Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Calon Enumerator Mengundurkan Diri Massal karena Honor Tak Layak, Ini Tanggapan BRIN

Baca di App
Lihat Foto
Twitter/@sangatedgy
Utas viral soal keluhan enumerator SDKI 2022 yang diselenggarakan BRIN
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Calon enumerator program Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2022 yang digelar Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), beramai-ramai mengundurkan diri.

Kasus ini muncul setelah salah seorang calon enumerator menceritakannya dalam utas Twitter pada Selasa (8/11/2022) sore.

Melalui akun @sangatedgy, pengunggah bernama Dhinia Eka (22) membeberkan kronologi dan sejumlah alasan mundurnya calon enumerator program tersebut.

Adapun sebagai informasi, SDKI adalah salah satu survei sosial kependudukan yang dilakukan berkala sejak 1987. Pada 2022, BRIN berkesempatan menjadi tuan rumah penyelenggara survei ini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan mundur

Dihubungi Kompas.com, Dhinia menjelaskan bahwa hanya 10 persen tim yang masih bertahan dalam program ini.

"Berdasarkan data dari Google Forms dan Spreadsheet, hanya 10 persen tim yang bertahan," tutur dia, Rabu (9/11/2022).

Menurut dia, alasan utama pengunduran diri lantaran honor dan uang harian yang jauh dari kata layak.

Berdasarkan penjanjian awal, calon enumerator akan mendapatkan uang harian sebesar 70 persen dari standar biaya masukan (SBM) sesuai wilayah masing-masing.

Nominal tersebut ditambah dengan uang transportasi sesuai SBM, uang penginapan sebesar Rp 150.000, dan honor per dokumen riset.

"Kalau di wilayah totalnya bisa sampai 29 juta," kata Dhinia.

Namun, ketentuan tersebut kembali direvisi menjadi 70 persen dari uang harian sesuai SBM, Rp 50.000 untuk penginapan, dan honor per dokumen.

Dengan demikian, tim Dhinia setidaknya mendapatkan Rp 20 juta hingga masa program berakhir. Akan tetapi, nominal ini kembali dipangkas.

Baca juga: Viral, Unggahan Pelangi Melingkari Awan, Ini Penjelasan BRIN

"Pemangkasan terakhir, hanya berupa uang harian Rp 150.000 plus honor per dokumen tanpa uang transportasi, penginapan, asuransi kesehatan," terang dia.

Kendati begitu, Dhinia mengaku pihaknya belum mengetahui penyebab terpangkasnya honor para enumerator.

Di sisi lain, bukan hanya soal honor, Dhinia juga mengungkapkan alasan lain mengapa banyak calon enumerator mengundurkan diri.

Alasan tersebut, yakni aplikasi input data yang sampai saat ini belum selesai 100 persen.

Metode pengambilan data juga berubah-ubah, sehingga memerlukan persamaan persepsi kembali oleh enumerator.

"Sedangkan SDKI harus sudah terkumpul datanya di akhir tahun, untuk penentuan program dan kebijakan bidang kesehatan," kata dia.

Adapun hingga saat ini, Dhinia dan rekan satu tim masih mempertimbangkan apakah akan lanjut sebagai enumerator program SDKI 2022 atau tidak.

"Tim kami sampai sekarang masih mempertimbangkan keputusan," aku dia.

Baca juga: Video Viral Air Mineral Langsung Jadi Beku dalam Sekali Entak, Ini Penjelasan BRIN

Penjelasan BRIN

Kepala BRIN Laksana Tri Handoko menyangkal informasi yang beredar di media sosial tersebut.

Menurut dia, saat ini pihaknya baru melakukan perekrutan, pengembangan metodologi, dan pelatihan.

BRIN juga baru akan memutuskan periode waktu pelaksanaan pengambilan data, sehingga belum ada penugasan ke lapangan.

"Jadi intinya mereka baru 'calon' petugas dan belum ada penugasan. Jadi mundur dari apa, penugasan saja belum ada," jelasnya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (9/1/2022).

Baca juga: Apakah Jarak Matahari Semakin Menjauh dari Bumi? Ini Kata BRIN

Handoko menjelaskan, pelaksanaan lapangan program SDKI direncanakan akan dilakukan pada awal 2023.

Hal tersebut, imbuh dia, agar data dapat konsisten, sehingga fokus pelaksanaan diupayakan sependek mungkin.

Lantaran belum menandatangani kontrak, Handoko menyebut bahwa belum ada nominal honor yang disepakati.

"Karena itu saya kurang paham dari mana bisa terpotong, nominalnya saja belum ada," katanya.

Selain itu, pihaknya juga belum menentukan personil yang akan terlibat. Sebab, Handoko menegaskan, tidak semua yang dilatih pasti akan ditugaskan.

"Juga belum tahu beban pasti dari setiap tim, jadi belum tahu nominalnya," tambah dia.

Baca juga: Ramai soal Penampakan Benda Diduga UFO di Bandung, Ini Kata BRIN

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi