Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benzena dalam Sampo Kering Disebut Picu Kanker, Apa Itu?

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Antonia Gabola
Ilustrasi sampo kering, diduga mengandung benzena.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Sejumlah produk sampo kering atau dry shampoo produksi Unilever di Amerika Serikat (AS) dan Kanada diduga mengandung bahan kimia benzena.

Akibatnya, seperti diberitakan Kompas.com, Kamis (26/10/2022), Unilever AS pun menarik 19 produk untuk penyelidikan internal.

Hal ini guna mengidentifikasi adanya peningkatan kadar benzena dan evaluasi independen untuk melihat dampak kesehatan akibat zat kimia ini.

Baca juga: 5 Gejala Anda Mungkin Mengidap Kanker yang Mematikan, Apa Saja?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa itu benzena, dan apa dampaknya bagi kesehatan?

Apa itu benzena?

Dosen Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) Robby Noor Cahyono menjelaskan, benzena adalah senyawa organik dengan rumus kimia C6H6.

Senyawa ini termasuk golongan hidrokarbon, yakni suatu senyawa yang terdiri dari unsur karbon (C) dan unsur hidrogen (H).

Pada suhu kamar, benzena merupakan cairan tidak berwarna, berbau harum, dan sangat mudah terbakar.

"Penggunaan utamanya adalah sebagai pelarut dan prekursor pabrikasi bahan kimia dengan struktur yang lebih kompleks," terang Robby kepada Kompas.com, Jumat (28/10/2022).

Menurut dia, lebih dari setengah produksi benzena diolah menjadi etilbenzena, prekursor (senyawa yang berpartisipasi untuk menghasilkan senyawa lain) untuk stirena.

Bahan tersebut digunakan untuk membuat polimer dan plastik seperti polistirena dan EPS.

Baca juga: Manfaat Sirsak: Mencegah Bisul dan Membunuh Sel Kanker

Akibat paparan benzena

Robby menjelaskan, paparan benzena dapat terjadi di mana saja termasuk produk minyak bumi seperti bahan bakar motor.

Paparan aktif dan pasif asap tembakau juga merupakan sumber paparan yang signifikan.

Bahan kimia ini sangat mudah menguap, sehingga paparan sebagian besar terjadi melalui inhalasi atau menghirup.

Menurut Robby, American Petroleum Institute (API) menyebutkan pada 1948, secara umum satu-satunya konsentrasi benzena yang benar-benar aman adalah nol.

"Tidak ada tingkat paparan yang aman, bahkan jumlah kecil dapat menyebabkan kerusakan," ujar dia.

Bahkan pada bensin, benzena telah dibatasi hingga kurang dari satu persen karena bersifat karsinogen atau penyebab kanker pada manusia.

Paparan akut benzena sendiri dapat menyebabkan narkosis, meliputi sakit kepala, pusing, kantuk, kebingungan, tremor, dan kehilangan kesadaran.

"Benzena mengiritasi mata, kulit, dan saluran pernapasan," ungkap dia.

Baca juga: Mengapa Laki-laki Bisa Terkena Kanker Payudara? Ini Kata Dokter

Penyebab kanker pada manusia

Seperti yang telah dipaparkan, benzena bersifat karsinogen atau dapat menyebabkan kanker.

Robby menerangkan, The International Agency for Research on Cancer (IARC) telah mengklasifikasikan benzena dalam Grup 1 bahan karsinogenik pada manusia.

Grup 1 merupakan bahan yang cukup bukti untuk disimpulkan sebagai penyebab kanker pada manusia.

Bukti pada manusia ini dianggap cukup untuk kanker darah atau leukemia nonlimfositik akut, termasuk leukemia myeloid akut.

Sementara itu, bukti terbatas untuk limfoma non-Hodgkin atau sel kanker dalam sistem limfatik, leukemia limfoid kronis, multiple myeloma, leukemia myeloid kronis, leukemia myeloid akut pada anak-anak, dan kanker paru-paru.

Tak sampai di situ, Robby menjelaskan, benzena juga menyebabkan hematotoksisitas serta bersifat imunosupresif.

"Paparan kronis terhadap benzena dapat menyebabkan penurunan produksi sel darah merah dan putih dari sumsum tulang pada manusia, eksposur yang lebih tinggi dapat menyebabkan anemia aplastik dan pansitopenia," tandas Robby.

Baca juga: Gejala Kanker Prostat seperti yang Diidap SBY, Sebab dan Pengobatannya

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Kanker Paling Mematikan di Dunia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi