Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati, Mengupil Dapat Meningkatkan Risiko Alzheimer!

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Kehilangan penciuman juga bisa menjadi gejala Alzheimer, bahkan sebelum pasien memenuhi kriteria diagnostik untuk penyakit otak degeneratif. Sangan penting perawatan setelah didiagnosis alzheimer pada Orang Dengan Demensia (ODD).
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Para peneliti mengatakan, melindungi lapisan hidung dengan tidak mengupil atau mencabut bulu hidung dapat membantu menurunkan risiko alzheimer.

Dilansir dari neurosciencenews.com, peneliti Griffith University telah menunjukkan bahwa bakteri dapat melakukan perjalanan melalui saraf penciuman di hidung menuju otak pada seekor tikus, dan menciptakan penanda penyakit alzheimer.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Scientific Reports menunjukkan, Chlamydia pneumoniae, patogen saluran pernapasan, menggunakan saraf yang membentang antara rongga hidung dan otak sebagai jalur invasi untuk menyerang sistem saraf pusat.

Sel-sel di otak kemudian merespons dengan menyimpan protein beta amiloid yang merupakan ciri khas penyakit alzheimer.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profesor James St John, Kepala Clem Jones Center for Neurobiology and Stem Cell Research, adalah rekan penulis penelitian tersebut.

"Kami yang pertama menunjukkan bahwa Chlamydia pneumoniae dapat langsung naik ke hidung dan ke otak di mana ia dapat memicu patologi yang terlihat seperti penyakit alzheimer," kata dia

"Kami melihat ini terjadi pada model tikus, dan berpotensi terbukti pada manusia juga," imbuhnya.

Alzheimer sendiri adalah gangguan saraf progresif yang menyebabkan ukuran otak mengecil dan sel-sel otak mati, dilansir dari Mayo Clinic. Gejalanya adalah penunan daya ingat atau pikun, juga penurunan fungsi kognitif lainnya seperti sulit mengambil keputusan.

Baca juga: Alzheimer: Gejala Dini dan Langkah-langkah Pencegahan

 

Penelitian pada manusia

Saraf penciuman di hidung secara langsung terkena udara dan menawarkan jalur pendek ke otak, yang melewati penghalang darah-otak.

Ini adalah rute yang diendus virus dan bakteri dengan mudah ke dalam otak.

Tim peneliti sudah merencanakan fase penelitian selanjutnya dan bertujuan untuk membuktikan jalur yang sama ada pada manusia.

"Kita perlu melakukan penelitian ini pada manusia dan memastikan apakah jalur yang sama beroperasi dengan cara yang sama. Ini adalah penelitian yang telah diusulkan oleh banyak orang, tetapi belum selesai," ujarnya.

"Apa yang kami ketahui adalah bahwa bakteri yang sama ini ada pada manusia, tetapi kami belum mengetahui bagaimana mereka sampai di sana," lanjut dia lagi.

Baca juga: Tak Selalu Alzheimer, Ini 7 Penyebab Pikun di Usia Produktif

 

Menjaga lapisan hidung

Profesor James St John menyarankan, ada beberapa langkah sederhana menjaga lapisan hidung sehingga dapat menurunkan risiko mengembangkan penyakit alzheimer.

Langkah tersebut, yakni tidak mengupil dan tidak mencabut bulu hidung.

Menurutnya, dengan mengupil dan mencabut bulu hidung kita dapat merusak lapisan bagian dalam hidung.

"Mengupil dan mencabut bulu dari hidung bukanlah ide yang baik," katanya.

"Kami tidak ingin merusak bagian dalam hidung. Jika Anda merusak lapisan hidung, Anda dapat meningkatkan jumlah bakteri yang dapat naik ke otak Anda," jelas dia.

Baca juga: Mengenal Penyakit Alzheimer, Gejala dan Perawatannya...

Ia mengatakan, tes penciuman juga dapat digunakan sebagai alat pendeteksi alzheimer dan demensia.

Sebab, hilangnya indra penciuman merupakan indikator awal penyakit alzheimer.

Dia menyarankan, melakukan tes penciuman sejak seseorang berusia 60 tahun bisa bermanfaat sebagai pendeteksi dini.

"Begitu Anda berusia di atas 65 tahun, faktor risiko Anda langsung meningkat, tetapi kami juga melihat penyebab lain, karena bukan hanya usia, tetapi juga paparan lingkungan," tandasnya.

Baca juga: Untuk 55 Tahun ke Atas, Perubahan Cara Berjalan adalah Tanda Awal Demensia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi