Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Bangun Rumah Tahan Gempa, Apa Saja Komponennya?

Baca di App
Lihat Foto
Dok BPBD CIANJUR
Kerusakan akibat gemba Cianjur, Senin (21/11/2022).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan pentingnya membangun rumah yang aman atau tahan terhadap gempa.

Hal itu disampaikan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono.

"Rumah tahan gempa atau aman gempa adalah satu-satunya solusi dalam mitigasi gempa," ujarnya, saat dihubungi Kompas.com, Selasa (22/11/2022).

Baca juga: UPDATE Gempa Cianjur: 103 Orang Meninggal Dunia, 377 Luka-luka, dan 31 Orang Hilang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa saja komponen dalam membangun rumah tahan gempa?

Komponen rumah tahan gempa

Dilansir dari laman inarisk.bnpb.go.id, persyaratan pokok tahan gempa merupakan panduan praktis dalam pembangunan bangunan gedung sederhana satu lantai dengan fungsi hunian.

Pemenuhan persyaratan pokok tahan gempa bertujuan untuk mewujudkan bangunan rumah tinggal tunggal yang lebih aman terhadap dampak kerusakan yang diakibatkan oleh gempa.

Persyaratan pokok tahan gempa meliputi:

Baca juga: Mengapa Gempa Cianjur Bisa Sebabkan Banyak Korban? Ini Kata BNPB dan BMKG


1. Bahan bangunan

Bahan bangunan yang digunakan dalam pembangunan bangunan tahan gempa harus berkualitas baik dan proses pengerjaan yang benar.

Bahan bangunan yang dimaksud meliputi beton, mortar, batu pondasi, batu bata, dan kayu.

Yang harus diperhatikan dalam membuat campuran beton, yakni dengan perbandingan semen: 2 pasir: 3 kerikil: 0,5 air.

Perlu diperhatikan penambahan air dilakukan sedikit demi sedikit dan disesuaikan agar beton dalam keadaan pulen (tidak terlalu encer dan tidak terlalu kental).

Ukuran kerikil yang baik maksimum 20 mm dengan gradasi yang baik.

Lalu, semen yang digunakan adalah semen tipe 1 yang berkualitas sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

Baca juga: Status Tanggap Darurat Gempa Cianjur dan Update Kerusakannya...

Campuran voulme mortar memiliki perbandingan 1 semen: 4 pasir bersih: air secukupnya.

Pasir yang digunakan sebaiknya tidak mengandung lumpur karena lumpur dapat mengganggu ikatan dengan semen.

  • Batu pondasi:

Pondasi terbuat dari batu kali atau batu gunung yang keras dan memiliki banyak sudut agar ikatan dengan mortar menjadi kuat

  • Batu bata:

Batu bata yang digunakan harus memenuhi syarat:

- Bagian tepi lurus dan tajam
- Tidak banyak retakan
- Tidak mudah patah
- Dimensi tidak terlalu kecil dan seragam.

Baca juga: Sesar Cimandiri dan Sejumlah Sumber Gempa Lain di Jabar dan Jakarta

Selain itu, batu bata yang baik akan bersuara lebih denting ketika dipukul satu sama lain.

Sebelum batu bata dipasang, lakukan perendaman bata sekitar 5-10 menit hingga tercapai penuh permukaan kering pada bata.

Kemudian dikeringkan sebelum direkatkan dengan mortar.

Hal ini dilakukan agar tingkat penyerapan bata terhadap air campuran mortar tidak terlalu cepat, karena pengeringan yang terlalu cepat mengakibatkan ikatan menjadi kurang kuat.

Batu bata yang baik pada saat direndam tidak banyak mengeluarkan gelembung dan tidak hancur.

  • Kayu:

Kayu yang digunakan harus berkualitas baik dengan ciri-ciri:

- Keras
- Kering
- Berwarna gelap
- Tidak ada retak
- Lurus.

Baca juga: Update Gempa Cianjur, Sesar Cimandiri, dan Rekomendasi BMKG...

2. Struktur utama

Struktur utama bangunan rumah tinggal tunggal terdiri dari:

  • Pondasi
  • Balok pengikat/sloof
  • Kolom
  • Balok keliling/ring
  • Struktur atap
  • Dinding.

Proses konstruksi struktur utama harus memperhatikan ketepatan dimensi dan melalui metode yang benar.

Baca juga: Selain Sesar Cimandiri, Ada Sejumlah Sumber Gempa Lain di Jabar dan Jakarta yang Patut Diwaspadai

3. Hubungan antar-eleman struktur

Seluruh elemen struktur bangunan tahan gempa harus menjadi satu kesatuan sehingga beban dapat ditanggung dan disalurkan secara proporsional.

Struktur bangunan juga harus bersifat daktail/elastis sehingga dapat bertahan apabila mengalami perubahan bentuk pada saat terjadi gempa.

Hubungan antar-elemen struktur bangunan rumah tinggal tahan gempa terdiri dari:

  • Hubungan antara pondasi dengan balok pengikat/sloof

Untuk menghubungkan pondasi ke balok pengikat/sloof ditanam angkur besi dengan jarak paling jauh tiap angkur adalah 1 meter.

  • Hubungan antara balok pengikat/slooff dengan kolom

Pada hubungan antara balok pengikat/sloof dengan kolom, tulangan kolom diteruskan dan dibengkokkan ke dalam balok pengikat/sloof dengan "panjang lewatan" paling pendek 40 x diameter tulangan atau 40 cm (40 dikali 10 mm).

Baca juga: Gempa M 5,6 Cianjur Hari Ini, Apakah Terkait Aktivitas Gunung Gede?

  • Hubungan antara kolom dengan dinding

Antara kolom dan dinding dihubungkan dengan pemberian angkur setiap 6 lapis bata. Penggunaan angkur dengan diameter 10 mm dan panjang minimal 40 cm.

  • Hubungan antara kolom dengan balok keliling/ring

Pada hubungan antara kolom dengan balok keliling/ring, tulangan kolom diteruskan dan dibengkokkan ke dalam balok keliling/ring dengan "panjang lewatan" paling pendek 40 x diameter tulangan atau 40 cm (40 dikali 10 mm).

  • Hubungan antara balok keliling/ring dengan kuda-kuda kayu

Pada hubungan antara kolom dengan balok keliling/ring, tulangan kolom diteruskan dan dibengkokkan ke dalam balok keliling/ring dengan "panjang lewatan" paling pendek 40 x diameter tulangan atau 40 cm (40 dikali 10 mm).

Baca juga: Riwayat Gempa Besar di Sesar Cimandiri dan Peringatan untuk Jalur Kereta Cepat

  • Angkur gunung-gunung

Dalam pasangan bata pada gunung-gunung diberi angkur setiap 6 lapis bata. Penggunaan angkur dengan diameter paling kecil 10 mm dan panjang minimal 40 cm.

4. Pengecoran beton

Pengecoran beton baik pada kolom maupun balok harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

  • Pastikan cetakan/bekisting benar-benar rapat dan kuat/kokoh
  • Pada pengecoran kolom dilakukan secara bertahap setiap 1 meter
  • Pada saat pengecoran harus dipastikan adukan di dalam cetakan padat dan tidak berongga untuk menghindari ada bagian yang keropos
  • Pelepasan cetakan/bekisting paling sedikit 3 hari setelah pengecoran.

Untuk mempermudah pelepasan cetakan dapat menggunakan minyak yang dilumurkan ke permukaan cetakan.

Baca juga: Apa Itu Sesar Cimandiri? Diduga Penyebab Gempa Cianjur M 5,6 Hari Ini

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: 10 Gempa Terdasyat di Dunia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi