Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Hakim, Jaksa, dan Pengacara di Inggris Memakai Rambut Palsu?

Baca di App
Lihat Foto
Graeme Robertson/The Guardian
Hakim dan pengacara di Inggris mengenakan rambut palsu warna putih. Apa alasannya? Berikut ini sejarahnya
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Dalam persidangan yang diselenggarakan di Inggris, hakim, jaksa, maupun pengacara akan tampak mengenakan seragam berupa jubah longgar yang menutup hingga mata kaki, serta rambut palsu atau wig berwarna putih. 

Di banyak negara, penggunaan jubah dalam persidangan merupakan hal biasa. Namun, tidak demikian dengan rambut palsu seperti yang ada di Inggris.

Lantas, mengapa hakim, jaksa, dan pengacara di Inggris menggunakan rambut palsu saat persidangan?

Baca juga: Mengapa Hakim Dipanggil “Yang Mulia”? Ini Penjelasannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah hakim, jaksa, dan pengacara di Inggris pakai wig

Dilansir dari laman HowStuffWorks, rambut palsu mulai populer di Inggris pada akhir abad ke-16. Hal itu seiring dengan mewabahnya penyakit yang menyebabkan rambut rontok. 

Rambut rontok ini dinilai sangat bermasalah di lingkungan sosial saat itu.

Selain menyamarkan kebotakan, rambut palsu juga membantu menutupi mereka yang memiliki kutu.

Sebab, lebih mudah bagi mereka untuk mencopot dan membersihkan rambut palsu, dibanding menyingkirkan kutu pada rambut asli.

Tren rambut palsu pun menyebar pada masyarakat kalangan atas Inggris.

Bahkan, seperti dilansir dari laman judiciary.uk, pemerintahan Raja Charles II (1660-1685) membuat rambut palsu menjadi pakaian penting untuk digunakan masyarakat.

Rambut palsu yang menjadi mode juga mulai dikenakan oleh beberapa hakim di ruang sidang.

Namun begitu, potret para hakim pada awal 1680-an masih menunjukkan rambut asli. Hal ini menandakan bahwa penggunaan rambut palsu saat itu belum menjadi kewajiban.

Hingga pada 1685, rambut palsu dengan panjang sebahu mulai diadopsi sebagai seragam yang pantas di pengadilan.

Baca juga: Mengapa Pengacara Tetap Membela Orang yang Salah?

Filosofi rambut palsu di persidangan

Seperti fungsi seragam pada umumnya, rambut palsu yang disebut peruke ini menciptakan kesan formal dan hikmat.

Rambut palsu di kepala menjadi tanda kesetaraan pemakainya, tidak memihak, campur tangan, atau keterlibatan kepentingan pribadi.

Dalam persidangan di Inggris, apabila ada pengacara yang tidak memakai rambut palsu ini dalam persidangan, ia bisa dianggap tidak sopan.

Pengacara dan hakim mengenakan jenis peruke yang berbeda.

Pengacara di dalam persidangan harus mengenakan rambut palsu yang sedikit keriting di bagian atasnya. Selain itu juga memiliki dua kuncir rambut lurus dibelakanganya.

Sementara hakim mengenakan rambut palsu yang lebih panjang atau sedikit melewati bahu dan seluruhnya keriting.

Seiring bertambahnya usia, peruke akan semakin menguning. Namun, warna menguning ini justru menjadi dambaan karena menunjukkan seberapa lama atau banyaknya pengalaman hakim.

Di abad ke-17, rambut palsu yang berbahan rambut kuda hanya digunakan orang yang mampu.

Rambut palsu yang harganya lebih terjangkau dulu dibuat dengan rambut kambing, kapas, atau rambut orang yang sudah meninggal.

Baca juga: Mengapa Jumlah Hakim di Pengadilan Selalu Ganjil?

 

Masih dari judiciary.uk, penggunaan rambut palsu untuk profesi hukum, uskup, dan kusir, mulai mengalami penurunan pada masa pemerintahan Raja George III (1760-1820).

Mereka pun diizinkan untuk berhenti mengenakan rambut palsu pada 1830-an.

Hakim pengadilan sipil hanya mengenakan rambut palsu ikal panjang sebahu sampai 1780-an dan diganti dengan rambut palsu model bob keriting berekor mulai diadopsi.

Sementara itu, rambut palsu ikal sebahu masih digunakan untuk pengadilan kriminal sampai 1840-an.

Adapun kini, peruke model panjang tersebut menjadi cadangan dan hanya digunakan sebagai pakaian seremonial.

Sedangkan untuk sehari-hari, para hakim menggunakan rambut palsu putih yang lebih kecil.

Baca juga: Putusan Sela Ferdy Sambo Digelar Rabu Depan, Apa Itu?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi