Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Korban Selamat di Pesta Halloween Itaewon dari Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ERICSSEN
Pengunjung dan turis hilir mudik di tengah sesaknya kerumunan yang melintas di gang sempit di distrik internasional dan dunia malam Seoul di Itaewon, Jumat malam (30/9/2022) pukul 23.47 waktu setempat
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Tragedi pesta Halloween di Itaewon, Korea Selatan yang terjadi pada Sabtu (29/10/2022) masih menyisakan luka.

Mereka yang selamat dari tragedi desak-desakan pada malam itu menceritakan kekacauan yang terjadi. Salah satunya, warga asal Indonesia Beta Bayusantika (27).

Beta yang tengah menempuh pendidikan master di Universitas Hanyang itu mengaku sangat ingin merasakan pengalaman pesta Halloween di Itaewon. Dia sempat berkecil hati lantaran selama pandemi, pesta Halloween itu ditiadakan.

Pesta Halloween di lingkungan multikultural itu memang sangat populer. Bahkan sempat difilmkan dalam drama berjudul "Itaewon Class".

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama kali sejak pandemi Covid-19

Akhirnya, untuk pertama kalinya, Beta bertolak menuju ke Itaewon untuk merayakan pesta Halloween pada hari Sabtu (29/10/2022).

"Saya ke sana mungkin jam 9 sampai 10 malam di Stasiun Itaewon. Itu sangat ramai. Dari sudut gang, kami melihat banyak orang berusaha keluar dari sana. Sungguh menyayat hati," ceritanya, dikutip dari The Korea Times.

Beta juga mnegaku mendengar suara teriakan orang-orang yang meminta tolong dalam bahasa Korea.

Di saat yang sama, dia melihat petugas pemadam kebakaran dan polisi yang sudah berada di lokasi kecelakaan, teatnya di sebelah Hamilton Hotel.

"Petugas pemadam kebakaran dan polisi ada di sana, mencoba mengevakuasi banyak orang dari kerumunan. Banyak orang melakukan CPR," terang dia.

Baca juga: Seperti Apa Perayaan Pesta Halloween di Itaewon, Korea Selatan?

Tak hanya Beta, Abdo Al-Kader (31) warga negara Libya yang tinggal di Jaecheon juga menjadi salah satu pengunjung yang selamat dari insiden malam itu. Dia turut membagikan apa yang mereka lihat dan alami.

Menurutnya, saat insiden terjadi, malam pesta Halloween di Itaewon itu terasa berbeda dengan perayaan di tahun-tahun sebelumnya yang pernah dikunjunginya.

"Tadi malam banyak orang di sini. Orang-orang tidak tahu harus berbuat apa. Polisi datang, mereka menurunkan orang dan banyak orang melakukan CPR kepada mereka yang ada di tanah. Semuanya terjadi dalam sekejap," terangnya.

Sementara itu, Osman Karakan (26), seorang warga negara Turki yang telah bekerja di Korea sebagai pelukis sejak 2020, mengatakan bahwa dirinya sempat memberikan uluran tangan untuk memindahkan orang-orang yang tidak sadar di jalan.

"Saya di sini bersama teman-teman saya dari sekitar jam 9 malam. Gang itu sangat ramai sehingga kami pikir itu bisa berbahaya, jadi kami berlindung di klub terdekat," ujar dia.

"Ketika kami keluar dari sana sekitar jam 10.30 malam, orang-orang mati tergeletak di sana. Di jalan dan banyak orang melakukan CPR pada para korban," tambah dia.

Baca juga: Deretan Pesta yang Berujung Duka, Termasuk Tragedi Halloween Itaewon

Karakan berpendapat bahwa situasinya malam itu sangat berbeda dari pesta Halloween sebelumnya di Itaewon. Sebab, daerah itu terasa lebih ramai dan situasinya tampak sangat kacau.

Dia juga mengatakan bahwa petugas kepolisian yang berjaga sebelum insiden terjadi tidak cukup memadai.

"Kemarin, tidak banyak polisi lalu lintas dibandingkan dengan berapa banyak orang yang berkumpul di sana. Tidak cukup orang di sana untuk mengendalikan kerumunan. Jika ada cukup banyak petugas polisi yang menyuruh orang pergi ke sana-sini, itu bisa mencegah sesuatu. seperti ini," kata Karakan.

Hal serupa juga disampaikan oleh Al Kader. Kader membandingkan keramaian malam itu dengan malam seminggu yag lalu, ketika ada festival makanan dan budaya Internasional.

"(Saat itu), lingkungan itu juga ramai dengan pengunjung, tetapi situasinya terkendali dengan kehadiran polisi yang memadai," ucapnya.

Dilansir dari CBS News, pada malam itu, diperkirakan ada 100.000 orang berkumpul di Itaewon untuk merayakan pesta Halloween terbesar di Korea Selatan yang kembali digelar setelah sempat ditiadakan selama pandemi Covid-19.

Baca juga: Tragedi Halloween Itaewon, Ini Penyebabnya Menurut Teori Warga

 

154 korban tewas

Hingga Minggu (30/10/2022) pukul 10.00 malam waktu setempat, polisi mengonfirmasi jumlah korban meninggal dunia akibat tragedi pesta Itaewon berjumlah 154 orang.

Sebanyak 26 di antara korban yang tewas itu merupakan warga negara asing, yaitu 14 dari negara termasuk Iran, Cina, Uzbekistan, Rusia, Amerika Serikat, Prancis, Vietnam, Norwegia, Kazakhstan, Sri Lanka, Thailand dan Austria.

Lebih dari 80 persen korban tewas berusia 20-an dan 30-an, tetapi setidaknya empat di antaranya adalah remaja.

Sementara itu, sebanyak 133 orang yang dilaporkan terluka, 15 di antaranya adalah warga negara asing.

Pada Minggu pagi, sehari setelah insiden tragis itu terjadi, kawasan Itaewon dipadati oleh beberapa warga, pejalan kaki, dan korban yang masih ada sejak malam sebelumnya.

Orang-orang yang kecewa berkumpul di belakang garis polisi di seberang jalan sambil menunggu kabar terbaru.

Baca juga: Belajar dari Tragedi Itaewon, Ini Cara CPR untuk Pertolongan Pertama Henti Jantung

Pemerintah umumkan masa berkabung

Akibat peristiwa tersebut, Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengumumkan masa berkabung nasional selama satu minggu penuh.

Dia juga memerintahkan pengibaran bendera setengah tiang di gedung-gedung pemerintah dan kantor-kantor publik.

Dilansir dari CBS News, Yoon mengatakan mendukung keluarga para korban, termasuk persiapan pemakaman mereka, dan perawatan korban yang terluka.

"Ini benar-benar menghancurkan. Tragedi dan bencana yang tidak perlu terjadi terjadi di jantung kota Seoul di tengah (perayaan) Halloween," kata Yoon saat berpidato.

"Saya merasa berat hati dan tidak bisa menahan kesedihan saya sebagai presiden yang bertanggung jawab atas kehidupan dan keselamatan rakyat," tandas dia.

Hingga tulisan ini dibuat, petugas setempat belum menemukan penyebab kerumunan yang melonjak di gang sempit dekat Hamilton Hotel, tempat pesta besar di Seoul.

Namun, seorang yang selamat mengatakan bahwa banyak orang jatuh dan saling menjatuhkan, seperti kartu domino. Mereka mendorong orang-orang yang berada didepannya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi