Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Warga soal Tragedi Halloween Itaewon yang Tewaskan 149 Orang

Baca di App
Lihat Foto
(Lee Ji-eun/Yonhap via AP)
Petugas penyelamat dan pemadam kebakaran bekerja di lokasi kerumunan Helloween di Itaewon Seoul, Korea Selatan, Sabtu, 29 Oktober 2022. Puluhan orang dilaporkan mengalami serangan jantung, sesak napas dan terdapat korban tewas
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Itaewon, distrik kosmopolitan populer di Seoul, Korea Selatan menjadi saksi bisu kengerian Festival Halloween pada Sabtu (29/10/2022).

Sebanyak 149 orang dilaporkan meninggal dunia dalam kerumunan pesta itu. Belum jelas penyebab dari tragedi tersebut.

Puluhan ribu orang dengan kostum Halloween telah turun ke distrik itu pada Sabtu malam untuk perayaan Halloween terbesar pertama sejak pembatasan Covid-19 dicabut.

Salah seorang warga setempat memberikan kesaksian terkait kejadian mengerikan ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Tragedi Pesta Halloween Itaewon di Korea Selatan, 149 Orang Tewas di Gang Sempit

"Teman saya berkata: sesuatu yang mengerikan sedang terjadi di luar," kata Jeon Ga-eul (30) yang sedang minum di sebuah bar saat kejadian, dikutip dari The Guardian.

Jeon pun mempertanyakan omongan temannya itu dan langsung keluar bar untuk melihat situasi.

Saat itu, ia melihat sudah ada beberapa warga yang melakukan CPR di trotoar.

Distrik yang diabadikan oleh drama Korea Itaewon Class yang populer pada 2020 ini adalah deretan gang-gang berkelok di kedua sisi jalan utama.

Karena kerumunan yang begitu padat, Jeon mengaku merasa tak aman bahkan sebelum peristiwa itu terjadi.

"Ada begitu banyak orang yang saling dorong dan saya terjebak di antara kerumunan. Awalnya, saya juga tidak bisa keluar," jelas dia.

"Saya merasa seperti kecelakaan pasti akan terjadi," lanjutnya.

Dihadapkan dengan sejumlah besar korban, para petugas meminta warga untuk memberikan pertolongan pertama dan melakukan CPR pada korban di jalan-jalan.

Baca juga: Sejarah Halloween yang Diperingati Tiap Tanggal 31 Oktober

Video tragedi Halloween Itaewon viral di media sosial

Video warga ramai-ramai melakukan CPR pada korban pun banyak beredar di media sosial.

Tubuh para korban meninggal dunia yang terinjak-injak tergeletak berjajar di jalanan.

Ratusan ambulans berbaris di depan rumah sakit Soon Chun Hyang University yang berada di dekat Itaewon dan tempat sejumlah besar korban dibawa.

Meski lokasi telah ditutup oleh polisi, suara musik masih terdengar dari beberapa bar.

Pengunjung yang lewat dengan bingung duduk di trotoar sambil memeriksa ponsel mereka.

Sementara warga lain menghibur diri mereka sendiri dan saling berpelukan, bahkan ketika yang lain terus merayakan Halloween.

"Selalu ramai, tapi belum pernah terjadi hal seperti ini sebelumnya," kata Ju Young Possamai (24), seorang bartender di distrik Itaewon.

"Saya telah menghadiri banyak pesta Halloween di Korea, tapi saya tidak pernah berpikir bahwa hal seperti ini bisa terjadi di Korea, terutama di Itaewon," sambungnya.

Baca juga: Korban Tewas Tragedi Halloween Itaewon Bertambah Menjadi 146 Orang

Korban tewas mencapai 149 orang

Dikutip dari Kompas.com, insiden pesta Halloween di Itaewon Korea Selatan menyebabkan 149 orang tewas hingga Sabtu (29/10/2022) malam waktu setempat.

Sebagian besar korban tewas di tragedi Halloween Itaewon adalah remaja berusia 20-an tahun dan dewasa muda.

Pesta Halloween Itaewon berubah mencekam setelah kerumuman besar memadati gang di kawasan kehidupan malam ibu kota Korea Selatan, Seoul, tersebut.

Dikutip dari Reuters, 65 orang terluka dalam insiden ini menurut Choi Sung-beom, kepala Stasiun Pemadam Kebakaran Yongsan, dalam konferensi pers di tempat kejadian.

Sebanyak 19 dari yang terluka kondisinya serius dan menerima perawatan darurat, kata para petugas seraya menambahkan bahwa jumlah korban tewas bisa meningkat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi