KOMPAS.com - Penurunan jumlah air seni bahkan tidak mengeluarkan air seni sama sekali menjadi salah satu gejala khas dari gangguan ginjal akut progresif atipikal (acute kidney injury atau AKI).
Hal ini menyebabkan Kementerian Kesehatan mengimbau pada orang tua untuk mengamati anak-anaknya, terutama balita.
Akan tetapi bagaimana cara mengukur air seni anak tergolong normal atau tidak?
Baca juga: Kemenkes Periksa 102 Obat yang Dikonsumsi Pasien Gangguan Ginjal Akut
Cara mengukur air seni anak
Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Gastrohepatologi di RSIA Bunda Jakarta dan RSAB Harapan Kita DR. Dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K) memberikan langkah-langkahnya:
1. Timbang popok bersihTiap merk dan ukuran bisa berbeda beratnya. Dr Ariani mencontohkan berat suatu popok bersih 20 mg.
2. Timbang semua popok yang berisi air seni saja dalam 24 jamDr Ariani mengatakan hanya timbang popok berisi air seni saja, yang mengandung kotoran/feses tidak perlu ditimbang.
Jika kurang, lakukan penimbangan atau pengukuran lagi di 24 jam selanjutnya.
"Nggak dihitung (yang mengandung feses), iklasin aja. Tapi kalau sampai kurang dari 1 ml/kgBB/jam, kita tahu bahwa sebenarnya masih ada yang tidak terhitung. Konfirmasi ulang di pengukuran selanjutnya," kata Dr Ariani saat dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (22/10/2022).
3. Catat setiap penimbangan dikurangi berat popok bersihDr Ariani mencontohkan berat popok berisi air seni 110 gram, kemudian dikurangi 20 gram. Hasilnya 90 gram.
Baca juga: Menkes Beberkan Dugaan Terbesar Penyebab Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak
4. Jumlahkan total 24 jamBerikut ini contoh popok yang dikumpulkan dalam 24 jam:
- 06.30: 90 gram
- 10.10: 75 gram
- 13.30: 110 gram
- 16.05: tidak diambil karena bersama feses
- 20.50: 60 gram
- 03.30: 85 gram
Totalnya: 420 gram.
5. Dibagi berat badan anak (kg) dan dibagi 24 jamLangkah selanjutnya dibagi berat badan anak kemudian 24 jam. Misalnya berat badan anak 10 kg.
Maka:
420 gram:10kg:24 jam=1,75 ml/kg/jam
Dr Ariani mengatakan jumlah tersebut aman/normal, karena nilai normal adalah lebih dari 1 mg/kgBB/jam.
Baca juga: Update Kasus Gagal Ginjal Akut: Tingkat Kematian, Larangan Obat Sirup, hingga Dugaan Penyebab
Gejala gangguan ginjal akut
Dilansir dari Kemenkes, terkait Tata Laksana dan Managemen Klinis Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal, gejala awalnya berupa infeksi saluran cerna dan gejala ISPA dengan gejala khas.
Gejala khas berupa penurunan jumlah BAK (oliguria) atau tidak ada sama sekali Buang Air Kecil atau BAK (anuria).
Bila anak mengalami gejala dan tanda disertai dengan volume urine berkurang atau tidak ada urine selama 6-8 jam (saat siang hari) orang tua disarankan untuk segera membawa anak ke fasilitas kesehatan seperti rumah sakit untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Selain itu orang tua juga diminta waspada jika mendapati warna urin pekat atau kecoklatan.
Anak harus dipastikan mendapat cairan yang cukup dengan minum air (atau ASI sesuai usianya).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.