Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KSAU 2002-2005
Bergabung sejak: 25 Feb 2016

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Amankah Bepergian Naik Pesawat Terbang?

Baca di App
Lihat Foto
UNSPLASH/Nafis Al Sadnan
Ilustrasi pesawat.
Editor: Sandro Gatra


BEBERAPA hari lalu, sahabat saya bertanya tentang seberapa aman bepergian menggunakan pesawat terbang, karena dia akan melakukan penerbangan jauh ke luar negeri.

Pertanyaan dari kebanyakan orang yang jarang atau bahkan yang juga cukup sering bepergian.

Pilihan bepergian menggunakan pesawat terbang memang selalu bergantung pada tujuan masing-masing. Yang pasti adalah bepergian menggunakan pesawat terbang akan sangat praktis, cepat sampai tujuan, dan aman.

Persoalannya adalah bepergian dengan pesawat terbang memang mahal dibanding dengan moda transportasi lainnya.

Persoalan aman atau tidak, tetap saja agak menggangu banyak orang, terutama bila baru saja terjadi kecelakaan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan pesawat terbang memang selalu dramatis. Korban yang ratusan jumlahnya, pesawat terbang yang hancur lebur, dan sulitnya mengenali tubuh para korban akan selalu mengerikan.

Dari banyak statistik yang dibuat oleh institusi terpercaya, tetap dan konsisten menyebut bahwa penerbangan adalah moda transportasi yang paling aman dibanding dengan moda angkutan lainnya.

David Owen, seorang Aerospace Engineer dalam bukunya yang terkenal berjudul Air Accident Investigation menyebut bahwa The riskiest part of any flight is the drive to and from the airport.

Bagian terbesar risiko dalam perjalanan penerbangan adalah saat berkendara menuju dan dari bandara.

Terbang sebagai penumpang sebuah maskapai penerbangan adalah format dari model bepergian yang paling aman.

Jumlah kecelakaan pesawat terbang sudah sangat jauh menurun dari tahun ke tahun sejak tahun 1960-1970-an.

Hal itu karena meningkatnya kemajuan teknologi penerbangan. Kemudian, sistem dan metoda investigasi kecelakaan pesawat terbang agar kecelakaan dengan sebab yang sama tidak terulang, terus mengalami penyempurnaan.

Proses dari sebuah mekanisme penyelidikan tentang penyebab terjadinya kecelakaan diselenggarakan secara internasional di bawah koordinasi ICAO (International Civil Aviation Organization).

Setiap negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa secara otomatis akan mejadi anggota ICAO. Setiap negara anggota ICAO selain diwajibkan menunjuk satu institusi yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan operasi penerbangan sipil, juga disarankan untuk membentuk badan investigasi kecelakaan pesawat terbang.

Di Amerika Serikat, badan penyelidik kecelakaan pesawat terbang adalah NTSB atau National Transportation Safety Board.

Di Inggris dikenal badan bernama AAIB UK – Air Accidents Investigation Branch United Kingdom. Badan yang sama di Indonesia adalah KNKT – Komite Nasional Keselamatan Transportasi.

Apabila terjadi kecelakaan transportasi di wilayah yurisdiksi Indonesia, termasuk kecelakaan pesawat terbang, maka pihak yang berwenang untuk melakukan investigasi adalah KNKT.

Biasanya penyelidikan kecelakaan pesawat terbang dilakukan merujuk regulasi standar secara internasional.

Dalam hal ini pihak pabrik pesawat akan turut serta membantu proses penyelidikan. Demikian pula negara yang warganya turut menjadi korban kecelakaan, akan membantu proses investigasi tersebut.

Keikut sertaan beberapa lembaga internasional lain yang terkait, ditujukan agar hasil penyelidikan mencapai hasil maksimal, sehingga kecelakaan dengan penyebab yang sama tidak terulang kembali.

Selanjutnya hasil penyelidikan tentang penyebab terjadinya kecelakaan akan disebarluaskan ke semua pihak terkait untuk diketahui secara jelas.

Tidak hanya faktor penyebab kecelakaan yang dipublikasikan untuk diketahui, akan tetapi juga rentetan rekomendasi dari tim penyelidik diikut sertakan agar kecelakaan dapat dicegah.

Itu sebabnya, maka penyelidikan atau investigasi penyebab terjadinya kecelakaan pesawat terbang yang dilakukan oleh NTSB, AAIB, atau KNKT tidak bertujuan mencari siapa yang salah atau disalahkan.

Penyelidikan tentang penyebab kecelakaan pesawat terbang, murni ditujukan agar penyebab kecelakaan yang sama tidak terjadi lagi.

Dengan teknologi mutakhir, maka proses penyelidikan kecelakaan pesawat terbang relatif menjadi lebih mudah.

Setiap pesawat terbang yang akan digunakan dalam penerbangan sipil komersial di persyaratkan untuk dilengkapi dengan Black Box.

Black Box terdiri dari dua bagian besar, yaitu CVR – Cockpit Voice Recorder dan FDR – Flight Data Recorder.

Dengan bantuan black box tersebut para investigator dapat memperoleh dengan mudah berbagai data mengenai penerbangan dan juga mendengarkan rekaman pembicaraan di Cockpit antar Pilot dan antara Pilot dengan Air Traffic Controller.

Data yang diperoleh dari Black Box adalah rekaman peristiwa atau kejadian pada 30 terakhir sebelum terjadinya kecelakaan.

Demikianlah proses perkembangan produksi pesawat terbang angkut penumpang modern akan selalu mengalami penyempurnaan dan perbaikan dari waktu ke waktu sesuai kemajuan teknologi penerbangan.

Di sisi lain apabila terjadi kecelakaan, proses investigasi tentang penyebab terjadinya kecelakaan dilaksanakan sesuai prosedur standar internasional dan hasilnya akan digunakan bagi penyempurnaan tata kelola proses produksi di pabrik dan juga dalam proses education and training bagi SDM yang mengawakinya.

Kesimpulan dari itu semua adalah bepergian dengan pesawat terbang adalah bepergian dengan moda angkutan yang paling aman dibanding dengan moda angkutan lainnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi