Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Sebut Puncak Es Papua Akan Hilang pada 2025, Ini Dampaknya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Lapisan es salju di Puncak Jaya, Papua
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan bahwa gletser atau lapisan es di Puncak Jaya, Papua, akan hilang atau mencair secara keseluruhan pada 2025. 

Hal itu disampaikan oleh Kepala Departemen Perubahan Iklim BMKG, Dodo Gunawan.

"Salju di Puncak Jaya akan segera hilang. Penyebabnya pemanasan global," ujar Dodo saat dihubungi Kompas.com, Selasa (8/11/2022).

"Suhu naik di atas titik beku di atas sana. (Hal itu diketahui) dari foto satelit dan foto udara," lanjut dia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Bagaimana Pencairan Es dan Gletser Menaikkan Permukaan Air Laut?

Gletser Puncak Jaya Papua

Sebagai informasi, gletser tropis adalah salah satu dari segelintir kejadian alam yang tersisa di dunia.

Di Indonesia, gletser tropis ini terletak di sebuah gunung dekat Puncak Jaya di provinsi paling timur di Papua.

Sayangnya, gletser ini telah kehilangan lapisan dan ketebalan es yang cukup cepat dalam dua dekade terakhir. Dampaknya, salju akan benar-benar hilang hanya dalam waktu beberapa tahun.

Dodo menjelaskan, gletser Papua adalah sisa dari gletser yang telah ada selama sekitar 5.000 tahun.

"Ini adalah salah satu dari sedikit gletser tropis yang tersisa, selain di Amerika Selatan dan Afrika," ujar Dodo.

Suhu global mencairkan gletser

Dikutip dari Arab News, (27/3/2022), meskipun gletser telah mencair selama bertahun-tahun, namun peningkatan suhu global dan berkurangnya curah hujan mempercepat penipisan gletser.

Ini juga diperparah dengan fenomena El Nino atau fenomena yang menyebabkan air laut tropis dan suhu atmosfer menjadi lebih hangat.

Sementara itu, Wakil Direktur Riset Iklim dan Kualitas Udara BMKG Donaldi Permana mengatakan, pada masa revolusi industri tahun 1850, luas total gletser di pegunungan Puncak Jaya diperkirakan sekitar 20 kilometer persegi.

Dia menjelaskan, pada 2002, tutupan es di kawasan itu akan berkurang dua km persegi dan 0,34 km persegi pada Mei 2020.

"Ketebalan gletser telah menurun sejak 2010 ketika berada di 32 meter, dan menjadi 22 meter pada 2016," ujar Donaldi.

Pada 2021, ketebalan es menipis sekitar delapan meter.

"Melihat situasi ini, sangat mungkin gletser akan hilang antara tahun 2025 hingga 2027,” ujarnya.

Baca juga: Studi UNESCO: Gletser di Beberapa Situs Warisan Dunia Akan Hilang pada 2050

Dampak yang terjadi jika gletser mencair

Hilangnya puncak yang tertutup salju di Papua tidak hanya berarti hilangnya situs langka bagi Indonesia, tetapi juga dapat memengaruhi fauna dan flora di daerah tersebut.

Menurut Donaldi, hal ini masih perlu dieksplorasi lebih lanjut oleh para peneliti.

Sebab, hal ini juga berpotensi akan menjadi kerugian budaya yang sangat besar bagi masyarakat lokal Papua.

“Secara budaya, ada suku asli di sekitar Puncak Jaya yang menganggap gletser sebagai situs suci. Hilangnya es akan berdampak pada mereka,” kata Donaldi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi