Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Manfaat Piala Dunia bagi Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
AFP/ALBERTO PIZZOLI
Penyerang Belandan Vincent Janssen (kiri) berduel dengan bek Senegal Pape Abdou Cisse pada laga matchday pertama Grup A Piala Dunia 2022 di Stadion Al Thumama, Qatar, Senin (21/11/2022) malam WIB.
Editor: Egidius Patnistik

PIALA Dunia 2022 mulai diselenggarakan di persada Qatar, diawali Ghanim al Muftah melantunkan ayat suci Al Quran disusul pertandingan kesebelasan Qatar melawan kesebelasan Ekuador.

Seperti sudah diduga sebelumnya, akibat kalah jauh dalam pengalaman, tuan rumah terpaksa menyerah, digunduli tamu rumah dengan skor 2 - 0. Itu pun naga-naganya kesebelasan tamu rumah masih punya nurani sopan santun serta belas kasih maka menahan diri demi tidak lebih banyak memasukkan bola ke gawang tuan rumah.

Di atas kertas memang Ekuador di atas angin sementara Qatar memang di bawah angin. Kehadiran di Piala Dunia 2022 merupakan yang keempat setelah tiga kali Ekuador ikut berlaga, sementara Qatar belum pernah.

Baca juga: Piala Dunia 2022: Kisah Inspiratif Ghanim Al-Muftah, Bangkit Berjuang dengan Keterbatasan

Dalam pertarungan memperebutkan Piala Dunia, Ekuador bahkan pernah mengalahkan raksasa sepakbola seperti Kroasia dan Polandia serta seri melawan dua kali juara Piala Dunia Prancis.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sementara Qatar bisa ikut serta di Piala Dunia tanpa perlu babak-belur melalui babak prakualifikasi sebab resmi terpilih oleh FIFA untuk menjadi tuan rumah World Cup 2022.

Terinspirasi Qatar bisa ikut berlaga di Piala Dunia tanpa prestasi sepak bola, maka saya ngotot menyarankan Indonesia gigih berjuang melalui jalur birokratis-diplomatis agar terpilih oleh FIFA menjadi tuan rumah penyelenggara Piala Dunia. Jika Qatar bisa, Indonesia juga harus bisa!

Selain dihantui kemelut korupsi internal dewan pengurus FIFA, suasana penyelenggaran Piala Dunia 2022 juga dirundung awan kelabu tuduhan pelanggaran hak asasi manusia. Puluhan pekerja migran tewas dalam pembangunan infrastruktur terkait penyelenggaraan World Cup di Qatar oleh Qatar untuk dunia.

Kekhawatiran bahwa ada Pekerja Migran Indonesia (PMI) jatuh sebagai korban tertepis oleh penjelasan sahabat saya yang bekerja sebagai pimpinan departemen human resource perusahaan minyak bumi di Qatar, Sigit Hadiawan. Menurut Sigit, tidak ada pekerja Indonesia yang jadi korban sebab mayoritas PMI bekerja bukan sebagai pekerja konstruksi.

PMI lebih banyak yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan karyawan hotel mewah di Qatar.

Meski Indonesia belum pernah berhasil lolos babak prakualifikasi untuk ikut berlaga, namun Piala Dunia memiliki beberapa manfaat tersendiri bagi Indonesia. Manfaat pertama dinikmati para perusahaan media elektronik, cetak, dan daring yang memperoleh kesempatan menjual kapling iklan khusus terkait Piala Dunia dengan harga istimewa setinggi langit.

Manfaat ke dua dimanfaatkan para bandar judi untuk optimal menyelenggarakan taruhan tentang siapa menang siapa kalah pada pertandingan Piala Dunia 2022. Mereka tidak terlalu khawatir ditangkap polisi sebab polisi juga manusia biasa, maka tidak ingin ketinggalan ikut bertaruh Piala Dunia.

Manfaat ke tiga adalah hiburan bagi rakyat jelata yang sedang dirundung galau dan gelisah akibat kenaikan harga pangan secara luar biasa meroket akibat Rusia menyerbu masuk Ukraina pada masa pagebluk Covid-19 masih berlanjut.

Baca juga: Lionel Messi: Kesempatan Terakhir Piala Dunia

Manfaat ke empat adalah Piala Dunia 2022 mandraguna sebagai pengalihan perhatian masyarakat dari kemelut politik yang sudah mulai memanas meski sebenarnya saat penyelenggaraan Pemilihan Umum 2024 masih cukup lama.

Sayang setriliun sayang, Piala Dunia cuma terselenggara pada kurun waktu relatif singkat, tidak sampai satu bulan. Maka, setelah 22 manusia saling sibuk bersaing menggiring lalu menendang atau menyundul sebuah bola masuk ke gawang lawan usai, seluruh masyarakat dunia termasuk Indonesia juga terpaksa keluar dari alam hiburan sejenak yang menyenangkan untuk kembali menghadapi kenyataan berkepanjangan yang kurang menyenangkan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi