Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Covid-19 Terlama Akhirnya Sembuh Setelah Terinfeksi 411 Hari

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/FunKey Factory
Ilustrasi pasien virus corona, pasien Covid-19
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Seorang pasien Covid-19 berusia 59 tahun dinyatakan sembuh total dari infeksi virus corona yang diidapnya selama 411 hari.

Pria yang tidak disebutkan namanya itu dianggap sebagai salah satu pasien Covid-19 yang sanggup bertahan hidup terlama.

Sebelumnya, seorang pasien Covid-19 yang dirawat di layanan kesehatan yang sama di Inggris juga mengalami infeksi virus corona sampai 505 hari, namun pasien tersebut meninggal dunia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Update Corona 3 November: Covid-19 Naik Lagi, Tertinggi sejak Agustus 2022, Kasus Aktif Tembus 30.000

Akibat sistem imun lemah

Dikutip dari National World, Sabtu (5/11/2022), menurut penelitian yang dipublikasikan di jurnal Clinical Infectious Disease mengatakan bahwa pria 59 tahun itu memiliki sistem imun yang lemah.

Hal itu diketahui setelah dilakukan transplantasi ginjal.

Sementara, para ahli dari Guy's and St Thomas NHS Foundation Trust, London, dan King's College London menyampaikan bahwa pasien tidak dapat menyingkirkan varian awal virus corona karena sistem kekebalan yang lemah.

Pria tersebut pertama kali terinfeksi virus corona pada Desember 2020 dan masih positif Covid-19 hingga Januari 2022.

Terinfeksi jenis virus asli Wuhan

Petugas medis mendeteksi infeksi yang diidap pada pria itu dengan menganalisis genetika dari jenis virus yang dibawanya.

Hasilnya petugas mengetahui bahwa pasien itu memiliki varian awal dari jenis asli Wuhan, sebelum berkembang menjadi varian Alpha, Delta, dan Omicron.

Setelah mengidentifikasi variannya, petugas medis memberi pria itu koktail penetralisir antibodi (Regeneron).

Regeneron itu diberikan karena membantu mantan Presiden AS Donald Trump melawan penyakit itu.

Regeneron diketahui efektif melawan varian awal Covid dan akhirnya memungkinkan pria berusia 59 tahun itu membersihkan tubuhnya dari virus.

Namun, petugas medis memperingatkan bahwa munculnya varian baru Covid berarti perawatan antibodi penawar yang saat ini digunakan sebagian besar tidak efektif.

Baca juga: Gejala Umum Covid-19 Berubah, Apa Saja Gejala Barunya?

 

Seputar obat baru untuk atasi kasus long covid

Kasus infeksi persisten berbeda dengan Long Covid, di mana seorang pasien menderita gejala selama beberapa minggu dan bulan tetapi tidak dinyatakan positif.

Tim tersebut kemudian menyerukan penelitian lebih lanjut tentang perawatan antibodi untuk kasus-kasus Covid yang persisten dan para juru kampanye telah menyerukan agar obat baru, Evusheld, tersedia di Inggris dan Eropa.

“Beberapa varian baru dari virus ini resisten terhadap semua perawatan antibodi yang tersedia di Inggris dan Eropa," ujar Dr. Luke Snell dari Guy's and St Thomas.

"Beberapa orang dengan sistem kekebalan yang lemah masih berisiko terkena penyakit parah dan terus-menerus terinfeksi. Kami masih bekerja untuk memahami cara terbaik untuk melindungi dan merawat mereka,” lanjut dia.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: HOAKS! Vaksin Covid-19 Menyebabkan Berbagai Penyakit Kulit

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi