Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Kasus Kalideres: Dugaan Paham Apokaliptik, Mobil yang Dijual, dan Kesaksian Tukang Jamu

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/ZINTAN PRIHATINI
Tim gabungan polisi mendatangi rumah satu keluarga tewas di Kalideres, Jakarta Barat pada Rabu (16/11/2022). Tim datang sejak pukul 16.50 WIB untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Kasus kematian empat anggota keluarga di Kalideres, Jakarta Barat, masih menyimpan teka-teki.

Keempatnya adalah Rudyanto Gunawan (71) dan sang istri Margaretha Gunawan (68), anak dari keduanya yang bernama Dian (40), serta Budyanto Gunawan (69), ipar dari Rudyanto.

Meski hingga kini belum diumumkan penyebab kematian, tetapi sederet fakta dan temuan baru perlahan mulai menguak kasus ini.

Berikut sederet fakta dan dugaan terbaru kasus kematian satu keluarga di Kalideres:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kasus Sekeluarga Tewas di Kalideres, antara Dugaan Kelaparan dan Aset Keluarga


1. Diduga menganut paham apokaliptik

Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Adrianus Meliala meragukan dugaan kelaparan sebagai penyebab kematian.

Menurut Adrianus, keluarga tersebut termasuk berkecukupan, sehingga janggal apabila bunuh diri karena tidak mampu membeli makanan.

Dia pun menduga empat orang itu memiliki keyakinan apokaliptik atau keyakinan terhadap akhir dunia.

"Jangan-jangan dari keempatnya penganut paham akhir dunia atau apokaliptik dan mencabut nyawa dengan cara yang ekstrem," ujar Adrianus, dikutip dari Kompas.com, Rabu (16/11/2022).

Di sisi lain, Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi meminta publik tidak mengambil kesimpulan terlalu cepat.

"Kita tidak boleh mengambil kesimpulan yang prematur. Harus komprehensif ini ya kami dibantu bersama-sama ahli," ujar Hengki, Rabu (16/11/2022).

2. Bukan karena kelaparan

Dikutip dari Kompas.com, Selasa (15/11/2022), Polda Metro Jaya menegaskan bahwa satu keluarga di Kalideres, bukan tewas karena kelaparan.

Dugaan kelaparan sendiri muncul karena hasil otopsi menunjukkan tidak ada sisa sari makanan di lambung, serta otot-otot korban yang mengecil.

Kendati demikian, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan menjelaskan, dugaan awal itu sejauh ini tidak terbukti.

"Bisa dikatakan untuk sementara memang tidak mengarah kepada kelaparan. Kami tidak menemukan adanya penyebab utamanya karena mati kelaparan," ujar Zulpan.

Baca juga: Apa Itu Apokaliptik, Disebut Penyebab Kematian Keluarga di Kalideres?

3. Mobil keluarga dijual

Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pasma Royce mengatakan, mobil Brio milik keluarga telah dijual oleh Budyanto Gunawan.

"Setelah proses penyelidikan kami berhasil mendapatkan titik terang terkait kabar hilangnya kendaraan mobil Brio milik korban berplat nomor B 2601 BRK," kata Pasma, dilansir dari Kompas.com, Selasa (15/11/2022).

Budyanto, lanjut Pasma, telah menjual mobil miliknya di salah satu pemilik showroom mobil berinisial R.

Mobil tersebut dijual pada 20 Januari 2022 dengan harga Rp 160 juta.

4. Temuan buku berbagai agama

Diberitakan Kompas.com, Selasa (15/11/2022), Ketua Harian Kompolnas Benny Mamoto mengatakan, penyidik menemukan buku berbagai macam agama di rumah satu keluarga tewas.

Menurut Benny, penyidik perlu menyelidiki buku-buku tersebut dengan memeriksa setiap coretan yang mungkin sengaja digariskan oleh anggota keluarga.

Dengan demikian, penyidik akan mengetahui apakah ada bacaan atau ajaran tertentu yang memang tengah dipelajari para korban.

Selanjutnya, penyidik dapat mencari dan memastikan apakah ajaran tersebut memiliki keterkaitan dengan penyebab kematian keempat orang itu.

Baca juga: Sederet Kejanggalan dalam Kasus Satu Keluarga Tewas di Kalideres

5. Gembok pintu dikunci dari dalam

Benny menuturkan, gembok pintu ternyata terkunci dari dalam. Artinya, gembok masih dalam penguasaan empat orang yang menjadi penghuni rumah.

"Gembok pintu ternyata dikunci dari dalam, bukan dari luar. Berarti tentunya penguasaan kunci oleh si penghuni. Ini menjadi catatan tersendiri," ujar Benny, dikutip dari Kompas.com, Selasa (15/11/2022).

6. Perubahan pribadi korban

Diberitakan Kompas.com, Selasa (15/11/2022), tukang jamu langganan keluarga berinisial R mengaku sempat bertemu Rudyanto dan Dian dua bulan lalu.

Pengakuan R, keduanya tampak jalan bersama. Namun, R merasa janggal karena mereka hanya terdiam. Padahal, Dian dikenal sebagai pribadi yang ramah di mata R.

Dian juga tampak berbeda beberapa waktu belakangan. Perempuan yang tadinya bertubuh gemuk itu, kata R, menjadi lebih kurus.

R juga mengaku baru pertama kali itu melihat keluarga Dian pergi dengan berjalan kaki.

"Biasanya mereka keluar itu enggak pernah jalan. Mereka selalu bawa mobil atau enggak motor. Dan baru kali itu lihat dia jalan, Dian sama Bapaknya," ungkap R.

(Sumber: Kompas.com/Tria Sutrisna, Zintan Prihatini | Editor Ihsanuddin, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi