Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deretan Negara yang Pernah Dilarang Tampil di Piala Dunia

Baca di App
Lihat Foto
AFP/STAFF
Pemain timnas Brasil Garrincha melewati bek Wales Mel Hopkins pada perempat final Piala Dunia 1958 di Goteborg, Swedia, 19 Juni 1958. Garrincha kemudian menjadi aktor utama yang membawa timnas Brasil menjadi juara Piala Dunia edisi berikutnya, Piala Dunia 1962.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Piala Dunia merupakan kompetisi impian dan paling bergengsi bagi semua insan sepak bola.

Gelaran empat tahunan ini diikuti oleh negara yang sukses melewati babak kualifikasi di zona atau benua masing-masing.

Tuan rumah penyelenggaraannya pun digilir berdasarkan benua. Tahun ini, Piala Dunia akan digelar di Asia, tepatnya di Qatar.

Kendati demikian, dalam sejarah penyelenggaraan Piala Dunia, ada sejumlah negara yang dilarang tampil karena berbagai alasan.

1. Rusia

Dikutip dari Hitc, Rusia merupakan negara terbaru yang dilarang FIFA untuk berkompetisi di Piala Dunia Qatar 2022, menyusul invasi yang dilakukannya ke Ukraina.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengan larangan ini, Rusia tersingkir dari play-off kualifikasi UEFA untuk Piala Dunia di Qatar sebelum pertandingan semi final mereka dengan Polandia.

Tak hanya tim nasional, klub-klub Rusia juga dilarang di kompetisi Eropa mana pun, termasuk Liga Champions dan Liga UEFA.

Baca juga: Piala Dunia 2022: Hayya Card, Kartu Wajib Penonton Ajang Akbar di Qatar

2. Myanmar

FIFA awalnya melarang Myanmar untuk berkompetisi di babak kualifikasi Piala Dunia 2018 setelah masalah penggemar menghentikan pertandingan kualifikasi Asia 2014 melawan Oman pada Juli 2011.

Namun, FIFA kemudian mencabut penangguhan tersebut melalui banding.

FIFA sebelumnya juga pernah melarang negara yang dulu dikenal sebagai Burma ini dari Piala Dunia 2006 di Jerman.

Hal tersebut dilakukan menyusul penolakan Myanmar untuk bermain melawan Iran selama pertandingan kualifikasi dan menarik entri mereka untuk edisi 2002 di Jepang dan Korea Selatan.

3. Chile

Chile kehilangan hak mereka untuk lolos ke Piala Dunia Amerika Serikat 1994 akibat hukuman FIFA karena rencana curang mereka untuk menggagalkan Brasil berlaga di Piala Dunia 1990 Italia.

Dalam laga hidup mati antara Brasil dan Chile demi tiket Piala Dunia 1990, kiper Chile melakukan kecurangan dengan melukai dirinya sendiri.

Ini berawal saat suasana stadiun memanas, setelah pendukung Brasil melemparkan banyak benda ke lapangan, termasuk ke gawang Chile yang dijaga oleh Rojas.

Meski tak ada satu pun yang melihat Rojas terkena kembang api, wajahnya tampak berlumuran darah dan ditandu keluar lapangan.

Akibatnya, seluruh pemain Chile pun protes ke wasit dan enggan melanjutkan pertandingan. Mereka meminta laga ulang yang digelar di tempat netral.

Diketahui, Rojas sudah menyimpan pisau di balik sarung tangannya untuk melukai wajahnya dengan harapan Brasil didiskualifikasi.

Baca juga: Ribuan Pekerja Asing Diusir dari Ibu Kota Qatar Jelang Piala Dunia

 

4. Meksiko

Meksiko dilarang tampil di Piala Dunia 1990 Italia, padahal mereka menjadi tuan rumah di gelaran edisi sebelumnya.

Negara itu dihukum FIFA karena menggunakan empat pemain melebihi batas umur untuk Piala Dunia Remaja 1989.

5. Afrika Selatan

Pada 1960-an, FIFA menggelar sidang untuk membahas persoalan apartheid di Afrika Selatan.

Setelah diskusi selama berhari-hari, FIFA akhirnya menangguhkan Afrika Selatan dari semua kompetisi sepak bola internasional.

Larangan itu berlangsung selama hampir 30 tahun hingga apartheid runtuh. Pada 1992, FIFA mengizinkan Afrika Selatan untuk bergabung kembali dan menjadi tuan rumah pada Piala Dunia 2010.

6. Jerman dan Jepang

Setelah Perang Dunia II, FIFA menggelar Piala Dunia di Brasil pada 1950. Jerman dan Jepang dilarang mengikuti turnamen ini.

Kendati demikian, Jerman kembali meramaikan Piala Dunia 1954 dan memenangkan kompetisi itu.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi