Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Singkat 5 Tokoh yang Akan Diberi Gelar Pahlawan Nasional

Baca di App
Lihat Foto
Wikimedia Commons
Paku Alam VIII, Gubernur DIY sejak 13 April 1937-11 September 1998.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menganugerahkan lima pahlawan nasional.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD, dikutip dari Kompas.com, Kamis (3/11/2022).

Adapun lima tokoh yang akan menerima gelar Pahlawan Nasional adalah sebagai berikut:

  1. H. R. Soeharto (Jawa Tengah)
  2. KGPAA Paku Alam VIII (DIY)
  3. R Rubini Natawisastra (Kalimantan Barat)
  4. Salahuddin bin Talabuddin (Maluku Utara)
  5. Ahmad Sanusi (Jawa Barat).

Baca juga: 7 Pahlawan Revolusi yang Gugur dalam Peristiwa G30S PKI dan Proses Evakuasinya dari Lubang Buaya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Berikut profil singkat lima Pahlawan Nasional:

1. H. R. Soeharto

Dilansir dari jatengprov.go.id, Soeharto merupakan dokter pribadi presiden dan wakil presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno dan Mohammad Hatta sejak 1942.

Selama tugasnya, H. R. Soeharto selalu menemani Bung Karno berkeliling ke seluruh dunia.

Ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian, dan Kepala Bappenas di Kabinet Soekarno.

Soeharto meninggal dunia pada 2000.

Pada 1950, Soeharto tercatat menjadi salah satu penggagas berdirinya Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Ia juga pelopor yang menginiasi program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia.

Baca juga: Ratu Kalinyamat Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Apa Saja Syarat Mendapatkan Gelar Pahlawan Nasional?

2. KGPAA Paku Alam VIII

Diberitakan Kompas.com, 16 September 2021, Paku Alam VIII lahir di Pakualaman, pada 10 April 1910.

Ia menempuh pendidikan pertamanya di Europeesche Lagere School Yogyakarta.

Paku Alam VIII melanjutkan sekolahnya di Christelijke MULO Yogyakarta dan Sekolah Tinggi Hukum di Jakarta sampai tingkat candidaat.

Pada 13 April 1937, ia ditahtakan sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Prabu Suryodilogo, menggantikan mendiang ayahnya.

Pasca-kedatangan Bala Tentara Jepang pada 1942, ia mulai menggunakan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Ario Paku Alam VIII.

Baca juga: Profil Dokter Soeharto, Dokter Pribadi Bung Karno yang Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional

3. R Rubini Natawisastra

Dilansir dari kalbarprov.go.id, R Rubini Natawisastra merupakan seorang dokter yang berasal dari tanah sunda dan menetap di Provinsi Kalimantan Barat selama 17 tahun.

Selain dokter, Rubini juga merupakan pemimpin partai politik pada masanya dan memberikan perjuangannya demi cita-cita kemerdekaan Indonesia melawan penjajah di daerah Kalimantan Barat.

Selama di Kalimantan Barat, Rubini menjalankan misi kemanusiaan dengan menjadi dokter keliling melayani pengobatan di daerah terpencil dan pedalaman.

Ketika dibunuh oleh penjajah Jepang, dr Rubini menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Umum Sungai Jawi, Pontianak, sekaligus Kepala Bagian Bedah.

Selain itu, dr. Rubini juga memimpin organisasi berhaluan politik yang menentang penjajahan Jepang dan menuntut kemerdekaan Kalimantan Barat menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Baca juga: Profil dan Sepak Terjang 4 Pahlawan Nasional Baru, Siapa Saja Mereka?

4. Salahuddin bin Talabuddin

Dilansir dari Tribunnnews, Salahuddin adalah tokoh yang memimpin pergerakan melawan penjajah di wilayah Maluku Utara.

Ia berkali-kali ditawan pihak Belanda dan dikurung lalu disiksa di penjara Sawahlunto, Nusakambangan hingga ke Boven Digul.

Hukuman ini dijalani Salahuddin karena perjuangannya menentang penjajah dan keberanian mengibarkan Merah Putih di tanjung Ngolopopo, Patani Halmahera Tengah pada 1941, sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamasikan di Jakarta.

Baca juga: Mengenal Usmar Ismail, Tokoh yang Mendapat Gelar Pahlawan Nasional

5. Ahmad Sanusi

Diberitakan Kompas.com, 31 Juli 2021, Ahmad Sanusi merupakan pendiri organisasi yang aktif bergerak dalam bidang pendidikan, sosial, dan ekonomi, yakni Al-Ittahadiyatul Islamiyah (AII).

AII dibubarkan pada awal kependudukan Jepang di Indonesia.

Sanusi kemudian secara diam-diam mendirikan Persatuan Umat Islam Indonesia (PUII).

Selain itu, Ahmad Sanusi juga pernah menjabat sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1945.

Dalam BPUPKI, Ahmad Sanusi berperan sebagai penengah ketika muncul konflik mengenai bunyi sila pertama rumusan dasar negara.

Baca juga: Usmar Ismail dan 3 Tokoh yang Mendapatkan Gelar Pahlawan Nasional 2021

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi