Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Apa Itu Leptospirosis, dari Gejala hingga Pencegahannya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/CGN089
Ilustrasi leptospirosis, bahaya leptospirosis, ciri-ciri leptospirosis, pencegahan leptospirosis
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Kasus leptospirosis baru-baru ini ramai menjadi perhatian masyarakat.

Setidaknya enam warga Kota Semarang, Jawa Tengah meninggal dunia akibat leptospirosis pada Selasa (25/10/2022).

Dinas Kesehatan Kota Semarang mencatat sudah ada 22 kasus leptospirosis di Semarang.

Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) DKK Semarang, Nur Dian Rakhmawati mengatakan, leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan bakteri leptospira interrogans yang disebarkan melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi, seperti tikus, anjing, dan babi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Bakteri ini bisa menular ke tubuh manusia melalui urine hewan yang bercampur dengan air," ujar Nur kepada Kompas.com, Selasa (25/10/2022).

Kendati demikian, ia meminta agar warga Kota Semarang melindungi luka sekecil apa pun.
Menurut dia, bakteri leptospira bisa terkontaminasi melalui luka tersebut.

Baca juga: INFOGRAFIK: Waspada Leptospirosis

Berikut 6 hal yang perlu diketahui dari leptospirosis.

1. Dikenal penyakit penyerta banjir

Dikutip dari situs resmi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), leptospirosis dikenal sebagai penyakit penyerta banjir.

Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang ditularkan melalui kencing tikus berupa bakteri yang masuk melalui kulit yang lecet atau selaput lendir pada saat kontak dengan banjir atau genangan air sungai hingga selokan dan lumpur.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Penyakit Lupus dan Gejalanya


2. Gejala leptospirosis

Berikut ini adalah gejala penyakit leptospirosis yang dapat dirasakan oleh pasien yang terjangkit, yakni:

Banyak dari gejala ini dapat disalahartikan sebagai penyakit lain.

Selain itu, beberapa orang yang terinfeksi mungkin tidak menunjukkan gejala sama sekali.

Waktu antara paparan seseorang ke sumber yang terkontaminasi dan menjadi sakit adalah 2 hari sampai 4 minggu.

Baca juga: 4 Penyakit yang Kerap Muncul Saat Musim Hujan dan Cara Mencegahnya

3. Fase infeksi leptospirosis

Dilansir dari CDC, infeksi leptospirosis biasanya dimulai tiba-tiba dengan demam dan gejala lainnya. Leptospirosis dapat terjadi dalam dua fase:

  • Setelah fase pertama (dengan demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot, muntah, atau diare) pasien dapat sembuh untuk sementara waktu tetapi menjadi sakit lagi.
  • Jika fase kedua terjadi, itu lebih parah; orang tersebut mungkin mengalami gagal ginjal atau hati atau meningitis.

Penyakit ini berlangsung dari beberapa hari sampai 3 minggu atau lebih. Jika tidak diobati, pemulihan mungkin memakan waktu beberapa bulan.

Baca juga: Tikus Jantan Takut pada Pisang, Kok Bisa?

4. Hewan yang terinfeksi mungkin tidak bergejala

Sebagai informasi, bakteri penyebab leptospirosis menyebar melalui urine hewan yang terinfeksi, yang dapat masuk ke air atau tanah dan dapat bertahan hidup di sana selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.

Ketika hewan-hewan ini terinfeksi, mereka mungkin tidak memiliki gejala penyakit.

Hewan yang terinfeksi dapat terus mengeluarkan bakteri ke lingkungan secara terus menerus atau sesekali selama beberapa bulan hingga beberapa tahun.

Baca juga: Waspadai, Ini Cara Penularan Penyakit Cacar Monyet

5. Cara penularan ke manusia

Adapun penularan leptospirosis dari hewan yang terinfeksi ke manusia bisa melalui dua cara, antara lain:

  • Kontak dengan urine (atau cairan tubuh lainnya, kecuali air liur) dari hewan yang terinfeksi.
  • Kontak dengan air, tanah, atau makanan yang terkontaminasi urin hewan yang terinfeksi.

Bakteri dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit atau selaput lendir (mata, hidung, atau mulut), terutama jika kulit rusak karena tergores atau tergores.

Minum air yang terkontaminasi juga dapat menyebabkan infeksi.

Wabah leptospirosis biasanya disebabkan oleh paparan air yang terkontaminasi, seperti air banjir.

Penularan dari orang ke orang jarang terjadi.

Baca juga: Ketahui 7 Warna Urine Ini untuk Ungkap Kondisi Tubuh dan Penyakit

6. Pencegahan leptospirosis

Setelah mengetahui berbagai gejala yang ditimbulkan apabila pasien terpapar bakteri leptospirosis, maka penting untuk mengetahui tindakan pencegahannya, yakni:

  • Menggunakan sarung tangan dan sepatu boots saat membersihkan rumah/selokan
  • Mencuci tangan dengan sabun setelah selesai beraktivitas.

Dengan mengetahui berbagai hal di atas, diharapkan masyarakat dapat bersiap dan berhati-hati terhadap penyakit penyerta banjir, seperti leptospirosis.

Segera lakukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat apabila mengalami gejala leptospirosis seperti yang telah disebutkan diatas, agar bisa segera mendapatkan penanganan sedini mungkin dari para petugas kesehatan.

Baca juga: Imbas Lockdown, Warga Miskin Myanmar Konsumsi Tikus dan Ular

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Waspada Leptospirosis Saat Banjir

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi