KOMPAS.com - Jumlah korban jiwa akibat gempa 5,6 magnitudo yang mengguncang wilayah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar) dan sekitarnya pada Senin (21/11/2022) siang terus bertambah.
Update gempa Cianjur terbaru hingga Selasa (22/11/2022) pukul 09.55 WIB, dilaporkan sebanyak 103 orang meninggal dunia.
Kepala Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, mayoritas warga meninggal karena tertimpa reruntuhan bangunan yang ambruk saat peristiwa terjadi.
"Selain itu, 31 orang masih dilaporkan hilang. Pencarian masih terus dilakukan hingga hari ini," ujarnya, seperti dalam rilis yang diterima Kompas.com, Selasa (22/11/2022) siang.
Selain 103 orang meninggal dunia, total korban luka akibat gempa Cianjur sebanyak 377 orang, dan setidaknya 7.060 jiwa mengungsi.
Baca juga: Mengapa Gempa Cianjur Bisa Sebabkan Banyak Korban? Ini Kata BNPB dan BMKG
Update gempa Cianjur, Selasa (22/11/2022)
Berikut rincian update data korban pascagempa Cianjur pada Selasa, 22 November 2022 pukul 09.55 WIB.
Total korban jiwa
- 103 orang meninggal dunia
- 31 orang hilang
- 377 orang luka-luka
- 1 orang luka berat
- 1 orang luka sedang
- 11 orang luka ringan
- Sekitar 661 KK terdampak
- Sekitar 1.128 KK/7.064 jiwa mengungsi
- 103 orang meninggal dunia di Kecamatan Cilaku Ds. Rancagoong, Kecamanatan Cianjur Ds. Limbangansari, dan Kecamatan Cugenang
- 31 orang hilang
- 377 orang warga luka-luka
- 1.120 KK/7.060 jiwa mengungsi
- 1 orang luka sedang
- 1 KK/5 jiwa terdampak
- 641 KK terdampak
- 8 KK mengungsi
- 1 orang luka berat
- 9 orang luka ringan
- 19 KK/78 jiwa terdampak
- 1 KK/4 jiwa mengungsi
- 2 orang luka ringan
Baca juga: Sesar Cimandiri dan Sejumlah Sumber Gempa Lain di Jabar dan Jakarta
Kerusakan infrastruktur akibat gempa Cianjur
Sementara untuk kerusakan infrastruktur tercatat sebanyak 3.075 rumah rusak ringan, 33 unit rumah rusak sedang, dan 59 rumah rusak berat.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat masih terus melakukan pendataan terkait jumlah korban jiwa, kerusakan infrastruktur, lokasi pengungsian, dan kebutuhan mendesak.
Berikut rincian data kerusakan infrastruktur menurut catatan BNPB:
Total kerusakan infrastruktur- 3.075 unit rumah rusa ringan
- 59 unit rumah rusak berat
- 33 unit rumah rusak sedang
- 17 unit rumah rusak
- 641 unit rumah terdampak
- 5 unit fasilitas kesehatan rusak
- 7 unit gedung perkantoran rusak
- 13 unit fasilitas pendidikan rusak
- 5 unit fasilitas ibadah rusak
- 6 unit fasilitas pendidikan terdampak
- 10 unit fasilitas ibadah terdampak
- 1 unit ruko rusak
- 2 unit jembatan rusak
- 2 titik ruas jalan nasional dan jalan kabupaten tertimbun longsor
- 2.835 unit rumah rusak ringan
- 2 unit rumah rusak sedang
- 2 unit rumah rusak berat
- 5 unit fasilitas kesehatan rusak
- 6 unit gedung perkantoran rusak
- 13 unit fasilitas pendidikan rusak
- 5 unit fasilitas ibadah rusak
- 1 unit ruko rusak
- 2 unit jembatan rusak
- 2 titik ruas jalan nasional dan jalan kabupaten tertimbun longsor
- 15 unit rumah rusak ringan
- 3 unit rumah rusak sedang
- 641 unit rumah terdampak
- 225 Unit rumah rusak ringan
- 27 unit rumah rusak sedang
- 57 unit rumah rusak berat
- 6 unit fasilitas pendidikan terdampak
- 10 unit fasilitas ibadah terdampak
- 1 unit rumah rusak
Abdul menjelaskan, bangunan yang berstatus rusak berat artinya bangunan tersebut tidak bisa ditempati sama sekali.
Sedangkan, bangunan yang berstatus rusak ringan artinya dapat ditempati dengan atau tanpa perbaikan. Misalnya, rusak bagian terasnya saja.
Baca juga: Update Gempa Cianjur, Sesar Cimandiri, dan Rekomendasi BMKG...