Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Sekeluarga Tewas di Kalideres, antara Dugaan Kelaparan dan Aset Keluarga

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA ACHMAD
Polisi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) satu keluarga yang tewas di dalam sebuah rumah di Citra Garden 1, Kalideres, Jakarta Barat. Pantauan di lokasi, Minggu (13/12/2022) siang, jajaran Kepolisian Sektor Kalideres tiba sekitar pukul 12.15 WIB.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Kematian satu keluarga di Perumahan Citra Garden, Kalideres, Jakarta Barat, hingga kini masih menimbulkan tanda tanya.

Keluarga tersebut beranggotakan empat orang, yakni Rudyanto Gunawan (71) sebagai suami, Reny Margarethan Gunawan (68) sebagai istri, Dian Febbyana (42) berstatus anak, serta Budyanto Gunawan (68) berstatus adik Rudyanto.

Dilansir dari Kompas.com, Jumat (11/11/2022), hasil otopsi sementara menunjukkan tidak ada sisa makanan pada lambung keempat anggota keluarga itu.

Dugaan kematian akibat kelaparan pun kian berembus saat ditemukan otot-otot korban mengecil, tanda tidak mengonsumsi makanan dan minuman dalam waktu lama.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Tetangganya kmna? Ya Allah apa ga ada yg ngeh mereka ga ketemu sama tetangganya," tulis warganet mengomentari dugaan kelaparan yang menimpa para korban, Jumat (11/11/2022).

"Seseorang tidak akan masuk surga jika tidur dalam keadaan kenyang, sementara tetangganya kelaparan... the neighbors straight to the hell," komentar warganet lain.

Di sisi lain, beberapa pihak membantah kelaparan yang mungkin terjadi lantaran satu keluarga tersebut tidak mampu membeli makanan.

Sebab, sederet harta kekayaan yang dimiliki keluarga tidak menunjukkan adanya ketidakmampuan itu.

Baca juga: Polisi Ungkap Sosok yang Lebih Dulu Meninggal dalam Kasus Sekeluarga Tewas Membusuk di Kalideres


Berikut sederet informasi terkait kondisi ekonomi satu keluarga yang tewas di Kalideres:

Keluarga berkecukupan

Ris Astuti (64) selaku adik kandung dari Margaretha Gunawan mengatakan, korban memiliki ekonomi yang cukup semasa hidup.

"(Keadaan ekonominya) biasa-biasa saja, cukup. Enggak ada keluhan dan sebagainya. Ya, istilahnya standarlah, umum," kata Ris di Polsek Kalideres, dilansir dari Kompas.com, Sabtu (12/11/2022).

Ris pun menyangsikan mereka mengalami kelaparan sebelum meninggal dunia. Menurut dia, mereka bisa menghubungi keluarga lain apabila kesulitan membeli makanan.

"Misalnya kalau dia lapar, enggak ada makanan atau kurang buat makan, kan dia bisa kontak ke saudara kan," ungkap Ris.

Baca juga: Update Kasus Kalideres: Meninggal Bukan karena Gas, Kaki Diikat Plastik, hingga Temuan Semangkuk Kapur Barus

Sempat punya kendaraan bermotor

Tetangga korban, Tio (58), turut mengatakan bahwa keluarga tersebut bukan dari kalangan ekonomi kurang.

Pasalnya, mereka memiliki kendaraan pribadi berupa satu kendaraan roda dua dan roda empat.

"Tadinya ada mobil Brio kayaknya, ada motor Scoopy. Bapaknya yang suka bawa mobil, ibunya juga bisa bawa motor," kata Tio, di kediamannya, Sabtu.

Kendati begitu, keberadaan mobil dan motor itu tak lagi terlihat di halaman rumah korban sekitar Februari-Maret 2022.

Baca juga: Cegah Kasus Kalideres Terulang, Pengurus RT/RW di Jakarta Harus Aktifkan Lagi Forum-forum Warga

Bukan penerima bansos

Ketua RT RT 007 RW 015 Kalideres yang bernama Asiung, mengaku tak percaya jika warganya meninggal kelaparan karena tak sanggup membeli makan.

Pasalnya, seperti diberitakan Kompas.com, Minggu (13/11/2022), mereka adalah keluarga mapan dengan ekonomi berkecukupan.

"Saya katakan lagi, ini keluarga mapan. Punya kendaraan mobil, motor, dan bukan penerima bansos. Iya kan," kata Asiung di lokasi, Minggu.

Namun, Asiung mengaku tidak mengetahui secara pasti kondisi ekonomi keluarga tersebut akhir-akhir ini. Sebab, seluruh anggota keluarga di rumah itu adalah warga yang tertutup dan jarang bersosialisasi.

Asiung terakhir kali berkomunikasi dengan salah satu korban, Dian.

Saat itu, dirinya, Dian, dan petugas PLN membahas masalah listrik di rumah korban yang sudah menunggak.

Dian pun kemudian meminta petugas PLN untuk memutus saja aliran listrik di rumahnya.

Baca juga: Berapa Lama Manusia Bisa Bertahan Hidup Tanpa Makan?

Dugaan bukan kelaparan, tapi dilaparkan

Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala menjelaskan teori liar soal penyebab kematian satu keluarga di Kalideres.

Bukan kelaparan, Adrianus menduga korban terutama yang lanjut usia, sengaja dilaparkan.

"Mereka tidak kelaparan, tapi dilaparkan. Mereka tidak diberi makan sampai mati," tutur Adrianus kepada Kompas.com, Senin (14/11/2022).

Barulah saat momen tertentu, salah satu orang yang turut menjadi korban diduga bunuh diri.

Teori lain, dugaan Adrianus, keempat korban menjadi bagian dari penganut keyakinan menyimpang tentang hidup setelah mati, dan ditempuh melalui melaparkan diri.

Menurut dia, kematian semata-mata karena kelaparan akibat tidak punya uang sangat tidak mungkin.

Dia menilai ada unsur kesengajaan dalam peristiwa ini, seperti tindakan pelaparan. Artinya, ada pihak-pihak yang membuat mereka lapar dengan tidak memberi akses makanan.

Baca juga: Sekeluarga Tewas di Kalideres Kurang Bersosialisasi, Sosiolog: Hilangnya Kepercayaan dengan Sekitar

(Sumber: Kompas.com/Mita Amalia Hapsari, Nirmala Maulana Achmad | Editor: Ihsanuddin, Larissa Huda)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi