Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Kata Pemimpin Dunia soal Rusia-Ukraina di KTT G20?

Baca di App
Lihat Foto
dok.Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo duduk berdekatan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi, PM Italia Giorgia Meloni dan Presiden China Xi Jinping saat sesi pertama KTT G20 di Candi Ballroom The Apurva Kempinski, Selasa (15/11/2022)..
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Sorotan dunia tengah tertuju pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15-16 November 2022.

Salah satu isu yang dibicarakan dalam KTT G20 Bali adalah invasi Rusia ke Ukraina.

Berikut ringkasan dari apa yang telah dikatakan pemimpin dunia terkait Rusia-Ukraina, dikutip dari Aljazeera:

Ukraina

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy meminta para pemimpin G20 untuk mengadopsi rencana perdamaian 10 poin, serta mengakhiri perang secara adil, berdasarkan Piagam PBB dan hukum internasional.

"Ukraina tidak boleh ditawarkan untuk membuat kompromi dengan hati nurani, kedaulatan, wilayah, dan kemerdekaannya. Kami menghormati aturan dan kami memegang kata-kata kami," kata Zelenskyy melalui video.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dia menolak negosiasi apa pun yang serupa dengan kesepakatan antara kedua negara pada 2014, setelah Rusia mencaplok Krimea dan mendukung separatis pemberontak di wilayah Donbas, Ukraina.

"Kami tidak akan membiarkan Rusia menunggu, membangun pasukannya, dan kemudian memulai serangkaian teror baru dan destabilisasi global," jelas dia.

"Rupanya, kata-kata Rusia tidak dapat dipercaya, dan tidak akan ada Minsk 3 yang akan dilanggar Rusia segera setelah penandatanganan," sambungnya.

Zelenskyy juga menyerukan agar semua tawanan perang Ukraina dibebaskan, pemulihan keamanan radiasi di Zaporizhzhia, dan kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam yang dimediasi Turki.

Baca juga: Rusia Bantah Laporan Rudal Hantam Polandia, NATO Hati-hati Beri Tanggapan

Rusia

Berbicara kepada wartawan di sela-sela KTT, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov,  mengatakan Ukraina menolak untuk berbicara dengan Moskow dan telah mengedepankan kondisi perdamaian yang tidak realistis.

Menurutnya, setiap pembaruan kesepakatan ekspor biji-bijian Laut Hitam bergantung pada penghapusan hambatan ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia.

Rusia telah lama mengeluhkan hambatan untuk ekspor semacam itu, meskipun mereka tidak secara langsung dihukum dengan sanksi Barat.

Indonesia

Presiden Joko Widodo menyerukan persatuan saat membuka KTT G20.

"Kita tidak punya pilihan lain, kolaborasi diperlukan untuk menyelamatkan dunia. G20 harus menjadi katalis untuk pemulihan ekonomi yang inklusif," kata Jokowi.

"Kita seharusnya tidak membagi dunia menjadi beberapa bagian. Kita tidak boleh membiarkan dunia jatuh ke dalam perang dingin lainnya," tambahnya.

Menurutnya, perang berkepanjangan akan membuat dunia sulit untuk bergerak maju.

Baca juga: Mengintip Menu Makan Siang Khas Kuliner Nusantara untuk Peserta KTT G20

AS

Di sela-sela KTT G20 pada Senin (14/11/2022), Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan Presiden China Xi Jinping menegaskan kembali kesepakatan mereka bahwa perang nuklir tidak boleh dilakukan.

"Presiden Biden mengangkat isu perang brutal Rusia melawan Ukraina dan ancaman penggunaan nuklir Rusia yang tidak bertanggung jawab," kata seorang juru bicara tentang pertemuan itu.

"Presiden Biden dan Presiden Xi menegaskan kembali kesepakatan mereka bahwa perang nuklir tidak boleh dilakukan dan tidak akan pernah bisa dimenangkan," sambungnya.

Baca juga: Draf Deklarasi KTT G20 Terungkap, Kutuk Perang di Ukraina

China

Presiden China tidak secara langsung menyebutkan perang di Ukraina selama pidatonya di pertemuan G20. Namun, Xi Jinping menyerukan peningkatan solidaritas global.

"Sangat penting bahwa semua negara merangkul visi komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia, serta mengadvokasi perdamaian, pembangunan, dan kerja sama yang saling menguntungkan," kata Xi.

"Perpecahan dan konfrontasi tidak melayani kepentingan siapa pun. Hanya solidaritas dan perkembangan bersama yang merupakan pilihan yang tepat untuk diambil," lanjutnya.

India

Perdana Menteri India Narendra Modi mendesak para pemimpin G20 untuk kembali ke diplomasi untuk mengakhiri perang.

"Kita harus menemukan cara untuk kembali ke jalur gencatan senjata dan diplomasi di Ukraina," kata Modi dalam pidato pembukaannya di KTT tersebut.

"Kebutuhan saat ini adalah untuk menunjukkan tekad yang konkret dan kolektif untuk memastikan perdamaian, keharmonisan, dan keamanan di dunia," sambungnya.

Modi mengatakan, seharusnya tidak ada pembatasan pasokan energi, serta menyerukan agar pasar gas dan makanan global dijaga.

Baca juga: Update KTT G20: Pertemuan Darurat AS dan Sekutu | Puncak Kepulangan Delegasi

Inggris

Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengutuk invasi Rusia dan menyebutnya telah merusak prinsip-prinsip dasar kedaulatan teritorial.

"Kita semua bergantung pada prinsip-prinsip ini. Mereka adalah dasar dari tatanan internasional. Mereka harus ditegakkan," kata dia.

Menurutnya, itu adalah kekuasaan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri perang. Sunak pun menyoroti ketidakhadirannya di pertemuan tersebut.

"Perlu dicatat bahwa Putin merasa tidak dapat bergabung dengan kami di sini. Mungkin jika dia ada, kita bisa menyelesaikannya," ujarnya.

"Karena satu-satunya perbedaan terbesar yang dapat dilakukan siapa pun adalah Rusia keluar dari Ukraina dan mengakhiri perang biadab ini," tambahnya.

Baca juga: Menlu Rusia dan Sejumlah Delegasi Tinggalkan KTT G20 Bali

Perancis

Kepresidenan Perancis mengatakan, sangat penting bagi Paris dan Beijing untuk bekerja sama mengatasi konsekuensi perang di Ukraina, setelah Emmanuel Macron bertemu Xi pada Selasa (15/11/2022) di sela-sela KTT.

"Presiden menyatakan keprihatinannya yang mendalam atas pilihan yang dibuat oleh Rusia untuk melanjutkan perang di Ukraina ini," kata Kepresidenan Perancis dalam sebuah pernyataan setelah pembicaraan.

"Konsekuensi dari konflik ini melampaui batas Eropa dan harus diatasi dengan kerja sama yang erat antara Prancis dan China," katanya.

Jerman

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan, ada konsensus yang berkembang pada pertemuan G20 bahwa perang Rusia melawan Ukraina tidak dapat diterima dan senjata nuklir tidak boleh digunakan.

"Ini adalah konsensus yang berkembang di sini," kata Scholz kepada wartawan di Bali.

Scholz juga mengatakan akan terus berbicara dengan Putin secara langsung dalam upaya mencari solusi untuk mengakhiri perang.

Baca juga: Keistimewaan The Beast, Mobil Presiden AS Joe Biden yang Dibawa ke G20

PBB

Menurut Juru Bicara PBB Farhan Haq, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Giterres menggelar diskusi yang jujur dan terbuka soal kesepakatan biji-bijian Laut Hitam dengan Lavrov.

"Mereka mengadakan pertemuan panjang dan membahas semua aspek yang terkait dengan proses fasilitasi ekspor Rusia (makanan dan pupuk), serta Black Sea Grain Initiative," kata Farhan.

Black Sea Grain Initiative merupakan suatu kesepakatan yang dilakukan oleh Rusia dan Ukraina dengan Turki bersama Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) setelah invasi.

Melalui kesepakatan tersebut, berbagai pihak terkait sepakat untuk menjamin pengiriman gandum dari Ukraina melalui Pelabuhan Laut Hitam.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi