Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Bahaya Penggunaan Vape atau Rokok Elektronik, Apa Saja?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi vape atau rokok elektronik
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Penggunaan vape atau rokok elektronik dalam beberapa waktu terakhir sangat populer terutama di kalangan remaja.

Merujuk hasil survei Global Adult Tobacco Survey (GATS) 2011 menunjukkan prevalensi perokok elektrik naik 0,3 persen (2011) menjadi 3 persen pada 2021.

Tidak hanya itu saja, prevalensi perokok remaja usia 13-15 tahun juga meningkat sebesar 19,2 persen.

Baca juga: Mengenal Beda Rokok dan Vape...

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul anggapan, vape atau rokok elektrik dianggap lebih sehat daripada rokok konvensional berbahan baku tembakau.

Padahal menurut Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono, vape atau rokok elektronik sama bahayanya dengan rokok konvensional.

Kandungan yang terdapat pada rokok elektrik antara lain nikotin, zat kimia, serta perasa/flavour-nya bersifat toxic atau racun.

"Merokok elektrik itu sama bahayanya dengan merokok konvensional. Tidak ada bedanya risiko merokok konvensional dan elektrik, dua-duanya sama bahayanya baik itu sekarang dari segi sosial ekonomi maupun untuk masa depan masalah penyakit yang mungkin timbul dari aktivitas merokok elektrik," ungkapnya saat Peluncuran Data Survei Global Pembukaan Tembakau pada Masyarakat Indonesia 2021 (GATS 2021) di Kantor Kemenkes, Selasa (31/5/2022).

Baca juga: INFOGRAFIK: Rokok dan Vape, Apa Bedanya?


Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dr Agus Dwi Susanto.

Menurutnya, di dalam rokok elektronik terdapat nikotin, karsinogen, serta bahan toksik atau mengandung racun lainnya.

Bahkan vape imbuhnya, dapat menyebabkan adiksi atau ketagihan.

"Jadi tidak benar kalau rokok elektronik lebih aman. Meskipun tidak mengandung tar ternyata rokok elektronik itu ada bahan karsinogen," ujarnya dikutip dari Kompas.com (13/8/2022).

Baca juga: Paru-paru Pemuda AS Rusak Akut Diduga gara-gara Vape, Apa Kandungan Vape?

Bahaya penggunaan vape atau rokok elektronik

Berikut bahaya menggunakan vape atau rokok elektronik.

1. Merusak paru-paru

Diberitakan Kompas.com (25/1/2019), penggunaan vape atau rokok elektrik dapat merusak paru-paru.

Hal tersebut diungkapkan oleh dokter ahli jantung Stanton Glantz.

Sebuah studi pada Annual Review of Public Health juga menemukan bahwa menggunakan vape dapat membuat tubuh terkena racun dan partikel ultrafine level tinggi.

Racun tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit kanker paru-paru serta penyakit kardiovaskular lainnya.

Terdapat dua zat kimia yang berada dalam vape cair, yakni propylene glycol dan vegetable glycerin, dua zat tersebut juga merupakan komponen untuk mesin uap.

Baca juga: Berikut Bahaya Vape, dari Cedera Paru hingga Berujung Kematian

2. Merusak jantung

Masih dari sumber yang sama, penggunaan vape ternyata juga dapat merusak jantung, sama berbahayanya dengan rokok konvensional.

Dua studi yang dilakukan tim Glantz juga menunjukkan bahwa pengguna vape yang masih menghisap rokok konvensional, lima kali lebih berisiko tinggi terkena penyakit jantung daripada orang yang tidak pernah merokok.

Partikel ultrafine tadi yang memiliki besaran 1/100 ukuran rambut manusia, akan dapat masuk melewati celah-celah kecil ke dalam tubuh dan dapat masuk ke darah atau sel-sel dalam tubuh yang memiliki fungsi vital.

Baca juga: INFOGRAFIK: Rokok dan Vape, Apa Bedanya?

3. Memicu asma

Beberapa studi yang dilakukan kepada remaja yang menggunakan vape ditemukan bahan kimia yang ada pada vape memiliki efek iritan yang dapat memicu asma.

Efek yang sama mungkin dapat dirasakan oleh pengguna vape pada orang dewasa.

Namun karena mayoritas pengguna vape adalah mantan perokok, maka sulit untuk mendapatkan apakah risiko asma yang dialami dikarenakan oleh vape atau rokok konvensional.

4. Memicu kanker dan merusak DNA

Diberitakan Kompas.com (31/1/2018), menurut periset dari Universitas New York, uap vape ternyata dapat meningkatkan risiko kanker dan merusak DNA.

Hal tersebut dibuktikan dengan pengujian laboratorium dengan menggunakan media tikus.

Hasilnya didapati tikus yang terpapar uap vape mengalami tingkat kerusakan DNA yang lebih tinggi di jantung, paru-paru, dan kandung kemih.

Baca juga: Viral Penumpang Isap Vape di Kereta Api, Bagaimana Aturannya?

Tak hanya itu, sistem DNA yang berfungsi melindungi terhadap kanker juga mengalami gangguan.

"Kami menemukan uap vape bersifat karsinogenik dan penggunanya memiliki risiko lebih tinggi daripada non-pengguna," kata pemimpin peneliti tim Moon-shong Tang.

Penguji juga melakukan pengujian terhadap kandung kemih manusia.

Hasilnya juga ditemukan persoalan yang serupa. Sel-sel cenderung akan bermutasi atau mengalami perubahan hingga menjadi pemicu tumor.

Baca juga: Tumor Otak: Pengertian, Gejala, Diagnosis, hingga Penyembuhannya

Peningkatan jumlah perokok

Dikutip dari laman Kemenkes, dalam kurun waktu 10 tahun, jumlah perokok secara keseluruhan telah meningkat secara siginifikan sebanyak 8,8 juta orang di Indonesia.

Hasil survei GATS 2011 dan 2021 menunjukkan jika terdapat 60,3 juta perokok pada 2011 dan pada 2021 meningkat menjadi 69,1 juta perokok.

Selain itu, prevalensi rokok elektronik juga mengalami kenaikan 10 kali lipat dan prevalensi perokok pasif juga naik menjadi 120 juta orang.

Dante menyebutkan jika tingginya prevalensi perokok remaja salah satunya disebabkan karena terpengaruh iklan rokok.

Baca juga: Saat Kenaikan Cukai Rokok Disebutkan Masih Terlalu Kecil...

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Kandungan dan Bahaya Vape

(Sumber: Kompas.com/Nabila Tashandra, Kahfi Dirga Cahya, Zintan Prihatini | Editor: Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas, Sari Hardiyanto)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi