Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obat Sirup Aman Dirilis BPOM, Apakah Boleh Dijual dan Digunakan Lagi?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/SUMIRE8
Ilustrasi obat sirup, zat berbahaya dalam obat sirup atau cair kemungkinan penyebab gagal ginjal akut pada anak, daftar obat sirup mengandung etilen glikol yang dilarang BPOM, obat sirup aman menurut BPOM
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) telah merilis daftar 133 obat yang dinilai aman dari cemaran Etilen Glikol (EG) dan Dietilen Glikol (DEG).

133 obat tersebut dinilai aman karena tidak menggunakan empat bahan tambahan yang diduga menyebabkan adanya cemaran EG dan DEG pada sirup.

“Perkembangan pertama berdasar penelusuran data registrasi sirup dan drop dari 133 obat yang terdaftar tak pakai bahan tersebut sehingga aman,” ujar Kepala Badan POM Penny K. Lukito dalam konferensi pers, Minggu (23/10/2022).

Dengan adanya rilis daftar obat sirup aman dari BPOM ini, apakah obat-obat sirup tersebut sudah bisa digunakan masyarakat dan dijual apotek?

Berikut jawaban Kementerian Kesehatan (Kemenkes):

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 5 Poin Penjelasan BPOM soal Obat Sirup dan Kaitan Kasus Gagal Ginjal Akut

Penjelasan Kemenkes

Terkait hal tersebut, Kompas.com menghubungi Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi.

Dia mengatakan agar masyarakat menunggu  terlebih dahulu mengenai sudah boleh atau tidaknya obat dijual maupun digunakan kembali.

“Ditunggu informasi selanjutnnya,” ujar Nadia. saat dihubungi Kompas.com, Senin (24/10/2022).

Hal ini karena seluruh pemeriksaan terhadap obat-obat sirup menurutnya belum selesai.

“Kita sedang kaji, karena belum semua selesai pemeriksaannya,” ujar Nadia.

BPOM dalam konferensi pers yang dilakukannya pada Minggu (23/10/2022) menjelaskan adanya 133 obat yang menurutnya aman.

Adapun daftar obat yang menurut BPOM aman tersebut bisa disimak dalam tautan berikut.

Selain merilis daftar 133 obat tersebut, BPOM juga merilis hasil penyelidikan pada 102 obat yang sebelumnya disebutkan dipakai oleh para pasien gagal ginjal akut.

Dari pengujian BPOM, hasil awal menunjukkan bahwa 23 obat dinyatakan aman digunakan karena tak mengandung pelarut-pelarut tersebut

“Dari 102 ada 23 produk yang tak pakai pelarut tersebut sehingga aman dipakai,” katanya.

Tujuh obat lain telah dilakukan pengujian dan dinyatakan aman. Namun, terdapat 3 produk dari 102 obat tersebut mengandung cemaran melebihi ambang batas aman.

Sebanyak 69 produk sisanya masih dalam proses sampling dan pengujian.

“Secepatnya kami akan keluarkan secara bertahap karena ini untuk menyatakan sudah bertambah yang aman tentunya jadi pilhan untuk bisa dikonsumsi,” ujarnya.

Baca juga: BPOM Umumkan Obat Sirup yang Aman Digunakan, Ini Penjelasannya

Asal cemaran EG dan DEG

Dalam kesempatan tersebut Penny menjelaskan, pada dasarnya sirup untuk dewasa maupun anak-anak tidak diperbolehkan mengandung etilen glikol dan dietilen glikol.

Namun menurutnya, etilen glikol dan dietilen glikol bisa muncul sebagai cemaran pada obat sirup yang menggunakan bahan tambahan.

Bahan tambahan ini berasal dari propilen glikol, polietilen glikol, sorbitol, gliserin atau gliserol.

“Keempat bahan ini bukan bahan berbahaya yang dilarang dalam pembuatan sirup obat. Boleh dipakai sebagai pelarut dalam pembuatan obat,” ujar Penny.

Sesuai standar dari Pharmakope Indonesia dan standar baku internasional lain, terdapat ketetapan ambang batas aman atau tolerable daily intake (TDI) untuk cemaran EG dan DEG 0,5 mg per kg berat badan per hari.

BPOM menyampaikan, uji EG dan DEG bukan berati mendukung kesimpulan bahwa sirup obat memiliki keterkaitan sebab akibat dengan kejadian gagal ginjal akut misterius pada anak.

Menurutnya, tugas BPOM adalah menguji dan menunjukkan bukti mana yang memenuhi standar sebagai aman dan tidak memenuhi standar sebagai tidak aman, sehingga kemudian dilakukan penarikan.

“Hanya menunjukkan aman dan tidak aman, tapi akibat sebab, apalagi yang dikaitkan dengan gagal ginjal bukan tugas kami. Karena perlu dilakukan pendalaman lebih lanjut lagi untuk menunjukkan sebab akibat dengan gagal ginjal,” ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi