Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbagai Kondisi Kesehatan yang Berkaitan dengan Kentut

Baca di App
Lihat Foto
Ilustrasi kentut bau.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Kentut mungkin dianggap memalukan bagi sebagian orang, padahal kentut adalah hal yang normal dan merupakan bagian dari sistem metabolisme tubuh.

Saat proses makan, mengunyah, menelan maupun saat proses mencerna, udara atau gas bisa menumpuk di saluran pencernaan.

Gas tersebut kemudian perlu dikeluarkan dalam bentuk kentut dan juga sendawa.

Kentut secara alami adalah hal yang baik, namun kentut juga bisa menjadi pertanda masalah kesehatan.

Hal ini bisa dilihat dari frekuensi, bau, dan apakah disertai gejala sakit perut lainnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut beberapa kondisi kesehatan yang mungkin berhubungan dengan kentut:

Baca juga: 5 Jenis Kentut Ini Bisa Jadi Petunjuk Kondisi Kesehatan, Apa Saja?

1. Kelebihan serat

Dikutip dari Health, Anda bisa mengamati kentut untuk kemudian memikirkan kembali apakah Anda mungkin kelebihan serat.

Serat pada dasarnya berfungsi untuk menjaga agar kotoran bisa bergerak sehingga sembelit tidak terjadi.

Namun jika Anda kentut di saat bersamaan Anda sembelit, mungkin Anda perlu mengecek kembali apakah Anda terlalu banyak makan serat.

"Jika orang makan serat berlebih, ini bisa mulai menyebabkan gas, kembung, kram, dan secara paradoks sembelit," kata Ahli Gastroenterologi Dr Sonpal.

Sonpal menilai, saat serat menumpuk maka serat akan memadatkan feses.

Untuk mengatasi masalah ini maka bisa diatasi dengan lebih banyak minum atau kurangi asupan serat perlahan.

Baca juga: Kentut Berbau Lebih Tajam dari Biasanya? Ini Penyebabnya

2. Terlalu banyak minum soda

Jika Anda sering kentut mungkin bisa menjadi pertanda Anda terlalu banyak mengonsumsi minuman berkarbonasi.

Minuman berkarbonasi atau soda dapat memasukkan lebih banyak udara ke dalam pencernaan sehingga kentut terjadi lebih sering.

Namun jika tidak yakin bahwa minuman berkarbonasi sebagai penyebabnya Anda bisa mengecek asupan makanan Anda.

3. Kentut berbau busuk

Jika kentut berbau sangat tajam, Anda bisa mengoreksi kembali apa yang sebelumnya Anda konsumsi. Bisa jadi, Anda terlalu banyak makan makanan yang mengandung belerang tinggi.

Secara alami, biasanya makanan kaya serat memiliki kandungan sulfur yang tinggi. Misalnya sayuran brokoli dan juga kubis.

Dalam kebanyakan kasus, kentut berbau busuk tak perlu dikhawatirkan. Hanya saja jika ini terjadi terus-menerus Anda mungkin perlu melakukan pemeriksaan.

4. Tanda kehamilan

Dikutip dari Discover Magazine, kentut juga bisa menjadi tanda kehamilan. Adapun kentut pada kondisi ini biasanya kentut yang terjadi lebih sering.

Kentut bisa menjadi tanda kehamilan karena saat hamil tubuh bekerja keras untuk menghasilan hormon progesteron.

Progesteron yang meningkat bisa mengendurkan dan memperlambat saluran pencernaan.

Selain itu saat hamil, janin akan menekan usus selama berkembang di dalam rahim, akibatnya bisa muncul kelebihan gas saat kehamilan.

Baca juga: Hati-hati, Ini Bahayanya jika Sering Menahan Kentut

5. Tanda intoleransi laktosa

Intoleransi laktosa bisa juga menyebabkan terjadinya kelebihan gas.

Kentut disertai sakit perut dan rasa tak nyaman bisa dikaitkan dengan intoleransi makanan.

Saat mengalami intoleransi laktosa maka tubuh tak menyerap laktosa dengan baik yang ujungnya bisa berdampak pada kentut.

Cobalah untuk menghilangkan produk susu dari diet jika kentut sangat berbau. Jika tak berhasil, cobalah untuk berkonsultasi dengan ahli medis.

6. Kentut menstruasi

Kentut juga bisa menjadi tanda menstruasi. Kentut saat menstruasi ini adalah hormonal.

Saat estrogen meningkat pada masa menjelang haid, maka rahim akan memproduksi bahan kimia seperti hormon yang disebut prostaglandin.

Jika terlalu banyak diproduksi maka bisa membuat organ lain berkontraksi termasuk usus yang akan memengaruhi kentut.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi