mengurangi porsi makan, kemungkinan karena konsumsi makanan sudah sedikit.

"Kalau dia katakan tidak ada perubahan makanan, mungkin-mungkin saja selama ini dia makan sudah minim. Itu intake-nya," ujar Michael.

Sementara output-nya, dari yang semula diam menjadi rutin berjalan kaki. Michael menjelaskan, jalan kaki di sini bukan lagi aktivitas fisik, tetapi exercise atau latihan fisik.

Sebab, jalan kaki sudah termasuk dalam program olahraga, yakni jenis aerobik atau kardio.

Baca juga: Jalan Kaki 10.000 Langkah Per Hari, Apakah Harus Sebanyak Itu?

Menurut Michael, suatu program harus memenuhi unsur FITT atau frequency, intensity, time, and type.

Pertama, frequency atau frekuensi, misalnya sebanyak tiga sampai lima kali dalam seminggu.

Kedua, intensity atau intensitas, yakni intensitas latihan fisik yang dijalani. Adapun jalan kaki, masuk dalam olahraga berintesitas sedang.

Ketiga, time atau waktu yang menunjukkan seberapa lama durasi olahraga berlangsung, misalnya 30 menit.

Dan terakhir, type atau tipe olahraga, dalam hal ini jalan kaki.

"Kalau dikatakan bisa tidak (jalan kaki menurunkan berat badan), bisa saja kalau sebelumnya dia tidak pernah melakukan itu secara teratur dengan suatu program," tuturnya.

Kendati begitu, Michael tetap menekankan pentingnya penyesuaian pola makan terutama bagi yang terbiasa makan dalam porsi besar.

Baca juga: Cara Menurunkan Detak Jantung Tinggi Saat Olahraga

Persepsi salah soal diet

Menurut Michael, masyarakat kerap salah persepsi soal menurunkan berat badan.

Dalam benak mereka, penurunan berat badan harus dilakukan dengan olahraga berat dan makan sesedikit mungkin.

Michael kemudian menyamakan diet salah tersebut dengan seorang pekerja yang diharuskan lembur setiap hari tapi gaji dipotong.

Orang diet, menurut dia, dikatakan harus makan sesedikit mungkin. Jika begitu, maka sama saja dengan gaji atau upah dipotong.

Di sisi lain, mereka harus olahraga sekeras atau serajin mungkin, yang sama artinya dengan rajin lembur.

Baca juga: Plus Minus Berhenti Makan Daging

"Inilah ada double standard. Kalau dia melihat untuk diet, itu dikerjakakan. Pokoknya makan sedikit, makan sayuran aja, tidak makan apa segala macam. Tapi olahraga gila-gilaan, seakan-akan benar," tuturnya.

Padahal, lanjut Michael, jika melakukan sama persis dalam hal pekerjaan, maka tidak akan ada orang yang mau.

"Itu sebabnya, dengan pola olahraga berat dan makan sesedikit mungkin, tidak mungkin panjang," kata dia.

Sewaktu-waktu pasti akan merasa malas berolahraga dan malah mencuri waktu untuk mengonsumsi cemilan. Hal tersebut, justru membuat berat badan semakin meningkat.

Oleh karena itu, Michael berpesan bahwa penurunan berat badan sebenarnya cukup dengan menjalani olahraga berintensitas ringan.

"50-70 persen saja dari denyut jantung maksimal," papar Michael.

Baca juga: Olahraga untuk Usia 60 Tahun, Bisa Turunkan Berat Badan hingga Perpanjang Umur

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi