Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Virus SARS Pertama Kali Terdeteksi di China

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/creativeneko
Ilustrasi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Kenali jenis-jenis virus yang menular dan kerap menyerang manusia.

KOMPAS.com - Hari ini 20 tahun yang lalu, tepatnya 16 November 2002, kasus pertama virus SARS atau sindrom pernapasan akut pertama kali tercatat di Guangdong, China.

Dilansir dari Kompas.com, penyakit ini disebabkan oleh oleh SARS-associated coronavirus (SARS-CoV) yang merupakan salah satu keluarga coronavirus penyebab Covid-19.

Cara penularan SARS hampir sama, yakni dapat menyebar melalui udara dan droplet atau liur dari orang yang terinfeksi.

Setahun setelah kasus pertama terdeteksi, SARS menginfeksi ribuan orang dan menyebabkan ratusan kematian.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kasus Pertama Virus SARS Terdeteksi di China

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Kasus pertama SARS

Kasus SARS pertama kali ditemukan di Provinsi Guangdong di Cina bagian tenggara pada 16 November 2002 silam.

Semula, penyakit tersebut didiagnois sebagai pneumonia atau radang paru-paru akibat infeksi, tetapi ternyata penyebabnya dari virus baru yang berbeda.

Virus yang menyebabkan penyakit tersebut diberi nama SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome).

Harian Kompas, 10 Januari 2004, menulis, WHO telah menyelidiki kasus tersebut dengan mengamati informasi lebih banyak dari pasien kasus SARS kedua di China pada 2004.

Kasus kedua tersebut dialami seorang pramusaji perempuan berusia 20 tahun yang disebut oleh media lokal China bekerja di sebuah restoran terkenal yang menyajikan daging musang.

Pasien tersebut diisolasi di Rumah Sakit Rakyat Nomor 8 Guangzhou China.

Kasus kedua itu dihubungkan ke coronavirus yang serupa dengan yang ditemukan pada musang.

Hal ini memicu kejadian pembunuhan besar-besaran terhadap hewan musang, meskipun temuan tersebut belum bisa dibuktikan.

Baca juga: UPDATE Corona 11 Agustus 2022: Virus Terkait SARS Menginfeksi Ribuan Orang di Asia Setiap Tahun

Penyebab SARS

Dikutip dari Britannica, SARS disebabkan oleh corona, sejenis virus yang biasanya dikaitkan dengan pneumonia dan flu biasa.

Virus ini dinamai sesuai wujudnya dalam gambar mikroskop elektron yang seperti mahkota di sekitar permukaannya.

Virus corona SARS melompat ke manusia dari reservoir hewan, yang diyakini sebagai kelelawar tapal kuda.

Kemampuan virus corona untuk melompat ke manusia membutuhkan perubahan genetik pada virus.

Perubahan tersebut diduga terjadi pada luwak sawit karena virus SARS yang ada pada kelelawar tapal kuda tidak dapat menginfeksi manusia secara langsung.

Penyebaran SARS ke luar China dibawa oleh pasien yang tak terdeteksi dan tidak mengetahui bahwa dirinya terinfeksi.

Dilansir dari History, 17 Maret 2020, penyebaran SARS ke luar China dibawa oleh seorang profesor medis dari Guangdong, Liu Jianlun.

Profesor berusia 64 tahun itu check in di Kamar 911 di Metropole Hotel, Hong Kong. Ia jatuh sakit dan pergi ke rumah sakit di mana dia meninggal dalam waktu dua minggu.

Namun selama kunjungan singkatnya di hotel, tanpa disadari virus itu menginfeksi beberapa tamu lainnya. Orang-orang itu kemudian membawa SARS ke Singapura, Toronto, dan Hanoi.

Dari Hong Kong, virus itu dengan cepat disebarkan oleh pelancong global di seluruh Asia Timur, Amerika Utara, Eropa dan seluruh dunia.

Baca juga: Perbedaan COVID-19 dan SARS serta Cara Penularannya

Jumlah kasus dan kematian akibat SARS

CDC melaporkan, WHO baru mengeluarkan peringatan global untuk penyakit sejenis pneumonia parah yang tidak diketahui asalnya, tetapi terdeteksi di China, Vietnam, dan Hong Kong pada 12 Maret 2003.

Peringatan itu menyebabkan kepanikan di sejumlah wilayah Asia. Sekolah dan gedung publik tutup. Warga pun menghindari kerumunan.

Otoritas kesehatan di seluruh dunia menerapkan langkah-langkah kontrol yang ketat, termasuk larangan perjalanan ke dan dari negara-negara yang terkena dampak.

Karantina di rumah sakit dan tempat-tempat lain dilaksanakan di tempat orang terinfeksi.

Hingga Juni 2003, penularan telah dikendalikan dan pembatasan mulai dilonggarkan.

Pada 31 Desember 2003, secara global, WHO menerima laporan SARS dari 29 negara dan wilayah.

Sedikitnya 8.096 orang terinfeksi SARS dan 774 di antaranya meninggal dunia.

China melaporkan paling banyak kasus dengan 5.327 kasus dan 349 kematian. Sementara Hong Kong, melaporkan 1.755 kasus dan 299 kematian.

Baca juga: Lebih Menular, Ini 6 Gejala Umum Omicron XBB

Perkembangan SARS

Selain dapat menyebar melalui droplet atau liur orang yang terinfeksi, SARS juga dapat menyebar secara tidak langsung melalui permukaan yang telah disentuh oleh seseorang yang terinfeksi virus.

Sebagian besar pasien yang diidentifikasi dengan SARS sebelumnya adalah orang dewasa sehat berusia 25-70 tahun.

Kemudian, beberapa kasus SARS juga dilaporkan terjadi di antara anak-anak di bawah 15 tahun.

SARS, dalam sindrom pernapasan akut yang sangat parah, penyakit pernapasan yang sangat menular ini ditandai dengan demam terus-menerus, sakit kepala, dan ketidaknyamanan pada tubuh, diikuti oleh batuk kering yang dapat berkembang menjadi kesulitan bernapas yang hebat.

Pada Desember 2019, virus corona baru dilaporkan di China, yakni virus SARS-CoV-1 yang menyebabkan penyakit Covid-19.

Covid-19 kemudian menjadi pandemi dan menginfeksi banyak orang di dunia hingga kini.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Hari Ini dalam Sejarah: Kasus Pertama Virus SARS Terdeteksi di China".

(Sumber: Kompas.com/Rosy Dewi Arianti Saptoyo | Editor: Rizal Setyo Nugroho)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Editor: Rendika Ferri Kurniawan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi