Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Rishi Sunak, PM Baru Inggris Termuda Berdarah Keturunan India

Baca di App
Lihat Foto
REUTERS via BBC INDONESIA
Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com – Rishi Sunak resmi ditetapkan sebagai Perdana Menteri (PM) Inggris yang baru, Selasa (25/10/2022).

Sunak ditunjuk oleh Raja Charles III, menggantikan Lizz Truss, PM sebelumnya yang mengundurkan diri.

Pemilihan Rishi Sunak menjadi pembicaraan warganet di media sosial. Salah satunya karena dia yang masih memiliki darah keturunan India.

Dia juga merupakan PM termuda di Inggris dalam kurun waktu 200 tahun.

Lantas, siapakah Rishi Sunak?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Profil dan Harta Rishi Sunak, Konglomerat yang Jadi PM Inggris Baru

Profil Rishi Sunak

Rishi adalah PM dengan kulit berwarna pertama dan beragama Hindu di Inggris.

Dikutip dari The Wall Street Journal, Rishi Sunak terpilih menjadi perdana Menteri menggantikan Liz Truss yang mengundurkan diri dan hanya bertahan selama 44 hari.

Sunak adalah perdana menteri termuda di Inggris dalam kurun waktu 200 tahun. Dikutip dari Britanica, Rishi Sunak lahir pada 12 Mei 1980 di Inggris.

Pria berusia 42 tahun itu merupakan pemimpin Partai Konservatif dan sebelumnya menjabat sebagai kanselir Menteri Keuangan pada 2020-2022.

Sunak lahir dari keluarga keturunan India. Kakek neneknya dari Punjab di barat laut India, lalu bermigrasi ke Afrika Timur. Ibu dan ayahnya masing-masing lahir di Tanzania dan Kenya.

Ayah Sunak adalah dokter umum yang bekerja di Dinas Kesehatan Nasional Inggris (NHS). Sedangkan ibunya seorang apoteker.

Sunak adalah lulusan Winchester College, sebuah sekolah swasta eksklusif di Inggris. Ia melanjutkan studi filsafat, politik, dan ekonomi di Lincoln College Oxford.

Selama kuliah di Oxford, Sunak magang di kantor Partai Konservatif. Setelah lulus, ia menjadi analis di Goldman Sachs.

Sunak bekerja di perusahaan perbankan investasi tersebut mulai 2001-2004.

Lalu, dia melanjutkan kuliah dan mendapatkan gelar MBA di Universitas Stanford, tempat di mana ia juga bertemu istrinya Akshata Murth.

Murth sendiri merupakan putri Narayana Murthy, miliader India dan pendiri raksasa teknologi Infosys.

Pada 2006, Sunak bekerja di The Children's Investment Fund Management (TCI), kemudian 2009 pindah di Theleme Partners.

Baca juga: Rishi Sunak, PM Inggris dan Rahasia Sukses Keturunan India

Karier politik

Perjalanan karier politik Sunak cukup cemerlang.

Pada 2010, Sunak resmi bergabung di Partai Konservatif dan terlibat dengan Policy Exchange.

Pada 2015-2017, dua terpilih sebagai anggota Komite Pemilihan Lingkungan Pangan dan Urusan Pedesaan.

Dia juga menjadi sekretaris pribadi Parlemen di Departemen Strategi Bisnis, Energi, dan Industri.

Selanjutnya pada 2018, Sunak diangkat menjadi Wakil Menteri Negara di Kementerian Perumahan Rakyat, Masyarakat, dan Pemerintah Daerah.

Pada 2019, Sunak dipilih Boris Johnson, Perdana Menteri Inggris saat itu, untuk menjadi Kepala Sekretaris untuk Departemen Keuangan.

Kemudian pada 2020, Sunak ditunjuk Johnson menjadi Menteri Keuangan di usianya yang kala itu masih sangat muda, yaitu 39 tahun.

Baca juga: Jokowi Beri Selamat kepada Rishi Sunak, PM Inggris yang Baru

Kontroversi Sunak

Meskipun kariernya tampak berkilau, tetapi Sunak tak lepas dari banyak kontroversi.

Di antaranya adalah terungkapnya status istri Sunak yang ternyata tercatat sebagai warga negara India dan penduduk Inggris yang tidak berdomisili.

Status tersebut menyebabkan istrinya sangat mungkin menghindari pajak atas penghasilannya di luar negeri.

Patriotisme Sunak juga dipertanyakan ketika ia memegang kartu hijau untuk residensi AS hingga akhir Oktober 2021.

Selanjutnya pada April 2022, Sunak didenda oleh polisi karena kedapatan hadir sebagai tamu Johnson saat pemerintah menerapkan pembatasan sosial Covid-19.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi