Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Selama Pandemi Belum Pernah Kena Covid-19? Ini Penyebabnya Menurut Sains

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Gabriela Clare Marino
Selama tiga tahun pandemi, ada beberapa orang yang mengaku belum pernah terkena Covid-19 sekalipun.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com -  Di masa pandemi, adalah kabar buruk jika kita mendengar seseorang yang kita kenal positif Covid-19.

Apalagi, di awal pandemi ketika varian Delta merajalela. Karena tingkat kefatalan sangat tinggi, dan pandemi mencapai puncaknya dengan pasien meninggal dunia meningkat dari hari ke hari.

Dilansir dari Kompas.com, Rabu (3/11/2022), selama hampir tiga tahun pandemi, data Worldometers menunjukkan lebih dari 600 juta kasus Covid-19 telah terjadi dengan lebih dari 6,5 juta jiwa di antaranya meninggal dunia.

Selama nyaris tiga tahun, virus corona telah berkembang menjadi banyak varian. Menurut Kementerian Kesehatan, beragam varian Covid-19 ini muncul akibat mutasi virus corona.

Beberapa orang mengalami reinfeksi atau infeksi ulang. Namun anehnya, selama hampir tiga tahun hidup di masa pandemi, ada pula beberapa orang yang sama sekali belum pernah terkena infeksi virus corona.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana bisa? 

Baca juga: Gejala Umum Covid-19 Berubah, Apa Saja Gejala Barunya?

Berbagai spekulasi

Banyak spekulasi mengenai mengapa segelintir orang selama pandemi belum pernah kena Covid-19.

Apakah mereka tak pernah keluar rumah? Apakah mereka sebenarnya sudah terinfeksi namun tak pernah menyadari karena tak pernah melakukan tes? Dan berbagai macam pertanyaan lainnya.

Dilansir dari WebMd (2/8/2022), berdasarkan bukti ilmiah, ada beberapa sebab mengapa beberapa orang "merasa" belum pernah terkena Covid-19 sekali pun.

Bisa jadi mereka sebenarnya sudah pernah terinfeksi, namun tak bergejala atau memiliki gejala ringan sehingga mereka menyalahartikan sebagai reaksi alergi ringan.

Sedangkan dilansir dari Parade (3/11/2022), penelitian terbaru mengenai ini sudah dilakukan oleh ilmuwan di University of California, San Fransisco, Amerika Serikat.

Penelitian itu memperoleh kesimpulan bahwa 10 persen dari populasi dunia tidak menunjukkan gejala Covid-19.

Hal ini berarti, bisa jadi semua orang sudah pernah terkena Covid-19, hanya saja karena tak bergejala maka mereka tak menyadarinya.

Sangat mungkin bagi beberapa orang terinfeksi virus namun tak menunjukkan gejala, hal ini berhubungan dengan banyak faktor, salah satunya mutasi gen.

"Dan inilah yang menjadi tantangan kita di masa awal pandemi, kemampuan banyak orang untuk menyebarkan virus tanpa mereka tahu kalau sudah terinfeksi," ujar Dr Roger Seheult, MD, asisten profesor di University of California.

Baca juga: Ramai, Unggahan Pemberitahuan PJJ di Tengah Lonjakan Covid-19, Ini Kata Kemendikbud

Mutasi gen

Dr Seheult menjelaskan bahwa ketika tubuh terinfeksi Covid, sel-sel akan memotong virus secara internal dan menampilkan fragmen proteinnya di permukaan sel bersama dengan sejenis protein yang disebut MHC1.

“MCH1 ada di permukaan semua sel, kecuali sel darah merah, dan sama di seluruh tubuh Anda. Tetapi bisa terlihat sangat berbeda di antara manusia yang berbeda karena ada versi berbeda dari gen yang membentuk protein ini,” kata Dr Seheult. 

Beberapa orang dengan pola MCH1 tertentu tampaknya menyajikan fragmen protein virus corona lebih baik daripada versi lain ke sel-T, yang memungkinkan sel-T menghancurkan virus lebih cepat.

Ini berarti bahwa virus corona dihancurkan di dalam tubuh lebih cepat daripada waktu untuk bereproduksi dan memengaruhi sel-sel lain di dalam tubuh.

“Ini benar-benar tidak mempengaruhi virus itu sendiri selain menghilangkan kemampuannya untuk menyebar di dalam tubuh,” kata Dr Seheult.

Baca juga: Lockdown Covid-19 di China Sebabkan Anak 3 Tahun Tewas karena Keterbatasan Akses Medis

"Mutasi gen inilah yang membuat beberapa orang tak bergejala," tambah Dr Purvi Parikh, MD, dokter penyakit menular di NYU Langone.

Bagaimana Anda bisa begitu beruntung? Semuanya ada dalam gen.

“Ini dapat diwarisi dari salah satu orang tua, yang memberi peluang peningkatan hampir dua setengah kali lipat dari Covid tanpa gejala daripada jika mereka tidak memiliki versi gen itu. Jika seseorang cukup beruntung untuk mendapatkan versi gen ini dari kedua orang tuanya, peluang itu meningkat menjadi lebih dari delapan kali lipat," ujar Seheult.

Selain mutasi gen, ada pula yang membuat infeksi corona jadi tak bergejala. Yaitu bantuan suntikan vaksin yang sudah lengkap hingga ke tahap booster.

Ketika pertahanan tubuh sudah kuat, maka gejala akan sangat ringan. Dan beberapa yang terkena Covid-19 hanya akan merasa tengah flu biasa, bukan tengah terinfeksi virus corona.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi