Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan Bom Istanbul, Penangkapan Pelaku dan Penjelasan KBRI Ankara soal Korban

Baca di App
Lihat Foto
Twitter/@BreakingNLive_
Tangkapan layar video detik-detik ledakan bom di Istanbul, Turki
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Menyusul insiden ledakan bom di Istanbul, Turkiye, Minggu (13/11/2022), Kedutaan Besar RI di Ankara memastikan bahwa sejauh ini tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut.

"Hingga saat ini tidak terdapat informasi mengenai WNI yg menjadi korban," tulisnya dalam keterangan resmi, dilansir dari Antara.

Kendati demikian, KBRI Ankara dan KJRI Istanbul hingga saat ini masih terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan otoritas setempat serta komunitas masyarakat Indonesia yang ada di sekitar lokasi.

Menurut catatan KJRI Istanbul, terdapat sebanyak 500 orang WNI yang menetap di Istanbul.

Dilansir dari BBC, Senin (14/11/2022), jumlah korban akibat ledakan bom di Istanbul, Turkiye itu dilaporkan ada 6 orang. Sementara korban yang mengalami luka-luka berjumlah 81 orang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Detik-detik Ledakan Bom di Istanbul Terekam CCTV


Kronologi kejadian

Sebuah ledakan bom terjadi di kawasan Taksim Square, Istanbul, Turkiye pada Minggu (13/11/2022) sekitar pukul 16:20 waktu setempat (13:20 GMT).

Kawasan itu merupakan salah satu tujuan favorit wisatawan asing, termasuk WNI, yang melakukan perjalanan wisata ke Istanbul.

Masih dari sumber yang sama, Wakil Presiden Fuat Oktay menduga bahwa ledakan bom merupakan serangan teroris yang dilakukan oleh seorang wanita.

Menteri Kehakiman Bekir Bozdag mengungkapkan bahwa terdapat seorang wanita yang duduk di bangku di kawasan tersebut selama lebih dari 40 menit.

Beberapa saat setelah wanita itu pergi, ledakan terjadi.

Menurut CBS News, sebuah rekaman yang diunggah secara online menunjukkan ledakan keras dengan kobaran api terlihat di tempat kejadian di Istiklal Avenue, jalan raya populer yang dipenuhi toko dan restoran yang mengarah ke Taksim Square.

Bersamaan dengan itu, para pejalan kaki mencoba mencari selamat dengan berbalik arah dan melarikan diri.

Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan menyebut ledakan itu sebagai "serangan berbahaya" sehingga pelakunya akan dihukum setimpal.

Baca juga: Arkeolog Temukan Makam Santa Claus yang Meninggal 1.600 Tahun Lalu di Turki

Pelaku ditangkap polisi

Esok harinya, Senin (14/11/2022), polisi telah menangkap seorang tersangka yang diyakini telah menanam bom yang meledak itu.

Menteri Dalam Negeri Suleyman Soylu menyatakan dalam temuannya awalnya menuduh Partai Buruh Kurdistan (PKK) sebagai penyebab serangan bom yang menewaskan sedikitnya enam orang di pusat perbelanjaan Istanbul tersebut.

"Menurut temuan kami, organisasi teroris PKK bertanggung jawab," kata Soylu, dikutip dari Kompas.com, Senin (14/11/2022).

PKK adalah kelompok militan yang menyerukan negara Kurdi merdeka di Turkiye. Uni Eropa dan Amerika Serikat menganggapnya sebagai organisasi teroris.

Sebelumnya, PKK juga telah melakukan pemberontakan di Turkiye sejak 1984. Konflik tersebut telah menewaskan puluhan ribu orang sejak saat itu.

Sementara itu, Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan menuturkan bahwa ledakan bom tersebut merupakan serangan berbahaya sehingga pelakunya akan mendapatkan hukuman yang setimpal.

Pemerintah Indonesia juga mengecam aksi serangan bom yang terjadi di Taksim, Istanbul dan menyampaikan duka cita yang mendalam atas korban meninggal dan luka-luka.

Pemerintah juga menghargai keputusan Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan untuk tetap menghadiri pertemuan G20 di Indonesia di tengah kedukaan ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: BBC
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi