Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Polio: Penyebab, Gejala, Penularan dan Cara Pencegahannya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Dan76
Ilustrasi penderita penyakit polio.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menetapkan status Kejadian Luar Biasa atau KLB polio menyusul satu kasus polio di Aceh.

Kasus polio tipe 2 itu menyerang anak berusia 7 tahun, tepatnya di Kabupaten Pidie.

Diketahui, penderita polio di Aceh belum menerima vaksinasi apapun, sehingga Imunisasi Dasar Lengkap (IDL) tidak terpenuhi.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, penetapan KLB polio tetap perlu karena Indonesia sudah dinyatakan bebas pada 2014.

"Karena Indonesia sudah nyatakan eradikasi tapi ternyata ada (muncul) virus polio liar apalagi virus (polio) tipe 2 yang dianggap sudah enggak ada lagi," kata Maxi, dikutip dari Kompas.com, Sabtu (19/11/2022).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit apa itu Polio? Apa penyebab, gejala, dan cara penularannya?

Baca juga: Indonesia KLB Polio, Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Penularannya

Apa itu polio?

Poliomyelitis atau polio adalah penyakit akibat infeksi virus polio.

Dikutip dari Kemenkes, virus polio dapat berupa virus polio vaksin/sabin dan virus polio liar atau Wild Poliovirus (WPV).

Virus polio yang ditemukan juga dapat berupa Vaccine Derived Poliovirus (VDPV), yaitu virus polio vaksin/sabin yang mengalami mutasi dan bisa menyebabkan kelumpuhan.

Polio dapat menyerang semua usia, tetapi paling sering anak-anak berusia di bawah lima tahun.

Virus ini menyebar melalui makanan, air minum, dan tangan yang terkontaminasi kotoran maupun dahak atau air liur penderita.

Virus polio mulai menginfeksi manusia dengan masuk melalui mulut atau hidung.

Selanjutnya, virus ini akan berkembang biak di dalam tenggorokan dan saluran pencernaan.

Baca juga: Kronologi Penemuan Kasus Polio di Aceh hingga Jadi KLB

Gejala polio

Dilansir dari Kompas.com, gejala polio bervariasi, mulai dari ringan hingga berat.

Bahkan pada kasus parah, infeksi virus polio bisa menyebabkan kelumpuhan dan kematian.

Beberapa gejala polio ringan, antara lain:

  1. Demam
  2. Perasaan lelah dan lemas
  3. Sakit kepala
  4. Mual dan muntah
  5. Kaku pada otot-otot.

Apabila menyerang sistem saraf, virus dapat menyebabkan infeksi pada otak diikuti kelumpuhan fungsi otot-otot.

Perkembangan gejala-gejala kelumpuhan berlangsung selama 3-4 hari, dengan gejala meliputi:

  1. Nyeri otot yang sangat berat
  2. Kekakuan pada daerah leher dan tulang belakang, dengan atau tanpa kelumpuhan
  3. Kesulitan menelan
  4. Kesulitan bernapas.

Pada sekitar 2-3 persen penderita polio, virus polio menyerang sistem saraf, sehingga menyebabkan kelumpuhan kaki, tangan, dan pernapasan.

Dari semua penderita yang mengalami kelumpuhan, sekitar 2-5 persen kasus bisa mematikan dan setengahnya bisa mengalami kelumpuhan permanen.

Adapun untuk mendiagnosis polio, perlu pemeriksaan lengkap termasuk pengambilan swab dari tenggorokan.

Selain itu, dokter juga akan mengambil sampel kotoran penderita untuk dites. Apabila gejala kelainan saraf ditemukan, maka perlu melakukan tes terhadap cairan otak penderita.

Baca juga: Gejala Polio di Aceh, Pasien Alami Demam hingga Tanda Kelumpuhan di Kaki Kiri

Cara pencegahan polio

Penularan virus polio melalui percikan air liur, dahak, atau kotoran penderita, sehingga pencegahan juga mengarah pada hal tersebut.

Kemenkes menyebutkan, pencegahan penularan melalui kontak langsung dengan menggunakan masker bagi yang sakit maupun sehat.

Selain itu, perlu pula menerapkan sanitasi bersih termasuk buang air besar di jamban dan mengalirkannya ke septic tank.

Masyarakat juga harus memasak air dengan benar-benar sempurna, karena suhu tinggi membantu mematikan virus polio.

Sementara itu, paling penting dan efektif adalah melakukan vaksinasi atau imunisasi polio. Imunisasi polio sendiri biasanya dilakukan saat bayi atau anak-anak.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi