Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Wiraswasta
Bergabung sejak: 11 Agu 2022

Pegiat literasi di walkingbook.org

Resesi Menggonggong, Si Cerdas Finansial Berlalu

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Shutterstock
Ilustrasi investasi.
Editor: Egidius Patnistik

APA cara positif menghadapi kemungkinan perubahan ekonomi? Ada yang bilang kumpulkan uang sebanyak-banyaknya dari sekarang. Jika uang bisa di-print atau diambil dari tumpukan sampah di belakang kantor Bank Indonesia, barangkali tak sulit.

Tetapi jika ekonomi memang sulit, melilit, lalu apa strategi yang paling masuk akal bisa lakukan.

Menurut kabar terbaru studi Bank Dunia, berjudul "Apakah Resesi Global Sudah Dekat?" (Is A Global Recession Imminent?), dunia berpeluang mengalami resesi pada 2023, jika perkembangan ekonomi tak kunjung membaik hingga akhir tahun 2022. Jika benar, kita memiliki waktu kurang dari dua bulan untuk bersiap.

Baca juga: Melek Finansial, Apa Saja yang Perlu Diperhatikan?

Namun sebenarnya, berbagai kesulitan ekonomi yang melilit kita, selain karena faktor transisi ekonomi paska masa sulit pandemi, juga akibat sikon perubahan ekonomi karena kenaikan harga minyak goreng, yang disusul kenaikan gas bersubsidi, dan melonjaknya harga bahan bakar minyak (BBM), yang makin membuat situasi tak kondusif untuk bangkit.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Namun jauh di luar faktor itu semua, sebenarnya juga berkaitan dengan pola kita dalam menyikapi uang yang selama ini kita lakukan.

Money Attitude

Pola konvensional dalam mengelola keuangan telah lama dikritisi banyak pakar keuangan. Tabungan tidak lagi sepenuhnya menjadi pilihan yang cerdas secara finansial. Apalagi jika kita tak pernah cermat mempertimbangkan kalkulasi antara jumlah tabungan dan bagi hasil atau interest yang kita terima.

Pola pikir tradisional berangkat dari konsep "kita bekerja demi uang". Sedangkan perubahan yang secara progresif terjadi, orang mulai cerdas finansial dengan memikirkan cara "uang bekerja untuk kita".

Tentu kita ingat bagaimana kontroversialnya buku Robert Kiyosaki ketika mencoba mengubah pola pikir konvensional menjadi cerdas finansial dengan menyatakan bahwa menabung sebagai cara berinvestasi yang salah.

Baca juga: Apa Itu Investasi: Pengertian, Tujuan, Jenis, dan Contohnya

Mengapa pola seperti itu berubah? Karena pada dasarnya ada keuntungan lain yang diperoleh ketika orang tak lagi sekedar menginvetasikan uangnya dalam tabungan. Alternatif investasi seperti menyimpan emas, atau membeli properti yang cermat memberikan keuntungan investasi yang berlipat ganda dan berkecenderungan minim risiko.

Pola-pola seperti inilah yang dimaksud secara garis besar sebagai money atittude atau sikap kita dalam memaknai uang. Perilaku pengelolaan keuangan dapat diartikan sebagai perilaku mengelola pendapatan atau keuangan seperti perencanaan keuangan, membuat anggaran tabungan, melakukan investasi, dan asuransi bagi individu atau keluarga.

Perilaku pengelolaan keuangan pribadi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya yaitu sikap terhadap uang (money attitude). Sikap (attitude) merupakan ukuran dari suatu pikiran, penilaian, dan pendapat seseorang tentang sesuatu yang akan memengaruhi tindakan orang tersebut.

Pengetahuan tentang keuangan dapat dijadikan sebagai variabel moderasi sikap pada uang untuk pengambilan keputusan keuangan yang benar. Kesalahan mengelola uang juga berkaitan dengan kecemasan yang timbul setelahnya.

Lihat Foto
Shutterstock/Gguy
Ilustrasi resesi, pekerjaan yang bertahan dan terancam saat resesi 2023.
Alternatif Paling Minimal

Ada kalanya orang menggunakan uang sebagai alat untuk menunjukkan kuasa. Dalam situasi seperti ini, orang cenderung menghamburkan uang tanpa mempertimbangkan apakah selanjutnya uang tersebut dapat terus bertahan. Atau justru akan membuatnya berada di ambang kebangkrutan.

Begitu juga ada kelompok lain yang memiliki kecenderungan untuk terlalu berhati-hati dalam menggunakan uang. Selalu diliputi ketakutan jika melakukan overpaying, atau melakukan jenis investasi yang penuh risiko. Ia tak pernah bisa memercayai siapa pun karena kekhawatiran orang tak bisa menjaga uang yang diinvetasikannya.

Baca juga: The Fed Jadi Pemicu Perekonomian Global Terancam Resesi?

Di sisi lain, terdapat kelompok orang yang orientasinya tak peduli risiko. Berspekulasi dalam mengelola uangnya, namun juga disertai sedikit kehati-hatian.

Ada kelompok yang selalu berusaha memilih yang terbaik, tanpa mempertimbangkan faktor keuangan. Namun dia juga jenis orang yang melakukannya atas dasar mencari keuntungan.

Beberapa orang tertentu melakukan investasi pada barang-barang mewah yang bahkan hanya dijadikan koleksi, namuan memiliki nilai investasi tinggi, seperti lukisan.

Dan jenis yang paling banyak adalah orang yang selalu mengalami kekhwatiran secara finansial, sehingga selalu memilih mencari harga yang termurah. Mulanya hal ini dipicu oleh ketidakpedulian pada saat situasi ekonominya dalam kondisi baik.

Ketika pada akhirnya memasuki masa pensiun, mereka barulah memikirkan bagaimana memiliki sumber pendapatan yang lebih dari satu, seiring makin banyaknya kebutuhan yang harus dipenuhi. Kondisi ini semakin diperburuk dengan kondisi ekonomi transisi yang ditandai dengan sulitnya memperoleh uang, sementara harga-harga cenderung terus naik.

Kelompok itu menjadi kelompok yang paling terdampak karena kondisi ketidaksiapan finansial pada masa-masa ketika keuangan pribadi menipis dan situasi ekonomi memburuk.

Dengan berbagai jenis cara, orang menyikapi uang atau money attitude tersebut. Kita dapat menarik pelajaran penting sebelum segala sesuatunya terlambat dan semakin buruk. Setidaknya keputusan kita untuk mengubah pola dalam menyikapi uang saat ini, barangkali dapat sedikit menolong kita menghadapi resesi jika benar terjadi tahun depan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi